Tidak menulis selama berhari-hari, rasanya jari-jari kaku dan rasa malas semakin melanda. Rasanya hati ini kosong, tetapi pada dasarnya bertolak belakang dengan isi kepala, karena begitu banyak hal yang mesti disuarakan melalui tulisan.
Terakhir saya menulis dan posting di EduBlast Sains tentang Kerang Mutiara Air Tawar, rangkaian tulisan tentang hewan-hewan yang berumur panjang hingga ratusan tahun lamanya. Tulisan itu juga adalah draf yang telah berbulan-bulan mangkrak di laptop.
Kali ini, saya mau menulis curhat dahulu, tulisan yang paling gampang diurai karena menyangkut diri sendiri yang tidak perlu riset segala macam.
Cukuplah mengingat-ingat peristiwa yang telah dilalui sembari merenung, apakah ini pantas diposting atau tidak?
Karena sekalipun itu tulisan tentang diri sendiri, mesti bijaksana juga memilah demi menghindari kesalahpahaman dari orang lain, terutama netizen yang kadang merasa kesenggol padahal tidak bermaksud menyenggol.
Seperti kata pepatah, “the pen is mightier than the sword” (pena lebih tajam daripada pedang). Jika pedang dapat menembus kepala satu orang, maka pena yang diibaratkan sebagai tulisan akan dapat menembus banyak kepala, bisa sampai jutaan, tergantung sebanyak berapa orang yang membacanya.
Maka perlu kehati-hatian dalam menulis apa pun. Baiklah, mari kita mulai menulis curhat, hihihi.
Repotnya Mengemas Pakaian; Persiapan Umroh Syawal
Salah satu penyebab saya rehat menulis adalah persiapan melaksanakan umroh Syawal, yaitu mulai dari mengurus perpanjangan paspor yang telah habis masanya, pengambilan koper hingga packing atau mengemas pakaian yang mau dibawa saat umroh.
Selain persiapan lahiriah, saya dan suami juga belajar lebih giat lagi demi persiapan spiritual dan mental dalam menjalankan ibadah umroh, karena kali ini saya dan suami pergi berdua saja.
Katanya, kalau pergi berdua pasangan, godaannya lebih banyak dibanding perginya ramai-ramai atau tidak bersama pasangan, wallahualam bissawab.
Seperti pada umumnya kaum perempuan (mungkin saya saja kali yah?) bahwa setiap mau bepergian, proses packing itu adalah pekerjaan yang sulit dan paling menyita waktu.
Misalnya, pada hari pertama, saya memilih dan memilah pakaian apa saja yang akan dimasukkan dalam koper. Wah, itu perkara gampang rasanya. Cukup keluarkan baju dari lemari lalu susun dalam koper sembari menghitung, hari pertama pakai ini dan itu, hari kedua ini lagi dan seterusnya.
Ternyata tidak semudah itu, karena sejurus kemudian, nampak koper menggelembung padahal belum memasukkan pakaian dalam, kaus kaki dan perintilan lainnya. Yaah, mesti dibongkar isi koper ini, lalu susun-susun lagi.
Hari Kedua, masih kegiatan yang sama. Beberapa pakaian disingkirkan untuk memberi ruang printilan lainnya, mulai dari pakaian dalam, jilbab, mukena hingga sarung.
Oh yah, saya lebih sering bawa sarung dibanding bawa handuk sebagai peralatan mandi, berhubung jiwa ndeso masih melekat dalam diri saya, wkwkwk.
Sebab lain saya lebih suka bawa sarung dibandingkan bawa handuk, karena sarung lebih tipis dan gampang kering.
Selain itu, bawa sarung juga buat jaga-jaga, jangan sampai nanti di hotel tidak disediakan handuk atau handuknya tidak sesuai dengan jumlah penghuni kamar.
Alhamdulillah semuanya sudah masuk koper, tapi kelihatannya koper masih menggelembung yah?
Bagaimana nanti kalau mau belanja di sana, yaaah minimal beli abaya satu, dua, tiga lembar? Disimpan di mana?
Wah, mesti kurangi lagi deh isi kopernya.
Hari ketiga, saya keluarkan beberapa lembar pakaian. Daster dikurangi, cukup tiga lembar saja, lalu jilbab diganti dengan warna hitam dan putih saja agar cocok dengan semua baju. Intinya, koper dibongkar lagi, hahaha.
Yaaah begitulah, kegiatan bongkar pasang ini berlangsung sampai H-2 padahal ini bukan perjalanan umroh yang pertama, tapi masih juga suka galau saat packing. Yang pasti ada beberapa pertimbangan saat menentukan barang apa saja yang akan dibawa saat umroh.
Insyaallah pada postingan berikutnya akan saya tulis daftar barang yang mesti dibawa saat umroh. Semoga diberi kemudahan dalam menuliskannya nanti, doakan yah.
Demikian tulisan curhat saya kali ini, saya akhiri dengan ucapan, nun walqalami wama yasthurun. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 21 Mei 2024
Dawiah
Post a Comment