--- Day6: Selama tahun 2023 Apa saja yang Paling Membahagiakan?---
Hai, Februari!
Agak telat menyapa, soalnya menjelang akhir Januari saya sibuk dengan rencana membuat tantangan untuk diri sendiri. Padahal kerjaan tidak kurang-kurang, ini malah bikin rencana kerjaan lagi, wkwkwk.
Tiba-tiba saja saya ingin menantang diri sendiri dengan menulis selama satu bulan, kebetulan momennya tepat pada tahun ini yaitu tahun Kabisat. Tadinya saya hanya mau menulis tanpa tema tertentu, tetapi sepertinya menulis sesuai tema bagus juga. Maka sibuklah saya mencari tema.
1 Februari saya berhasil menulis dan menaklukkan tantangan itu sekalipun hanya pengumuman tentang tema apa yang akan saya tulis untuk 29 hari ke depan. Hari ke-2 hingga hari ke-3 berjalan mulus, saya menulis sesuai tema.
Nyatanya baru hari ke lima saya ngos-ngosan, eh bukan ding… kepala saya yang nyut-nyutan tidak karuan akibatnya saya tidak bisa mengajar, celakanya itu berlanjut hingga esoknya. Jadi dua hari saya tidak bisa menjalankan tugas.
Senin semestinya saya sambut dengan suasana hati yang menyenangkan tapi situasi berubah jadi muram karena si nyut-nyutan itu. Maka jadilah saya di rumah seharian, baring sambil menikmati sakit kepala. Menjelang sore perlahan-lahan kepala mulai ringan sedikit dan saya sempatkan meneruskan draf tulisan untuk memenuhi tantangan hari ke-5. Alhamdulillah berhasil posting.
Sayangnya sakit kepala datang lagi keesokan harinya. Mungkin karena keasyikan di depan laptop sehingga otak di kepala saya protes.
Pada hari itulah saya betul-betul gagal menaklukkan tantangan ini.
Kemarin saya gagal, tapi hari ini tidak boleh gagal lagi apalagi saya sudah sehat, alhamdulillah dan sudah bisa kembali mengajar. Bismillah.
Tahun 2023 telah sebulan lebih kita lewati, jika ditanyakan apa yang paling membahagiakan saya, agak susah dijawab. Bukan tidak pernah bahagia sepanjang tahun kemarin yah, tetapi saya agak susah dengan kata “paling” itu.
Alhamdulillah banyak kejadian-kejadian kecil yang membahagiakan, tetapi sayangnya ditutup dengan kesedihan yang sampai saat ini, jika mengingatnya kembali menorehkan kesedihan.
Bagaiaman tidak, menjelang akhir tahun 2023 keluarga kami kehilangan orang tua yang tinggal satu-satunya itu, yaitu mama yg berpulang pada akhir bulan September.
Awal Januari 2023 saya masih menikmati sisa-sisa liburan di Jakarta. Sebenarnya tidak full liburan melainkan menemani Ami cek-cek barang untuk jualannya dan menurut saya ini sungguh membahagiakan, Menimmati liburan bersama si sulung dan istrinyta juga bersama Ami. Jalan-jalan di beberapa tempat di Jakarta lalu ke Bandung.
Sisa-sisa kekesalan, kegundahan pada tahun sebelumnya masih terasa dan cukup sulit saya lupakan. Seingat saya, baru kali ini saya merasakan kemarahan dalam hati yang lumayan berat untuk dihapus.
Sekalipun itu bukan yang pertama saya dikhianati, dibohongi oleh orang yang saya anggap dekat, tetapi saya bisa mengacuhkannya karena orang yang saya anggap dekat itu sesungguhnya bukan orang yang dekat-dekat amat.
Sudahlah, mari fokus ke hal-hal bahagia saja. Yang namanya bahagia, sekecil apa pun itu, wajib kita syukuri. Jadi, apa yang paling membahagiakan sepanjang tahun 2023?
Silaturahim Masih Terjalin Indah
Tidak ada kegundahan yang paling meresahkan hati selain terputusnya silaturahim. Alhamdulilah hubungan silaturahim saya dengan saudara dan keluarga besar masih terjalin dengan baik. Kalaupun ada silang pendapat, masih bisa didiskusikan bahkan dibicarakan yang diselingi dengan bercanda.
Terjaganya Ukhuah
Kata Ustaz Khalid Basalamah, silaturahim berasal dari kata sila yang berarti hubungan dan rahim artinya darah, jadi silaturahim berarti hubungan darah. Jadi bahasa silaturahim digunakan untuk yang punya hubungan kekerabatan dengan kita.
Sedangkan hubungan dengan di luar ikatan kekerabatan disebut ukhuah, yaitu hubungan persaudaraan di dalam Isalm.
Alhamdulillah, jalinan ukhuah dengan teman-teman alumni SMA, dengan saudara-saudara di organisasi ‘Aisyiyah, dengan teman mengajar bahkan dengan mantan siswa saya masih terjalin dengan indah.
Misalnya, memenuhi undangan dari teman-teman yang merupakan salah satu bentuk ukhuah. Menghadiri pertemuan organisasi, dan sebagainya.
Sehat Jasmani dan Ruhani
Kebahagiaan lain yang patut disyukuri adalah nikmat sehat. Sampai saat ini, kami masih diberi kesehatan. Kalaupun sepanjang tahun 2023, kadang diberi sakit, tetapi masih bisa ditolerir dan disembuhkan dengan istirahat yang cukup. Semoga ke depan, kita semua masih dianugerahi kesehatan. Amin.
Meresapi Nikmat Iman
Jika manusia masih diberi kesehatan untuk beribadah, masih diberi nikmat iman, maka itu berarti Allah subhanahu wata’ala masih memberikan cinta-Nya kepada kita.
Cinta-Nya adalah sesuatu yang paling didambakan manusia. Apabila masih bisa merasakan “belaian kasih sayang-Nya” maka itu adalah kunci bahagia yang sesungguhnya. Apalah arti badan sehat, uang berlimpah, dan kehidupan yang nampak tenang, jika tidak bisa merasakan nikmatnya kasih sayang Ilahi.
Alhamdulillah, selama tahun 2023 lalu, saya masih bisa merasakan kesejukan hati manakala melakukan ibadah. Maka tak salah kalau kita selalu berdoa agar Dia tidak menjauhi kita.
Demikianlah bentuk-bentuk bahagia versi saya sepanjang tahun 2023. Kebahagiaan yang sesungguhnya tanpa memedulikan hal yang berhubungan dengan dunia semata. Maka sangat pantas kita berdoa kepada Allah agar selalu diberi nikmat iman dan nikmat sehat agar ke depan kita makin pandai bersyukur.
#Tulisan ini adalah bagian dari Tantangan Menulis 29 hari tahun kabisat 2024, di mana saya menantang diri sendiri untuk menulis sesuai tema.
Makassar, 7 Februari 2024
Dawiah
Post a Comment