Jangan Baper Jika Dikritik
Setiap kali melihat tulisan "terimah kasi" atau "terimah kasih" saya selalu tergerak untuk mengingatkan penulisnya, terutama jika itu ditulis oleh anak-anak saya, siswa-siswa saya maupun sekelompok anak muda yang saya merasa memiliki ikatan emosi dengan mereka.
Bukan tanpa sebab mengapa kata yang typo itu sangat membekas dalam ingatan saya.
Sekitar tahun 1984 saat saya masih mahasiswi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang, sekarang Universitas Negeri Makassar (UNM).
Saat itu, saya datang menghadap kepada dosen Fisika untuk mengumpulkan tugas makalah. Baru buka halaman pertama beliau langsung mencoretnya lalu berkata “perbaiki!”
Sungguh repotnya memperbaiki makalah saat itu sebab masih menggunakan mesin tik. Akhirnya saya baca berulang-ulang lalu mengganti beberapa halaman yang serasa kurang pas.
Esoknya saya kembali menghadap kepada beliau dengan membawa revisi makalah. Pak dosen mengernyitkan alis.
"Ananda belum menemukan kesalahan makalah ini yah?"
"Isinya sudah benar, tetapi ada penulisannya yang salah."
Lalu beliau melingkari kata “terimah kasi” di halaman kata pengantar lalu berkata, “ini saja yang salah, seharusnya ditulis “terima kasih” kata terima tidak menggunakan huruf H
Oh alaaa… hanya gara-gara satu huruf, saya mesti membongkar makalah yang sudah dijilid kemudian kembali mengetik dari awal.
Sejak saat itu, kata terima kasih sangat melekat dalam memori saya sehingga setiap kali menemukan tulisan “terima kasih” refleks mata fokus ke kata terima, jangan-jangan ketemu lagi nih huruf H di situ, wkwkwk.
Saya yakin kritik sebagai pembelajaran yang diberikan oleh dosen saya rahimahullah itu akan menjadi amal jariah buat beliau setiap kali saya meneruskan pembelajaran itu.
Saya pun berharap anak-anak dan siswa-siswa saya dan siapa pun yang pernah mendapatkan pembelajaran sederhana itu bisa diteruskan ke orang lain sehingga dapat dinilai oleh Allah Swt sebagai amal jariah, amin.
Tentang Kritik
Dalam KBBI, kata kritik diartikan sebagai kecaman atau tanggapan, atau kupasan yang kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian tentang kritik di atas maka kita bisa berkesimpulan bahwa mengkritik tidak selalu buruk artinya. Karena itu terkadang kata kritik diikuti dengan kata “membangun, naskah, sastra, ekstern, intern, film, dan pedas.”
Namun, ternyata tidak semua orang senang dikritik, apalagi kalau ia merasa sudah baik dan benar. Padahal merasa baik dan benar belum tentu sudah baik atau sudah benar.
Karenanya memberi kritik kepada seseorang, baik itu karyanya, perbuatannya atau keputusan yang diambil, si pemberi kritik harus hati-hati dan memperhatikan waktu dan tempatnya juga caranya.
Sekalipun itu tujuannya baik, kita tidak boleh sembarangan dan harus selalu mendahulukan adab. Sebab, jangankan mengkritik, menasihati seseorang saja harus ada adabnya.
Kalau kata Ustaz Abdul Somad, “Kalau engkau menegur orang berdua maka saat itu engkau sedang menasihati dia, tetapi ketika engkau menegur dia di depan orang ramai, maka sesungguhnya engkau sedang mempermalukan dia.”
Kata menegur ini saya mengasosiasikannya dengan mengkritik. Kalau engkau mengkritik orang di depan orang banyak maka sesungguhnya engkau sedang mempermalukannya, kecuali di tempat yang resmi dan khusus untuk acara kritik mengkritik, seperti: acara kritik film, kritik sastra atau kritik seni.
Lakukan Hal Ini Saat Mengkritik
Seperti yang saya tuliskan di atas, bahwa mengkritik seseorang atau mengkritik karya seseorang, haruslah dilakukan dengan cara-cara yang baik.
Sebagaimana yang terdapat dalam QS Ali-Imran ayat 110, bahwa kritik termasuk amar makruf nahi mungkar, perintah untuk mengerjakan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji.
Olehnya itu, Islam mengatur adab dan etika dalam memberi kritikan.
Pertama, lakukan dengan ikhlas. Niatkan untuk kebaikan tanpa didasari oleh kedengkian, kebencian atau berbagai tendensi tertentu.
Niat tulus untuk memperbaiki keadaan orang yang dikritik dan menegakkan hujjah atasnya. Jauhkan dari tujuan untuk melecehkan dan atau mencari atau mencapai posisi tertentu bagi dirinya atau kelompoknya.
Kedua, memberikan kritik disertai dengan ilmu. Kalau dalam dunia kepenulisan dikenal dengan “kritik dan saran (krisan)” maka mengkritik seseorang atau suatu kebijakan harus dilandasi dengan ilmu dan pengetahuan yang mumpuni untuk masalah yang dikritik.
Melakukan amar makruf nahi mungkar sebaiknya oleh seseorang yang berilmu atau orang alim terhadap apa yang diperintahkan dan yang dilarang.
Ketiga, sampaikan kritikan dengan cara-cara yang baik. Lakukan dengan santun dan bersikap lemah lembut. Ucapkan atau tuliskan kalimat-kalimat yang baik yang bisa menyentuh hati yang dikritik sehingga silaturahmi tetap terjalin dengan baik.
Bagaimana petunjuk teknisnya?
Saat melakukan kritik, ingatlah beberapa hal berikut ini.
Ucapkan kata “maaf” dan “Tabik”
Ingat, bahwa yang akan engkau sampaikan bisa jadi akan membuatnya tersinggung bahkan bisa menyakiti hatinya karena yang akan engkau sampaikan adalah tentang kekhilafannya. Dengan mengucapkan maaf dan tabik (permisi) sebelum memulai adalah langkah cerdas yang bisa mencairkan suasana.
Sebelum Mengkritik, Katakan Hal Baik Terlebih Dahulu
Penelitian menyimpulkan bahwa, pujian akan menguatkan seseorang menerima kritikan.
Maka sampaikan hal-hal baik mengenai dirinya, apa saja pencapaiannya juga kerja kerasnya, setelah itu barulah dikritik. Jangan langsung mengkritik, karena biasanya yang dikritik akan semakin menutup hatinya.
Sampaikan Kritikan Secara Sopan dan Lembut, Tetapi Tegas
Ini yang paling sulit, karena banyak yang tidak bisa membedakan antara sikap tegas dengan sikap keras atau kasar. Kadangkala bersikap tegas ditanggapi kasar, olehnya itu harus berhati-hati.
Ucapkan dengan nada lembut, intonasi terjaga, dan pemilihan Bahasa yang sopan, dan yang paling penting, jangan melontarkan kata-kata sindiran.
Jangan Membandingkan
Jangan sekali-sekali mengatakan,
“Si Fulan bisa begitu, kenapa kamu tidak bisa?”
Ini sama saja dengan membandingkan dengan orang lain. Hindari hal itu karena dengan membandingkan dengan orang lain akan menyebabkan yang dikritik semakin menutup diri.
Perlu diperhatikan bahwa, orang cenderung membentengi diri saat ia dibandingkan-bandingkan dengan orang lain.
Jangan Mengkritik Tanpa Memberi Solusi
Sama dengan memberi kritik dan saran. Jika mengkritik seseorang setidaknya engkau telah menyiapkan solusi atas kritikanmu. Jangan hanya pandai mengkritik, tetapi tidak bisa memberi jalan keluar atau menunjukkan jalan perbaikan.
Jangan Menyampaikan Kritik di depan Umum
Sama yang dinasihatkan oleh Ustaz Abdul Somad, bahwa jangan mengkritik, mengoreksi bahkan memberi nasihat kepada seseorang di depan orang banyak. Karena itu sama dengan mempermalukannya.
Sampaikan secara personal, hal ini dilakukan jika menyangkut pribadi yang dikritik, misalnya, cara berbicara, tulisan yang ditampilkan, dan sebagainya.
Namun, untuk ilmu pengetahuan apalagi tentang konsep ilmunya, maka harus secepatnya dikoreksi demi menjaga tersebarnya miskonsepsi.
Ucapkan Terima Kasih Pada Akhir Sesi Kritik
Ucapkan saja terima kasih tanpa perlu menyampaikan alasan kenapa dan mengapa. Cukup itu saja. Setidaknya yang dikritik merasa masih dihargai, lebih kepada perasaan personal implisit.
Penutup
Manusia adalah makhluk yang paling sering melakukan kesalahan, tetapi di lain pihak, manusia juga adalak khalifah di bumi ini. Manusia bukan malaikat yang tercipta tanpa nafsu. Maka melakukan kesalahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Namun, kadang kita tidak bisa menemukan kesalahan diri sendiri sehingga perlu orang lain untuk menemukan kesalahan kita.
Ketika kritik itu datang maka siapkanlah mental, jangan langsung baper yang bisa berujung pada putusnya silaturahmi.
Demikian, semoga bermanfaat
Makassar, 5 Agustus 2023
Dawiah
Kritik dari orang lain kalau nadanya sopan dan di saat yang tepat, ngebantu banget untuk kemajuan diri. Namun banyak orang yang kritik sengaja capet didepan banyak orang biar keliatan paling bener. Hehe
ReplyDeleteAku merasa senang kalau aku dapat kritik yang sopan dan tujuannya baik untuk aku. Aku juga senang kalau ada temenku yang mengingatkan aku kalau misalnya tulisanku salah.
ReplyDeleteSetuju sangat jangan mengkritik di depan umum. Terlebih pada jalur WAG, ataupun grup tele misalnya. Memang sebaiknya lewat japri, sehingga baik yg mengkritik dan dikritik bisa sampai maksud baiknya bukan untuk mempermalukannya
ReplyDeleteTerima kasih remindernya, mbaak. Yang jelas menegur atau mengkritik itu memang baiknya person to person sih. Jadi nggak bikin malu yang ditegur.
ReplyDeleteCuma saat ini banyak orang yang lupa adab dalam mengkritik. Dan hal-hal kaya gini ini yang berpotensi menimbulkan perpecahan atau perselisihan.
Benar, harus person to person. Jangan di depan umum karena itu hanya mempermalukan orang yang dikritik. Even maksud kita dalam menyampaikan kritik itu baik tapi kalau tanpa disertai dengan adab sama saja menjatuhkan.
DeleteSepakat mba... kritik boleh disampaikan tapi kita tetap harus menjaga sopan santun dan memperhatikan adab yang proper yaa
ReplyDeletenah terkadang orang niatnya bukan mengkritik melainkan menghina atau menjelekan namun suka berlindung dalam kalimat "dih ga bisa terima kritikan" ini sih yang menyebalkan
ReplyDeleteKritikan itu seperti pujian. Bisa bermata ganda. Di satu sisi saaat kita bisa menerimanya akan membuat diri kita lebih baik, atau sebaliknya.
ReplyDeleteAku kudu banyak belajar deh tentang mengkritik ini. Soalnya aku orangnya jarang ngasih kritik. Padahal di hati seringkali gak setuju dengan satu hal. Aku takutnya yang dikritik baper. Bisa ya kita kritik orang tapi gak bikin orang baper. Asal kita tahu caranya. Belajar yu ahhh..
ReplyDeleteSangat setuju sekali, Bunda..
ReplyDeleteKarena niat seseorang dalam memperbaiki itu mungkin ada 2 ya.. Merasa lebih baik atau ingin mempermalukan seseorang. Aku pernah juga dikritik saat di wag dan aku segera pamit untuk keluar grup.
Setelah itu, adminnya bilang "Hanya menerima anggota yang tidak baperan."
Mungkin ada kalanya orang tidak memahami letak kesalahannya meski sudah aku sampaikan mengapa aku memilih untuk keluar dari grup. Tapi mereka tetep keukeuh kasih ke aku cap "BAPERAN".
Yasudah..
Yang pasti sudah aku sampaikan secara berdua apa yang aku gak suka dan mungkin juga terjadi pada orang lain di grup tersebut.
Kalau menurut Imam Syafei mengkritisi atau menasehati itu seharusnya tidak mempermalukan caranya lebih baik tidak di depan umum. Ini adab yang paling santun dan lembut sepertinya ya Mba...
ReplyDeletesatu kalimat yang begitu berbekas namun bisa jadi amal jariah ya Bun, terima kasih, betapa dalamnya kata itu.
ReplyDeletebanyak orang mengkritik orang tanpa memikirkan adab sih ya, miris emang sih :(
Aaaak suka sekali dengan tulisannya Bunda. Terima kasih sudah mengingatkan lewat tulisan ini tentang pentingnya adab dalam mengkritik. Noted juga nih cara-cara menyampaikan kritik seperti yang dijelaskan di atas.
ReplyDeleteTerima kasih Mba atas insight nya. Btw kalo di grup penulis saya kalo cerita di awal itu ,sering kami sebutnya revisi gak disebut kritik atau lebih ke saran, hehehe atau menyampaikan aturan sebenarnya seharusnya penulisan ya begini..
ReplyDeleteTulisan yang mengingatkan dan menyentil nih. Klo aku pribadi better dikritik biar paham mana yang benardan mana salah. Terlepas dari cara mengkritiknya bagaimana sih ya its oke. Cuma emang jadi dilema ini, mengkritik di grup ya gak ilok. Mengkritik dijaprian dulu juga pernah juga jadi masalah. hahaha...
ReplyDeleteTerima kasih sudah mengingatkan tentang adab dalam mengkritik, Bunda. Iya ya, kalau menyampaikan kritik di depan banyak orang akan memeprmalukan, jadi sebaiknya secara personal diutarakan. Dan kita mesti siapkan mental, jangan langsung baper saat dikritik.
ReplyDeleteBetul sekali Bunda, mengkritik itu tetap ada aturannya. Jangan sampai yang dikritik menganggap dia dipermalukan. Harus belajar terus ya, Bun
ReplyDeleteMasya Allah, terima kasih remindernya mak... Jadi diingatkan lagi untuk lebih hati-hati dalam memberikan kritik, harus memperhatikan adab-adabnya...
ReplyDeleteKalau bisa jalur pribadi, aku lebih senang cara itu tapi adakalanya kritik harus disampaikan terbuka atau dihadapan orangnya, tapi tentunya harus dengan kalimat yang santun dan bijak karena bagaimana pun kritik penting tapi bukan memaksakan.
ReplyDeleteKritik bagi sebagian orang adalah serangan pribadi. Apa lagi kalau yang mengkritik orang lain, atau seseorang yang tidak kita sukai. Begitu pun ketika kritik diberikan secara tidak adab, sepertinya nantangin untuk berkelahi deh Mak. Tapi bagaimanapun isi kritik itu kalau disampaikan dengan santun, apa lagi disertai terima kasih, tentunya yang menerima lebih ikhlas ya. Selain ucapan terima kasih, mestinya juga disertai oleh bahasa tubuh yang mendukung ya Mak
ReplyDeleteSeringkali, aku lebih memilih diyam ketimbang mengkritik.
ReplyDeleteBukan karena gak sayang, tapi semoga ada orang lain yang mungkin ilmunya lebih baik dengan perkataan yang santun yang bisa mengingatkan.
Dan seringnya kritikan itu malah terjadi di depan banyak orang dengan nada yang pedas dan menjatuhkan. Memang ya, kita kudu beradab dalam segala hal, termasuk memberitahukan sesuatu yang benar. Jangan sampai yang kita kritiki merasa malu, minder, emosi, dan lainnya.
ReplyDeleteMengkritik itu sah-sah saja menurutku, tapi ada etikanya ya. Apalagi kalau disampaikan ke orang tersebut secara langsung, kalau bisa lebih baik dijapri misalnya. Tidak mengkritik di media sosial ya.
ReplyDeleteHanya karena kelebihan H ya mbak, keinget sampai sekarang :D. Kayaknya ini bisa juga diterapin ke anak-anak, mungkin mereka akan berbesar hati menerima dan lebih mau mendengarkan.
ReplyDeleteJadi ingat dulu pernah bikin naskah drama dan dikritik Kakak Kelas. Yang bikin kesal itu, dia gak ngasih solusi buat kita yang anak baru. Sok banget! Jadi sama adek kelas, aku gak mau kaya gitu, mungkin sampai sekarang. Kalau mau kritik, ya dengan baik, kasih masukan kalau dia mau. Kalau gak, ya udah. Gak perlu marah
ReplyDeleteTerkadang memang untuk sebagian orang kritik adalah suatu perkataan yang sulit diterima, maka dari itu ketika menyampaikan kritik harus diberikan secara beradab, agar tidak menyinggung perasaan seseorang.
ReplyDeleteNah benar ini, kebanyakan orang masih tidak terima dirinya dikritik. Padahal kritikan itu tidak selalu jelek, bahkan kadang bisa membawa perubahan baik ya mbak.
Deletememang agak nyebelin sih sama orang2 yang memberikan kritik tanpa adab, rasanya pengen pites aja gitu hahaha
ReplyDeleteMemberikan kiritkan pada orang lain iti boleh boleh aja selama disampampaikan dengan cara yang benar ya bu
ReplyDeleteBetul betul sekali manusia itu tidak ada yang sempurna, manusia kadang khilaf juga. Saling memberi kritik.menurutku bagus daripada ngedumel atau jelekin dari belakang.
ReplyDeleteMau menyampaikan kritikan itu gak bisa asal ceplas-ceplos, ya. Tetap ada aturan dan adabnya biar kritikan diterima dengan baik.
ReplyDeleteKalau aku selama kritikannya masih masuk akal dan nggak menggurui sih nggak masalah dan aku akan ngaku kalau salah. Apa lagi di dunia socmed gini, walau udah bikin konten yang baik tapi ada aja yang suka komen kritik. Yaah, memang manusia nggak ada yang sempurna. Makanya harus selalu berbesar hati.
ReplyDeleteBener banget, Mba. Saya diajarkan oleh kepsek tmo saya mengajar, kalau mau memberitahu kekurangan anak (bisa dalam hal ini mengeritik) sebaiknya kasih tau dulu kelebihannya. Karena orang indonesia blm bs menerima kritikan secara frontal. Dan seburuk apapun anak, tidak satupun ortu yang mau anaknya dijelek2an
ReplyDeleteMemang mental penerima kritik ini akan tertempa dengan baik jika dia berhasil melewati fase baper setelah di kritik. Bagi pengkritik juga mesti menerapkan ilmunya yang telah dipaparkan pada artikel ini
ReplyDeleteseni mengkritik ini memang harus dikuasai nih sama orang dewasa hari ini. apalagi di era sosmed kayak sekarang. sebaiknya sih dimulai dari diri sendiri untuk tidak mudah merendahkan orang lain
ReplyDeleteselain mengkritik, yang perlu diberikan adalah solusi. sebisa mungkin jika kita mengkritik, kita juga bisa memberikan saran
ReplyDeleteMengkritik dengan membandingkan itu dobel sebel, kalau disampaikan di depan umum. Haha...Apalagi kalau melalui medsos trus viral. Memang bener, mending disampaikan diam-diam, berdua aja, supaya engga tersinggung yah...
ReplyDeleteSetuju mba, memberi saran atau kritik tetap harus dengan adab. Adab memang harus sebelum ilmu yaa
ReplyDeleteiya mbak, sepakat banget. kritik yang membangun itu bukan membuat orang semakin down, tapi harus solutif dan memberikan jalan keluar meskipun itu tidak tersurat.
ReplyDeleteDalam menyampaikan kritik dan saran juga ada adabnya ya tidak asal menyampaikan agar yang dikritik juga tidak tersinggung
ReplyDeleteterima kasih remindernya
Terima kasih pengingatnya Mbak Marda. Saya rasa, jika kritikan sudah disampaikan sesuai dengan adab dan point penting yang Mbak Marda tuliskan di atas, rasanya tidak ada alasan untuk menerima kritikan tersebut. Toh, kita juga bukan manusia sempurna. Lain halnya jika kritikan disampaikan dengan sembarangan dan tidak menghiraukan adabnya.
ReplyDeletesetuju dengan adab dalam mengkritik. ini reminder juga untuk saya yang mungkin suka keceplosan sama orang dekat. kalau kita tidak suka dikritik di depan umum, orang lain pun begitu. setelah memberi kritik pun sebaiknya kita memberi beberapa alternatif solusi untuk masukan kepadanya.
ReplyDeleteAlhamdulillah, keren nih ilmunya. Memang benar, segala sesuatu itu harus disertai ilmunya ya. Termasuk dalam hel memberikan kritik. Terimakasih dengan paparan adab mengkritik nya ini ya
ReplyDeleteSering banget di era sosial media ini kritik menjadi ajang pelampiasan emosi seseorang. Padahal mulanya kritik itu bukan marah-marah atau makian, melainkan masukan yang berfokus pada kekurangan suatu hal.
ReplyDeleteSetuju bahwa meski interaksi di dunia maya, etika tetap dikedepankan. Karena tidak hanya lisan, tapi tulisan kita pun akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
betul bunda, banyak orang suka mengeritik tapi nggak ngasih solusi, cuma ngeritik ngeritik terus tapi nggak ngasih solusi atau penyelesaian. padahal kalo cuma ngeritik aja mah semua orang juga bisa ya bund
ReplyDelete