Bersama Atasi Perundungan
Masih belum move on dari drama Korea yang berhasil menempati urutan pertama di Netflix, apalagi kalau bukan The Glory.
Moong Don membalas sakit hatinya akibat dirundung selama bersekolah. Berhari-hari merasakan penyiksaan secara verbal dan fisik dan itu yang membuatnya menyimpan dendam bertahun-tahun.
Lalu menyusun rencana pembalasan tanpa ampun, sekalipun tidak membalas dengan tangannya sendiri. Cukup memainkan perannya sebagai guru dan rahasia-rahasia yang ia simpan bertahun-tahun.
Begitulah perundungan akan selalu membawa dampak buruk baik bagi yang dirundung maupun pelaku perundungan. Dampak buruk menimpa kesehatan fisik dan mental bahkan pada kasus yang berat, perundungan dapat memicu Tindakan yang fatal, seperti membunuh dan atau bunuh diri.
Perundungan yang dialami oleh Moong Don terjadi di dalam lingkungan sekolah, itu menggambarkan bahwa perundungan biasanya terjadi di sekolah dan pelakunya umumnya adalah siswa terhadap temannya sendiri.
Perundungan Dalam Lingkungan Sekolah
Pertengahan November tahun 2022 lalu kita dikejutkan oleh berita adanya kasus perundungan yang terjadi di salah satu SMP di Bandung. Bermula dari permainan “cek ketampanan” atau main tebak-tebakan siapa orang yang mengetuk helm yang digunakan salah seorang peserta permainan, terus berlanjut pada tindak kekerasan oleh salah seorang siswa.
Permainan ini sebenarnya menggunakan tangan dengan ketukan halus, tetapi menjadi tindak kekerasan setelah salah seorang peserta justru menggunakan kakinya untuk menendang helm yang dipakai oleh temannya.
Sebagai guru, saya pun pernah mendapatkan laporan dari orang tua tentang perundungan yang dialami anaknya, sekalipun tidak sedahsyat yang ada di drakor The Glory ataupun yang dialami oleh siswa SMP di salah satu sekolah di Bandung itu.
Sayang sekali orang tua itu baru menyampaikan keluhannya saat penerimaan rapor kelulusan sehingga saya dan pihak sekolah tidak bisa lagi mengatasi masalahnya.
Kenapa bisa lolos setelah satu tahun menjadi anak wali saya?
Karena baik siswa yang mengalami perundungan maupun temannya yang menjadi saksi saat perundungan terjadi tidak melaporkan kepada saya maupun kepada guru-guru lain.
Usut punya usut, bentuk perundungan yang dialami siswa saya itu bukan perundungan kontak fisik langsung melainkan nonverbal tidak langsung. Dia dikucilkan oleh teman-temannya karena lambat dalam menerima pelajaran. Saya menyesal terluput dari keadaan itu, karena seingat saya, anak itu baik-baik saja, walaupun tergolong anak yang penyabar dan pendiam.
Semoga dengan masifnya usaha mencegah perundungan dalam lingkungan sekolah kita tidak menemukan lagi kasus-kasus perundungan lainnya.
Sebab efek perundungan itu dapat mengancam semua orang yang terlibat, termasuk anak yang dirundung, anak pelaku perundungan, anak yang menyaksikan perundungan, bahkan sekolah dengan isu perundungan melakukan secara keseluruhan.
Perundungan Atau Bercanda?
Suatu hari saya mendapati salah seorang siswiku menangis di pojokan. Kemudian saya menanyakan keadaannya. Ternyata ia merasa diejek oleh salah seorang siswa dan teman-temannya yang lain ikut tertawa.
Ketika saya masuk kelas dan mempertanyakan pokok masalahnya, ternyata hanya persoalan nama bapak. Si pelaku memanggil temannya dengan menggunakan nama bapaknya.
“Dia memanggil saya dengan nama bapakku Ibu, lalu bertanya di mana Amir? Teman-teman lain menjawab, di kantor polisiiii.”
“lah, apa hubungannya antara nama bapakmu dengan kantor polisi?” Tanya saya sembari menahan geli.
Teman-temannya serentak menjawab, “bapaknya polisi Ibu. Cocok to kalau bapaknya ada di kantor polisi.”
“Nak…nak… apa perlu saya panggilkan bapaknya di kantor polisi agar datang menjemput kamu semua lalu dibawa ke kantor polisi?”
Kelas menjadi hening. Akhirnya teman-temannya minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Jika diamati kisah siswa saya di atas, sepertinya itu hanya bercandaan semata, tetapi bercanda yang terus menerus disertai suara ejekan sesungguhnya itu sudah termasuk perundungan.
Maka sangat penting memberi penjelasan kepada anak-anak tentang perbedaan tindakan bercanda dengan perundungan.
Dampak Perundungan
Tahukah kalian kalau perundungan itu tidak hanya memberi efek negatif bagi korban, tetapi pelaku dan penonton juga akan mengalaminya?
Dampak terhadap korban sudah pasti yang paling jelas adanya, karena bisa menimbulkan depresi, marah dan sedih.
Sedangkan dampak bagi pelaku adalah si pelaku mudah marah, bersifat agresif, tipikal memiliki watak keras. Jika dibiarkan maka si pelaku bisa menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan bisa berkembang menjadi perilaku kriminal lainnya.
Bagi penonton, jika perundungan dibiarkan tanpa tidak lanjut maka siswa bisa berasumsi bahwa perundungan adalah hal biasa dan bisa diterima secara sosial dan makin parah jika mereka merasa tidak perlu menghentikannya.
Bagaimana Mengatasi Perundungan?
Terdapat dua hal yang perlu dilakukan, yaitu usaha pencegahan dan penanganan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi).
Pencegahan
Pencegahan terjadinya perundungan diimplementasikan secara komprehensif dan terpadu, mulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam hal pencegahan melalui anak dengan memberdayakan anak agar :
- Anak mampu mengenali kemungkinan munculnya gangguan.
- Anak bisa membela diri saat terkena perundungan.
- Anak-anak dapat membantu ketika mereka melihat intimidasi berlangsung (berbagi/rekonsiliasi, mendukung teman dengan memulihkan kepercayaan, melapor ke sekolah, orang tua, tokoh masyarakat).
Pencegahan melalui keluarga yaitu meningkatkan ketahanan keluarga dan penguatan pola asuh. Antara lain:
- Memercayai nilai-nilai agama dan mengajarkan kasih sayang antar sesama
- Berikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan menunjukkan cara memperlakukan anggota keluarga.
- Membangun kepercayaan diri anak, meningkatkan keberanian dan kekuatan anak, serta mengembangkan keterampilan sosial anak.
- Ajarkan etika kepada orang lain (meningkatkan perhatian dan rasa hormat), memberikan peringatan pendidikan ketika anak melakukan kesalahan
- Libatkan anak dalam memperoleh informasi kunci dari televisi, internet dan media elektronik lainnya.
Pencegahan Melalui Sekolah
Sekolah merencanakan dan merancang program pencegahan yang menyertakan pesan kepada siswa bahwa intimidasi di sekolah tidak dapat diterima dan membuat kebijakan "anti-intimidasi".
- Menjalin komunikasi yang efektif antara guru dan siswa
- Diskusi dan ceramah tentang perundungan di sekolah
- Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman
- dan menguntungkan.
- Tawarkan untuk membantu siswa yang menjadi korban perundungan
- Menyelenggarakan pertemuan rutin dengan orang tua atau komite sekolah
Pencegahan Melalui Masyarakat
Pencegahan melalui masyarakat dengan membentuk kelompok masyarakat yang menangani perlindungan anak di tingkat desa/kelurahan (Community Integrated Child Protection atau Perlindungan Anak Terintegrasi Berbasis Masyarakat : PATBM).
Penanganan Dengan Tindakan Rekonstruksi Sosial (Rehabilitasi)
Ini adalah proses intervensi yang memberikan gambaran jelas kepada pelaku perundungan bahwa perundungan adalah perilaku yang tidak boleh dilakukan di sekolah.
Pemulihan dilakukan dengan mengintegrasikan siswa yang dirundung dan mereka yang melakukan perilaku agresif (perundungan) ke dalam komunitas sekolah bersama dengan komunitas siswa lainnya sehingga menjadi siswa yang tangguh dan anggota komunitas sekolah yang patuh dan mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Nilai-nilai inti dari pemulihan sosial ini adalah rasa hormat, pertimbangan, dan partisipasi. Prinsip yang digunakan adalah:
- Mengharapkan yang terbaik dari orang lain
- Tanggung jawab atas perilaku dan menghargai perasaan orang lain
- Tanggung jawab atas apa yang dilakukan
- Peduli terhadap orang lain.
Penutup
Apa pun alasannya, perundungan tidak bisa ditolerir. Siapa pun pelakunya, perundung harus ditindaki. Jika itu terjadi dalam lingkup sekolah, maka semua yang ada di sekolah harus turun langsung secara bersama-sama mengatasinya.
Mengatasi terjadinya perundungan harus dimulai dari proses pencegahan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Mari bergandeng tangan bersama atasi perundungan di mana pun.
Makassar, 2 April 2023
Dawiah
Alhamdulillah ya Bunda Dawiah sebagai guru sangat care ke murid2nya dan mengajari mereka agar tidak melakukan bullying.
ReplyDeleteDampak perundungan ngeri banget karena dulu saya salah satu korban Bun. Butuh bertahun2 biar pulih.
Baru kemarin aku liat video seorang ayah nangis di hadapan anaknya yang terlihat nggak sadar. Ayahnya menyesal karena terlambat "menyelamatkan" anaknya walaupun anaknya sudah bilang nggak tahan untuk terus berada di.... PESANTREN karena jadi korban perundungan.
ReplyDeleteAnak sepupuku sendiri, juga hanya bertahan sekian bulan di pesantren karena mendapatkan perlakukan gak menyenangkan dari kakak tingkatnya. Heran banget, sekolah biasa aja denger ada bullying gak habis pikir, apalagi pesantren yang berbasisnya agama!
The Glory itu aku puaaaas banget nontonnya. Walaupun ya isinya balas dendam, tapi ada evil sideku yang merasa pelaku pelonco harus dikasih pelajaran setimpal memang.
angkat topi dulu untuk bu guru dawiah yang terus berjuang untuk mencerdaskan anak Indonesia :)
ReplyDeletesekarang suka miris gak si buuu liat berita pasti ada aja pembullyan,,gak tega gitu liat2 berita kayak gini :(
Aku ga kuat nonton The Glory. Macem kayak 'ebuset separah itu ya perundungan di sana'. heuheu.
ReplyDeleteAku kayaknya bakal keras banget buat menghadapi perundungan ini sih. Yang paling utama, aku bakal mengajari anakku untuk berani melawan kalau jadi korban perundungan. Kedua, aku bakal sering berkomunikasi sama anakku, supaya anakku juga ga ada rahasia tersembunyi. Minimal kalo sudah terjadi, aku akan jadi pihak pertama yang membelanya.
Alhamdulillah Ibu sebagai guru langsung bertindak ketika nemu kasus bullying non verbal seperti itu. Saya sendiri sebagai ortu murid concern banget nih sama isu bullying ini. Meskipun anak saya ini masih TK ya, tapi waktu cari sekolah saya tanya satu-satu gimana cara mereka menangani kasus bullying. Pastinya di rumah saya juga concern banget ngasitau anak saya mana yang boleh dan tidak boleh ketika berinteraksi dengan teman.
ReplyDeleteBerangkat dari pengalaman masa kecil ya, saya pernah juga dibully secara nonverbal, nggak cuma sama teman-teman tapi sama guru juga. Sumpah sakit hati banget deh kalo diinget-inget. Makanya sekarang saya was-was banget dan selalu komunikasi dengan anak, juga pihak sekolah.
Bullying ini kulihat-lihat masih susah dipahami oleh anak-anak. Mereka seringkali gak bisa membedakan becandaan dgn bullying. Gampangnya sebenarnya kalo candaan itu kedua belah pihak terhibur, sedangkan bullying jtu ada pihak yg merasa tertekan atau terintimidasi. Jadi kalo pelaku bilang 'cuma bercanda' harus ditanyakan ke pihak yg dijadikan obyek bercanda apakah dia menganggap itu candaan atau bukan. Kalo bukan berarti masuk kategori bullying
ReplyDeletePerundungan ini masalah penting yang harus mendapat perhatian lebih dari kita semua. Jangan sampai membiarkan hal ini terjadi disekitar kita, sekecil apapun karena akan menjadi masalah besar kelak. Sudah banyak memakan korban dan sangat berbahaya karena menyerang psikis dan susah sembuh
ReplyDeleteKemarin baca berita bahwa anak yg kakinya sampai diamputasi gara2 diselengkit Ama temennya, akhirnya meninggal dunia ðŸ˜. Yg lebih bikin aku sedih, kepsek nya kok ya tega bilang itu hanya becandaan antar teman dan bukan bully ðŸ˜.
ReplyDeleteSempet bicara Ama sepupuku yg guri di salah datau smu negeri di JKT, dia paham kenapa kepsek itu ga mau mengakui bahwa itu bentuk perundungan, Krn memang sanksi ke sekolah akan sangat berat kalo tahu ada kasus begitu .
Masalahnya, sampai ada korban jiwa, dan guru tidak mengakui hanya Krn takut sekolah kena sanksi, harus kepada siapa lagi murid mau percaya. Wajar aja korbannya jadi takut utk bersuara. 😔
Aku ga paham mba, sistem yg skr seperti apa. Cuma kuatir kalo sampai anakku jadi korban juga kalo yg begini ga bisa dicegah.
Memang hrs dari keluarga dulu utk mendidik anaknya. Aku sendiri ga lupa menekankan trus ke anak2, ga boleh membully, dan harus berani lapor kalo dibully. Tapi berharap sekolah juga bisa tegas memberi hukuman ke anak yg melakukan, bukan cuma mikirin sanksi yg mereka akan dapat :(
Perundungan ini sangat bikin sedih. Selalu ada dan pasti ada di semua lingkungan. Paling deket ya sekolah. Aku dulu pernah santai-santai dengan ini. Karena kau ngerasa anak-anak aku bisa atasi. Eh ternyata, anak keduaku jadi korban. Sejak kelas 2 sampai kales 5 dipalakin temennya sambil diancam-ancam. Pamtesan dia selalu gak semangat untuk sekolah. Alhamdullah bisa teratasi akhirnya.
ReplyDeleteUntuk para orang dewasa, orang tua, guru, atau siapa pun, harus selalu waspada. Antisipasi dan segera atasi sejak bibit-bibit kecil. Karena efek perundungan ini bisa serius. Bikin trauma dan bahkan hingga bunuh diri korbannya. Nauzubillah.
Hayuk waspada dengan perundungan. Jangan sampai anak kita jadi korban atau jadi pelaku. Semoga perundungan ini segera lenyap dari kehidupan kita. Aamiin.
Akhir-akhir banyak kejadian bullying ya bun di sekolah, sedih banget bacanya. Harus lebih banyak perhatian dan koordinasi antara anak-anak, guru dan orang tua ya agar kejadian mengenaskan begini bisa dicegah..
ReplyDeleteAnak zaman sekarang aneh2 aja ya kasusnya. Baru aja semalem nonton berita anak SD korban bullying meninggal. Hiks.. Mau jadi apaa coba anak² pembully itu saat dewasanya?Miris
ReplyDeletejujur aku juga benci banget sama pembulian rasanya pengen aku kutuk.para pelaku pembulian ini ... karna aku juga merasakan dampak dari pembulian ini
ReplyDeleteKasus perundungan makin marak seiring dengan naiknya exposure kasus-kasus perundungan di sosial media ada baiknya terus dilakukan karena pihak yang berwajib menjadi lebih aktif untuk menyelidiki dan menyelesaikan kasus-kasus perundungan. Kadang harus viral dulu baru ditangani dan memang betul Kita harus mencegahnya terutama memberikan pengertian supaya anak-anak jangan sampai dirundung dari mereka kemampuan untuk beladiri dan juga berani untuk melaporkan Apabila terjadi
ReplyDeleteAku selalu inget-inget kalau becanda itu lucu kalo ada yang ketawa. Kalo becandanya uda gak ada yang ketawa, berarti itu uda keterlaluan. Tapi yaa.. zaman aku yang namanya perundungan tuh cuma manggil nama Bapak. Tapi selebihnya, kaya komentar jerawat, item, dan hal-hal yang masih wajar, gak nyampe ke fisik.
ReplyDeleteKalo kata-kata, jangankan teman ya.. dulu orangtua pun menyebut kata yang tidak pantas, banyak.
Jadi setelah dewasa, aku sadar.
Bahwa apa yang kita lakukan itu mencerminkan siapa kita dan kualitas kita di hadapan orang. Bukan masalah menang dan kalah.