Tips Sederhana Decluttering
Seberapa seringkah kamu merasa lelah karena melihat rumah yang berantakan? Merasa sudah beres-beres dengan maksimal, tetapi masih juga terasa sumpek. Ada saja barang yang berserakan dimana-mana, berantakan tidak beraturan. Dan, merasa pekerjaan rumah itu tidak ada habis-habisnya.
Saat mau beres-beres rumah secara total kita bingung mau mulai dari mana. Apakah di ruang tamu terlebih dahulu, atau di kamar tidur atau di dapur? Akhirnya tidak melakukan apa-apa atau justru membongkar seluruh bagian rumah yang berakhir dengan bertambahnya pekerjaan. Kalau sudah begitu maka tanpa disadari kita telah mengalami stres.
Ah, jangan sampai yah… Gara-gara rumah berantakan kesehatan mental kita terganggu. Jadi, apa yang harus dilakukan?
Salah satu teknik yang bisa kita lakukan agar terhindar dari stres akibat rumah berantakan adalah decluttering. Apakah itu decluttering? Teruskan bacanya yah.
Pengertian Decluttering
Decluttering mulai banyak dikenal orang saat Marie Kondo mempopulerkannya dalam bukunya yang berjudul The Lifechanging Magic of Tidying Up. Dalam buku tersebut dijelaskan kalau aktivitas merapikan rumah dengan menyimpan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi atau cenderung bikin hati tidak bahagia disebut decluttering.
Bukan hanya merapikan barang-barang atau menyimpannya, tetapi juga menyingkirkannya dari rumah, entah itu diberikan kepada orang yang membutuhkan atau sekalian dibuang.
Decluttering ibarat detoks untuk rumah kita, yaitu mengeluarkan “racun” yang mengganggu atau mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan lagi lalu menatanya agar rumah menjadi lebih lega dan lapang.
Manfaat Decluttering
Selain menjadikan rumah lebih bersih, nampak luas dan lapang, decluttering juga bermanfaat buat kesehatan mental. Setidaknya ada 4 manfaat melakukan decluttering, dikutip dari WebMD, yaitu:
Menurunkan resiko stres akibat sering melihat dan membersihkan rumah yang berantakan.
Lebih fokus saat mengerjakan sesuatu atau mencari barang tertentu.
Menurunkan resiko asma dan alergi yang disebabkan oleh debu yang menempel pada barang-barang yang menumpuk dan berceceran dimana-mana.
Dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih efektif.
Bagaimana Cara Melakukan Decluttering?
“Anda bisa mulai melakukan decluttering dari hal-hal yang kecil dulu, misalnya merapikan suatu tempat selama 5 menit perhari untuk membantu membentuk kebiasaan decluttering agar tidak terasa memberatkan.” (Dilansir dari laman Becoming Minimalist).
Saya mencoba tips di atas, tetapi saya gagal. Ternyata yang namanya konsisten itu butuh perjuangan dan doa, hahaha.
Bagaimana bisa menyisihkan waktu hanya 5 menit kalau rumah sudah terlanjur berantakan? Maka saya mencoba melakukan decluttering kecil-kecilan ala saya yang sok sibuk ini.
Memulai dari Tempat dan Area Tertentu
Tempat pertama yang akan saya rapikan adalah lemari buku, karena barang yang paling sering berantakan di rumah saya itu adalah buku. Buku-buku lama dan sudah usang saya singkirkan dan masukkan dalam dus lalu saya tawarkan kepada keluarga yang mau menampungnya.
Lalu saya mulai menyusun sedemikian rupa agar semua buku yang sekiranya saya perlukan nampak jelas dan setidaknya judul bukunya bisa terbaca. Langkah ini memudahkan kita untuk menemukan buku yang ingin kita baca.
Area berikutnya adalah dapur. Di sini saya membuang barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, seperti penutup panci dan penutup toples yang sudah tidak memiliki pasangan hidup lagi, mungkin pancinya bocor dan toplesnya pecah sementara penutupnya masih awet.
Area ketiga adalah kamar tidur. Di kamar tidur selain tempat tidur ada juga meja kerja, lemari pakaian, lemari hias dan rak tempat menyimpan jilbab dan pakaian dalam. Di sini, tempat tidur dan meja kerja cukup rapi jadi aman.
Namun, rak jilbab, lemari hias dan lemari pakaian yang perlu diperhatikan. Ada apa di dalam sana? Nah, dari rak jilbab saya berhasil menyingkirkan beberapa jilbab instan yang sudah lama tidak terpakai. Demikian pula dari lemari hias, saya mendapatkan beberapa pernak-pernik yang sudah tidak terpakai.
Area berikutnya adalah ruang tengah. Di sini, lagi-lagi terdapat rak buku yang berisi buku-buku lama dan kertas-kertas foto copyan.
Berhubung kegiatan decluttering ini baru saya mulai dalam dua pekan ini maka masih ada area lain yang belum tersentuh, yaitu area di lantai atas. Semoga pekan depan proses decluttering sudah bisa berpindah ke area itu.
Menyingkirkan Satu Barang Tidak Terpakai Setiap Hari
Langkah ini saya mulai terapkan sejak pertama kali memutuskan proses decluttering. Setiap hari, tanpa berfokus ke area tertentu saya menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Yang masih bisa dipakai orang lain, saya donasikan sedangkan yang sudah tidak layak pakai langsung masuk tong sampah.
Langkah ini cukup efektif mendetox rumah dan pikiran saya. Bagaikan membuang racun-racun dalam tubuh, sedikit demi sedikit tetapi dilakukan secara konsisten.
Menyediakan Kotak Tempat Menyimpan Barang
Saat melakukan decluttering, tidak semua barang serta merta dibuang atau didonasikan. Biasanya ada barang yang masih kita butuhkan ada juga barang yang perlu diperbaiki. Olehnya itu, kita membutuhkan beberapa kotak.
Setiap kotak sebaiknya diberi label sesuai fungsinya. Misalnya, kotak tempat menyimpan barang yang akan didonasikan, kotak untuk menyimpan barang yang masih dibutuhkan, kotak tempat menyimpan barang yang akan diperbaiki.
Untuk barang yang akan dibuang, saya langsung membuangnya di tong sampah.
Demikian tips sederhana saya dalam decluttering rumah.
Satu hal yang penting dalam melakukan langkah decluttering adalah kita harus pandai-pandai menyortir barang dan memiliki sifat tega. Tega membuang barang kenangan yang sudah tidak berfungsi dan tidak layak pakai.
Decluttering memang tidak mudah, tetapi dengan melakukan langkah-langkah yang sederhana dan teratur akan memudahkan kita melakukannya. Lakukanlah dengan tenang dan bergembira, jangan men- decluttering rumah jika kamu sedang galau dan STRONG (stres tak tertolong).
Selamat bersih-bersih rumah yah.
Makassar, 1 Maret 2023
Dawiah
Aku juga begini
ReplyDeleteApalagi masuk kontrakan baru artinya banyak yang perlu dibuang karena menambah yang baru
Wah, yang menyingkirkan satu barang tidak terpakai setiap hari lumayan bisa jadi masukan baru sih. Soalnya kalau aku biasanya langsung milih-milih dan langsung banyak gitu lho sekali decluttering.
ReplyDeleteKalau dicicil kayanya oke juga ya, hmm
Waaah...baru tau akronim strong sebagai stres tak tertolong...hahaha, makasih bundaaa. Ogah ah kalau strong yang ini sih.
ReplyDeleteterima kasih juga utk tips declutteringnya. Memang kalau bersih2 total tuh harus tegaaaa. Kalau di hari2 biasa, tega ini memang suka susah dimunculkan terutama kalau barang2nya punya nilai memory (even panci bolong pun bisa disimpan terus kalau dulu ada memori sweetnya wkwkwk). Kalau saya, tega ga tega harus tega ketika mau pindahan. Kan ga semua barang bisa dibawa heheeh
Karena aku juga tipikal (sok) sibuk, jd memang agak sulit utk sering jadilah aku klo lagi longgar langsung melakukan decluttering secara massive... biasanya sih hitungannya setahunan nih. Terkahir tahun lalu sekalian beres2 rumah, banyak banget barang2 yg dikeluarin mulai dr baju2 kami, buku2 anak2 yg sdh tdk terpakai, furniture, mainan anak2, barang2 yg disimpan dg alasan memory halah hahaha dan setelahnya memang terasa lebih lega bahkan secara psikologis ngefek sih. Walopun klo massive gini jd take time n energy juga. Tapi memang tantangannya klo kt masih memasukkan barang baru, ya harus siap2 utk konsisten.
ReplyDeleteAh aku banget ini. Jujurly setresnya banyak ketika rumah berantakan. Rumah sih kecil cuma 90 meter. Tapi yang diandalkan cuma aku saja rapi-rapi. Thanks ya artikelnya bermanfaat banget
ReplyDeleteaduh, aku jadi teringat sama kamar sendiri yang saingan berantakannya dengan lemari pakaian. Kalau sudah mulai milah2 yang ada malah gak jadi dibuang. Terus galau. Terus tetap berantakan... But I think is time nih buat decluttering supaya kamar jd lebih lega (& rapi)
ReplyDeleteBerguna banget nih tipsnya, Mak. Menyingkirkan satu benda tak terpakai setiap hari, belum pernah saya lakukan, nih.
ReplyDeleteBeberapa kali pernah melakukan declutering di rumah saya yang lama, rasanya tuh perasaan jadi lega banget kalau habis beres-beres. Ketika pindah rumah, saya nggak bawa banyak barang, sehingga sekarang lebih mudah kelihatan kalau ada benda-benda yang memang sudah tak terpakai.
wah aku tuh paling suka decluttering barang-barang tapi sukanya per-6 bulan gitu atau pas mau deket-deket waktu puasa. Mulai dari pakaian, printilan yg ada di meja atau lemari2 gitu, jadi PR banget tapi sehabis itu plong banget
ReplyDeleteAku kayaknya tipikal pengumpul. Jadi barang di kamar itu banyaknya naudzubillah 😆🤣
ReplyDeletePengen declutter juga aslinya, tapi.. Tapi..
Aku biasanya kalau declutering itu mulai dari kamar dulu, berlanjut ke ruang kerja, lalu ke dapur dan gudang yang terakhir. Yang paling susah tuh sebenarnya barang-barang sentimentil sih ya.
ReplyDeleteAku mom setiap minggu decluttering. Kalau ada barang masuk harus ada yg keluar juga dari rumah.. apalagi rumah kecil mumet sekali kalau banyak barang
ReplyDeleteKalo molly di rumah karna belom nikah jadi mama nugasin untuk menjaga kerapian kamar. Kadang masih suka males nih bersihin hihii.. tapi kalo banyak debu ya bersin2
ReplyDeleteKemarin aku juga dimarahin Ibuku karena mendadak ke Bandung dan melihat sendiri gimana berantakannya rumah anaknya.
ReplyDeleteYa Allah..
Terpaksa decluttering.. Tapi bener deh, BUn.. abis decluttering, rasanya seger dan ringan sekali melihat pemandangan indah di dalam rumah yang bersih.
Aku juga mencicil tiap hari, tapi di berbagai area rumah, ga fokus di satu tempat saja. Rasanya lega kalau barang yang ga kepakai lagi bisa disingkirkan. Ga melulu barang yang udah ga bisa pakai, bahkan sering masih bisa dipakai oleh orang lain. Jadi di sini tujuannya memang supaya rapi dan ga berlebihan. Selain menyingkirkan, perlu juga menahan diri untuk ga beli selama masih ada yang bisa dipakai . Biar ga numpuk 😁
ReplyDeleteBund..asli top ini tips decluttering-nya, setuju yang paling penting jangan pas galau alias strong-stres tak tertolong, yang ada makin stres lihat tumpukan barang huhu
ReplyDeleteSaya paling sulit kalau nyisihin barang bersejarah duh...
Kalau mpo gak sabaran bersih bersih alias decluttering. Yang gak dipakai dijual aja ke dinas kebersihan pemprov DKI jadi barang rongsokan
ReplyDeleteYang menjadi tantangan bagi saya saat decluttering tuh sebenarnya dari suami dan bapak, Mak. Bapak-bapak itu memang tipe penyayang barang, jadi biarpun barangnya ngga dipake dan cuma menuh-menuhin rumah, tetep aja disimpen. Sedih deh. Padahal saya orangnya suka yang minimalis.
ReplyDeleteDulu akutuh suka banget menyimpan barang2 lama yang sudah tidak terpay, alesannya ya karena ada kenangan. Tapi kok ya sumpek dan berasa rumah itu kotor, kalau weekend aku sering melakukan decluttering dan aku ngerasa lebih lega aja sih.
ReplyDeletedecluttering tuh meminimalisir sampah yang dibuang ya trus jadi punya koleksi baru nggak pake cara beli baru... cuman saya nggak telaten melakukan decluttering hihihi.. duh niat dulu deh buat beberes
ReplyDeletesaya paling suka decluttering, selain karena rumah emang berukuran minimalis tapi juga emang gak suka lihat banyak barang numpuk baik di dapur, kamar apalagi ruang tamu. sesak gitu rasanya, hehehe. tapi saya biasanya lari ke dapur dulu, setelah itu baru kamar, hehehe. ada rasa lega dan plong selesai decluttering, hehehe
ReplyDeleteKayanya baju juga perlu decluttering deh, baju anak juga gitu. Sepatu sandal juga. Jadi kepikiran beberes lagi nih habis baca tulisan ini
ReplyDeleteAku juga paling ga suka lihat barang barang yang tidak terpakai numpuk, apalagi rumahku kecil waduhhh jadi tadi tambah sempit, jadi setiap hati Decluttering.
ReplyDeleteaku lagi memilah buku2 pelajaran anak-anak nih mak. duuh buku pelajaran zaman sekarang seringnya ga bisa diwariskan ke adik2nya bikin numpuk kertas aja
ReplyDeleteAlhamdulillah udah biasa decluttering karena risiko punya suami yang kerjaannya rotasi terus. Kadang godaan decluttering itu adalah merasa semua barang itu masih bakal kepake someday, padahal ujung-ujungnya tetap saja berakhir di tong sampah alias dibuang. Aku lebih prefer nyumbangin yang masih layak pakai pada yang mau pakai. Saya suka woro-woro ke ART dan teman-temannya.
ReplyDeleteIni benar - benar salah satu tantangan terbesar dalam hidup saya mba.. Decluttering memang harus benar- benar diniatkan yaaaa
ReplyDeleteBaru tau apa itu decluttering. Hehe.. punya rumah yang nyaman nggak berantakan memang idaman banyak orang. Namun sering orang bingung gimana cara mengatur ruangan atau rumah sendiri. Teknik dari Mario Kondo nih dicoba.
ReplyDeleteAku tuh termasuk yg benciii bgt numpuk barang mba. Stress beneran kalo liat rumah banyak brg. Mungkin juga Krn kebiasaan mama yg rapi, jadi pas ketemu tempat yg barangnya numpuk, waaah langsung gatel mau bersih2 🤣🤣🤣.
ReplyDeleteNaah tapi ternyata mertuaku kebalikan dari mama. Amat sangat suka numpuk barang 😂. Apalagi beliau diplomat. Jadi tiap kali ditempatkan di LN, pas balik ke Indonesia buanyaaak bgt nambah ya, dan itu akhirnya ditaro di gudang2 rumah mama yg tersebar di beberapa tempat. Termasuk gudang di rumah kami 🤣
Skr memang mertua udah meninggal, tapi kami telanjur bingung ini barang beliau di gudang mau dijual gimana caranya, Krn isinya kristal2 , piring antik, peralatan minum teh dll 🤣🤣🤣.buanyak banget. Kalo bisa dibuang, aku buang itu. Tapi ga mungkin, bisa dikeplak suami dan Kaka iparku hahahaha.
Masalah lainnya, pas uh punya anak, kebiasaan ku utk ga menumpuk barang, agak susah, Krn anak2 pasti numpukin mainannya 😮💨. Beberapa udh ada yg aku buang sih, tapi msh banyak yg belum. Memang susah sih ngelakuin ini pas ada anak
Alhamdulillah abis renovasi rumah langsung decluttering jadi rumahku lumayan rapi Bunda. Sekarang mau beberes lagi lemari anak-anak sepertinya banyak barang tak terpakai yang bisa disingkirkan ya..
ReplyDeleteMenarik banget satu hari satu barang untuk didonasikan. I will try this at my life. Thank you for sharing mba
ReplyDeletedecluttering ini memang perlu niat yang besar ya, mbak. aku juga pernah baca buku marie kondo gitu dan mempraktikkan decluttering baju lumayan banget banyak baju yang akhirnya disingkirkan
ReplyDeleteSaya sempat baca buku Maria Kondo juga kak. Tapi untuk menerapkan di kehidupan sehari-hari tuh ada aja hambatannya. beberapa kali sempat berhasil, tapi makin lama malah balik ke awal huhuhu.
ReplyDeleteAku juga ngerasa begitu sih. Barang-barang yang gak kepakai dan kesimpen itu seperti ada yang mengganjal. Pernah juga baca, kalau barang rusak itu bisa mengurangi rezeki kita.
ReplyDeleterumah aku kayaknya berantakan tiap hari, kamar aku lebih banyak numpuk pakaian yang belum disetrika
ReplyDeletekalau barang-barang yang kurang fungsi, aku usahakan disortir itupun kalau sempet dan ada waktu. Kayak pakaian yang juarang banget dipake, aku kasihkan ke orang lain
cuma ibuku yang suka nyimpenin barang barang ga penting, kayak botol minum aja yang aku beli misalnya, kalau bentukan atau modelnya bagus malah disimpan, ga cuman sebotol pula.
terus beli makanan yang wadahnya plastik, terus aku buang, ehh diambil lagi di tempat sampah