Kita Akan Mengenang Rabu Ini Suatu Saat Nanti
Hari ini 1 Februari 2023 jatuh tepat pada hari Rabu di mana jadwal mengajarku berubah menjadi Rabu yang cukup padat. Berbeda dengan pekan sebelumnya saat roster belum diubah, hari Rabuku di pagi hari adalah waktu ke pasar untuk berbelanja bahan makanan untuk persiapan dua tiga hari ke depan karena jadwal mengajarku di jam 12.50 sampai 14.50.
Setelah roster mengajar mengalami perubahan karena ada dua orang teman yang pensiun maka Rabuku menjadi tidak seperti semester lalu lagi. Dimulai pada jam pertama, pukul 07.30 – 8.50 dengan mata pelajaran IPA, di antarai jam kosong setelahnya, kemudian masuk jam ke 6 - 7, pukul 11.10 – 13.30 lalu jam ke 8 – 9, pukul 13.30 – 14.50.
Cukup menguji ketabahan sebenarnya karena jam ke 6 dan ke 7 itu di antarai jam istirahat 20 menit dan yang lebih membutuhkan elusan dada adalah jam ke 8 – 9 di antarai isoma (istirahat, salat dan makan siang).
Bayangkan, kita yang sudah serius belajar mengajar tiba-tiba di menit ke 41 dihentikan oleh bel istirahat. Setelah istirahat masuk lagi ke kelas yang sama saat anak-anak masih mau menikmati waktu istirahatnya.
Ini tuh seakan ibu yang mau melahirkan, sudah pembukaan ke 5 balik lagi ke pembukaan ke 1, heuuu… Ibu-ibu yang pernah mengalami ini pasti sudah bisa membayangkan, gimana betenya. Tidak sesakit itu sebenarnya, saya katakan bete saja, hahaha.
Jam pertama dan jam kedua berjalan aman. Anak-anak masih fresh, masih bisa fokus sekalipun kadang muncul juga anak-anak yang sudah terbiasa bergerak kesana kemari macam cacing kepanasan, tetapi tidak jadi masalah, saya masih bisa mengatasinya dengan senyuman, otak saya juga masih fresh, tidak boleh ngomel-ngomel, ini masih pagi.
Jam ke 6 saya masuk kelas lagi untuk mata pelajaran Prakarya. Mulai muncul sedikit masalah. Seharusnya praktik pembuatan telur asin berjalan lancar karena sudah ada pembagian kelompok dan perencanaan praktik, ternyata masih saja ada anak yang tidak siap. Saat pindah ke laboratorium, anak-anak yang tidak siap tidak ikut pindah ke lab, mereka malah asyik bermain di kelasnya.
Mau dipaksakan juga tidak mungkin. Lah, mereka tidak bawa bahan praktik bahkan ada yang belum punya kelompok. Ditanya, “kenapa tidak bergabung dengan temannya?”
Dengan entengnya dia menjawab, “tidak ada yang mau menerima saya Bu.”
Wah, ini sesuatu yang tidak bisa dibiarkan. Jika ada seorang anak yang tidak mau diterima oleh teman-temannya, pasti ada sesuatu yang tidak beres.
Anak itukah yang tidak bisa beradaptasi? Atau teman-temannya yang mengucilkan dia?
Setelah ditelusuri, ternyata hanya masalah miskomunikasi. Walaupun saya melihat ada gelagat mengucilkan dan yang dikucilkan justru menikmati itu. Entahlah, mungkin masalah seperti ini bisa difasilitasi oleh guru BK, mencari tahu di mana titik masalahnya.
Tugas saya saat itu cukup memasukkannya ke dalam kelompok yang sudah terbentuk dan sedikit memaksa temannya untuk menerima dia. Namun, kejadian yang nampaknya sepele itu membuat saya berceramah ini itu, mengingatkan kalau manusia itu tidak bisa betul-betul sendiri di dunia.
Kita akan selalu membutuhkan orang lain.
Setelah ceramah sekian menit, akhirnya kegiatan praktik dilanjutkan. Sangat singkat karena sisa membuka lumuran garam yang telah dicampur dengan abu gosok pada telur lalu mengetesnya, apakah telur sudah asin, setengah asin atau malah keasinan?
Untuk urusan ini, anak-anak mengambil sebagian hasilnya untuk mereka masak dan mencicipinya. Good Nak, praktik prakarya dengan materi “Bahan Makanan Setengah Jadi” berhasil.
Baca juga cerita guru 10 Masalah Pembelajaran IPA di sini
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Mendapati siswa yang tidak bisa bekerja secara berkelompok atau lebih nyaman jika bekerja sendiri bukan hal baru buat saya juga buat teman-teman guru lainnya. Jika kegiatan belajar yang diterapkan bersifat individu hal itu tidaklah mengganggu bahkan cenderung aman, tetapi jika model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif, maka akan sulit diterapkan karena dibutuhkan kerjasama dalam satu kelompok.
Saya jelaskan bahwa kita perlu berkolaborasi dengan orang lain.
Mengapa? Karena kita adalah makhluk yang memiliki konteks sosial. Setiap orang akan mengenal orang lain karena perilaku manusia adalah selalu terhubung dan saling kait dengan orang lain.
Manusia adalah makhluk sosial dikarenakan adanya dorongan untuk berhubungan dengan orang lain. Kita memiliki kebutuhan untuk berkelompok mulai dari kelompok kecil hingga kelompok yang besar. Kita butuh teman yang mungkin pertemanan itu terjadi karena memiliki kebutuhan yang sama, memiliki kepentingan yang sama, hobi yang sama dsb.
Intinya manusia tidak akan bisa hidup sendiri.
"Seseorang tidak bisa dikatakan manusia jika tak bisa hidup di tengah-tengah manusia."
Penjelasan yang panjang lebar itu kemungkinan belum bisa diterima oleh anak yang sulit bekerja sama, tetapi sangat didukung oleh anak yang bersifat sebaliknya. Butuh waktu dan proses yang panjang buat mengubah mereka karena bisa jadi itu sudah menjadi karakternya.
Waktu terus berjalan tanpa bisa dijeda walau sesaat dan saya masih harus melanjutkan pembelajaran untuk kelas berikutnya. Kembali memasuki kelas dengan model roster yang sama sebelumnya, terputus oleh waktu istirahat.
Sebelum istirahat suasana masih bisa ditolerir, kebanyakan anak-anak mulai lapar karena waktunya sudah mendekati jam makan siang. Mungkin karena itu pula keadaan kelas sedikit lesu.
Tetapi begitu habis istirahat, salat zuhur dan makan siang maka kegiatan dalam kelas mulai menggeliat. Mulai riuh, suara bersahut-sahutan dan nampak semakin bergairah bagai handpone yang full baterai.
Saya masuk kelas lagi menanti satu persatu Anak-anak yang telat masuk kelas dengan alasan antri jajan di kantin. Anak-anak yang terlambat itu masuk satu persatu berlenggak lenggok bagai tak bersalah. Saya menahan diri dan mengurut dada, sambil berbisik, sabar …. sabaaar.
Sebenarnya keadaan fisik mereka kurang lebih sama dengan keadaan fisik saya dan guru lainnya. Perut kenyang selalu diiringi rasa kantuk dan kelelahan yang melanda. Mari bersabar Nak, kita sama-sama kelelahan dan kekenyangan. Hahaha.
Semoga pembelajaran kita hari ini diridhoi oleh Allah Swt dan pekerjaan guru-gurumu dicatat sebagai pahala jariah. Apa pun yang terjadi pada Rabu, 1 Februari 2023 ini suatu saat akan kita kenang. Mungkin saya dan gurumu yang mengajar hari ini sudah berpindah ke dunia lain sementara kalian masih terus melanjutkan hidup. Maka ceritakanlah kepada generasi penerusmu bahwa dahulu kamu pernah berada di kelas ini dengan sejuta cerita.
Kenanglah kami gurumu dengan kenangan yang indah, ambillah yang baik-baik dari apa yang kami ajarkan dan buanglah yang tidak baik, tetapi jangan lupa untuk memaafkan kekurangan dan kesalahan kami. Bagaimanapun, kami sama dengan kalian, sama-sama manusia yang tak luput dari kesalahan.
Makassar, 1 Februari 2023
Dawiah
Aamiin, berkah selalu para guru dan pengajar di Indonesia..
ReplyDeleteAda aja ya cerita di sekolah,jadi inget waktu ngajar dulu. Selalu deg degan kalo ada pengumuman jadwal ngajar ahahaha.
Kegiatan mengajar jg bisa menguras emosi dan tenaga ya. Mesti sabar2 menghadapi murid2 dgn berbagai sifatnya. Semoga mereka mengenang hari2 saat bersekolah dan menjalankan yg twrbaik yg diajarkan gurunya
ReplyDeleteSemangat dan hormat untuk bunda Dawiah dan guru-guru lainnya. Semoga selalu sehat dan sabar menghadapi anak-anak dari beragam warna keluarga.
ReplyDeleteAnak saya kelas 7, beberapa waktu lalu baru praktik bikin telur asin. Sebenernya sudah bilang dari siang kalau besok dia mesti bawa telur bebek, tapi karena sampai sore hujan terus, saya nggak bisa keluar (kok ya nggak pakai mantel :D). Akhirnya, malam2 sembari pulang kerja, ayahnya yang cari. Sempat bingung karena di warung/minimarket adanya telur bebek yang sudah asin. Akhirnya dapat ide dari kawan kerja untuk beli telur bebek di tukang martabak. Puji Tuhan boleh beli dua butir. Besoknya, di sekolah dipakai satu butir, satu lagi dijual ke temen yang nggak bawa bahan. Duitnya buat jajan...adeeeeedeeeh...
Wow, itu berarti jiwa bisnisnya jalan di... Dapat ide lagi ini kalau nanti ada anak yang mengeluh susah dapat telur bebek, daya sarankan untuk mencari saja penjual martabak.
Deletemasya Allah mbak, semoga kamu selalu diberikan sehat dan kesabaran dalam mendampingi anak-anak belajar ya. Aku yang orang tua murid aja kadang gemes sih kalau dengar ada teman sekelas anakku yang gak bawa tugas prakarya karena ini menghambat teman-teman lainnya.
ReplyDeleteAmin ya rabbal alamin. Kejadian seperti itu sudah biasa terjadi Mbak. Kita para guru sudah kebal hahaha.
DeleteEhh kirain perut kenyang murid doang yang ngantuk. Ternyata guru juga hahahah *salfok. Emang ada aja dramanya sih bu kalo kerja kelompok ya. Tapi mengucilkan ini termasuk bibit2 bullying ga sik?
ReplyDeleteAhahah jadi keinget masa SMA tu krn istirahat 2 kali kan, setelah istirahat kedua sekaligus sholat Dhuhur tu waktunya mengantuukk. Untung paling cuma 1,5 jam atau 2 jam aja pelajaran setelah itu :D
DeleteSalut sama kesabaran bu guru yang satu ini. Karena nggak mudah buat ngajar tuh, kebayang ruwetnya atur anak-anak yang beranjak remaja, pasti ada aja yang bikin ngelus dada. Tapi memang itulah ladang pahalanya. Semoga sehat selalu bu guruu.
ReplyDeleteSalam hormaaattt dan salut bgt untuk Ibu/Bapak guru.
ReplyDeleteLuar biasa kesabaran dan telaten dalam mendidik dan bimbing para siswa
InsyaAllah jadi amal jariyah 😍
Aku suka sedih kalau baca anak dikucilkan teman2nya begini. Jadi inget anak saya soalnya. Dia tidak pandai olahraga, jadi setiap mau gabung buat main bola atau basket, selalu gak diajak dan disarankan jangan di team mereka krn mereka takut kalah kalau anakku gabung. Sebagai orangtua kita harus support dan memberikan pengarahan juga bahwa setiap manusia memang tidak harus pintar diberbagai hal namun jika belajar, digali dan diasah maka insha Allah pandai. Jadi di rumah dia olahraga bareng papahnya. Alhamdulillah happy lagi.
ReplyDeleteTernyata jadi guru banyak juga suka dukanya. Mungkin kalo molly bakal jadi murid yang pecicilan gak betah di kelas itu kali ya.. bikin bu gurunya pusing
ReplyDeleteI feel you, Ibu Guru!
ReplyDeleteJadi ingat waktu jadi siswa SMA dulu.
Percis nih nuansanya dengan kejadian Rabu 1 Februari 2023.
Matpel bahasa Inggris.
Saat itu aku alergi banget sama matpel ini, cos gurunya 'nyerocos' totally in english which is makes me bored. Hahaha.
Saat itu aku belum punya minat samsek dengan English.
Perut sudah lapar, guru nyerocos terus.
Lengkaplah penderitaanku.
Hahaha.
Tak disangka, now, English is my favorit!
Masya Allah.
Semoga tetap diberikan kekuatan berbagi pengetahuan Ibu Guru!
Ada temannya Athifah yang anak2 lain malas terima dia. Kerja kelompok, tidak mau dikasih tugas, menolak presentasi, menolak mengerjakan tugas, menolak membayar ....... ih apa mo. Saya saja yang dengar esmosi :D :D :D
ReplyDeleteDan di mana pun dia, kapan pun, dia sok ratu sekali seperti itu.
Halo, Mbak.. saya jadi ikut bahagia dan turut seru dalam aktivitas Rabu-nya, Mbak. Semoga Mbak dan anak didiknya selalu sehat ya..
ReplyDeleteRupa-rupa murid memang ya, banyak cerita dari mereka. Semoga akan menjadi kenangan manis.
Selalu salut banget sama semua tenaga pengajar siapapun, bagi saya mereka luar biasa, apalagi mengajar anak-anak zaman now yang yaaa... gitu deh :D
ReplyDeletePara guru selalu berjasa banget, sering saya merasa takjub ketika anak saya yang sulit diajarin sesuatu, pas sekolah, eh langsung bisa dong, masya Allaaahhh
Setuju bahwa kita adalah makhluk sosial yg tidak bisa berdiri sendiri dlm sebagian besar waktu hidup kita. Terima kasih sdh memberikan penekanan akan hal ini ke anak didik, insyaallah menjadi bekal yg baik bagi mereka kelak. Trims sdh berbagi kisah ini mba..
ReplyDeleteWah gak pernah terpikir kalau bel istirahat efeknya bisa seperti itu. Senang & salut membaca cerita2 bu guru yg sangat paham kondisi siswa seperti itu. Semoga bu guru & siswa-siswanya sehat terus & selalu semangat belajar mengajar.
ReplyDeleteSemangat bundaa ...
ReplyDeleteMenjadi guru pahalanya besar dan saya salut tiap hari guru harus memiliki stok.sabar yang banyak....
Mengajar anak jaman NOW tantangan yang dihadapi banyak ya bun...
Semangat bu guru, apalagi di SMK dengan pelajaran produktif yang sistem mengajarnya blok, hampir seharian dari pagi sampai pulang ngadepin kelas yang sama. Banyak banget tantangannya
ReplyDeleteAnak zaman now santainya engga kira-kira yah. Menghadapi anak yang engga punya inisiatif rasanya pengen hiiiiih...Sabar...sabar...sabar to the max ya Kak...Tapi lelah langsung cair kebayar lunas, kalau ada anak yang semangat dan mengerjakan tugas sih...
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteKesabaran luar biasa dalam membimbing ananda menuju gerbang masa depan yang cerah. Semoga ilmunya bermanfaat dan memberikan jariyyah bagi para pahlawan tanpa tanda jasa.
Barakallahu fiik~
Thanks for sharing all these heartwarming memories mba. Menjadi guru memang rewarding dan memberi banyak pengalaman juga tantangan ya mba
ReplyDeleteWah, jadi kangen waktu SD di Makassar nyebutnya roster ya Bun hihi. Memang kaget pasti ada perubahan drastis yang tadinya santai pas Rabu mendadak padat memang harus beradaptasi lagi yaa...seru kelasnya beruntung banget murid-murid diajar Bunda
ReplyDeleteMenjadi guru itu memangkas perlu kesabaran yang super duper extra menghadapi muridnya. Ini yg perlu dimiliki swtiap guru di seluruh Indonesia.
ReplyDeletehari rabu juga menjadi hari yang sibuk untuk saya. pagi harus ke kantor untuk melakukan finger print kemudian ke pasar tradisional untuk memantau harga pangan setelah itu kembali lagi ke kantor untuk melaksanakan kegiatan rutin seperti hari biasanya
ReplyDeleteSalam hormat bagi ibu guru
ReplyDeleteIya, aku sampai sekarang juga masih ingat dengan guru guruku
Jasa guru itu sangat besar dalam kehidupan
Sehat sehat selalu bu Guru. Saya masih ingat sekali dengan sosok guru yang selalu memberikan wejangan wejangan disela sela beliau mengajar. Menurut saya, beliau bukan sekedar guru biasa, tapi beliau seperti menjadi orang tua kita yang pengen siswanya menjadi "orang" tidak hanya mengajar materi namun juga memasukkan pesan moral yang berharga.
ReplyDeletesaya kira kurikulum merdeka atau 2013 akan sedikit meringankan beban kerja guru disekolah, tapi nyatanya tidak ya.malah lebih fokus pada perkembangan anak termasuk bagaimana mengasah daya kritis berfikir anak lewak kerja kolaborasi berkelompok. tetap semangat mengajar ya bu. kami sebagai ortu tetap membutuhkan guru yang kompeten, sabar dan peduli terhadap perkembangan anak didik di sekolah
ReplyDeleteZaman sekarang kyknya yang namanya kolaborasi sangat ditekankan oleh sekolah2 ya mbak.
ReplyDeleteBtw saya pun termasuk yang agak susah bersosialisasi sejak kecil wkwk, namun untungnya kalau ada kelompokan selalu ada yang ngajakin xixixi.
Apa yaa bisa dikatakan suka aja temenan, tapi gak terlalu enjoy untuk selalu melakukannya. Tapi setuju banget sih manusia pada dasarnya makhluk sosial yang gak bisa sendirian, se-introvert2-nya dia yaa.
Mengajar anak otw remaja emang kyk nano2 ya mbak :D TFS
Seru banget kenangan manis kayak gini. Jadi kangen guru-guruku, apa kabar mereka yaaa pengen juga silahturahmi nih
ReplyDeleteJadi guru banyak suka dan dukanya ya mba...harus banget punya stock sabar..apalg masa remaja kayak gini...
ReplyDeleteIni.masalah yg urgent menurut ku keberadaan anak2 murid yg tidak disukai dg murid lain
Bahagia selalu buat para guru yang mendampingi anak muridnya belajar. Profesi yang mengantarkan anak2 menuju gerbang kesuksesan. Tugas mulia bagi profesi guru
ReplyDeleteJadi ingat masa2 sekolah dulu.
Anak2 kadang ada yg nakal ada yg baik dan beragam kelakuan. Semoga selalu sabar menghadapi mereka.
Waktu daku sekolah juga ada temen yang seperti terasingkan. Gak ada yang mau satu kelompok sama dia. Pas Bu guru turun tangan baru deh gabung
ReplyDeleteBuat yang ngajar terus ada jeda, rasanya pasti agak gimana ya karena akan ngulang lagi. Terus anak yang akhirnya gak dapat kelompok, alhamdulillah gak pernah ngerasain
ReplyDeleteBUnda..salut banget sama cara mengajar Bunda.
ReplyDeletePasti menjadi guru yang sangat dicintai anak-anak karena selalu mengikuti perkembangan zaman dan memahami apa yang dibutuhkan anak seakrang. Melihat keberagaman ini, semoga para orangtua juga mampu bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan kasih sayang yang sama.
Berkah selalu ya, Kak. Ternyata ada suka dan dukanya juga jadi guru. Butuh stok sabar yang banyak pastinya. Sehat selalu ya, Kak, dan terus semangat
ReplyDeleteHmm.. Baca cerita itu jadi keinget diri sendiri mbak. Hihi. Dulu saya tipe yang demikian. Bekerja sendiri atau pura-pura bekerja sama dengan orang lain. Terbiasa apa-apa bisa sendiri n susah sekali untuk bisa bekerja sama dg orang. Krn sudah termindset dalam pikiran bahwa 'orang ini mungkin hanya memanfaatkan saya' . Dan itulah yang terjadi sekian lama. Sampa saya bertemu dg sosok yg bisa mengubah itu
ReplyDeleteada banyak cerita ya, mbak dalam keseharian seorang guru. apalagi saat harus menghadapi berbagai karakter anak.
ReplyDeleteMembaca postingan ini saya jadi tahu bagaimana kehidupan seorang guru dan lika liku dalam mengajar
ReplyDeleteIni yg saya tekankan ke anak2. Perlunya bergaul. Mereka jadi bisa memahami beragam karakter ada disana. Kita tidak jadi tidak egois. Termasuk berorganisasi biar mereka bs menghadapi banyak karakter org. Krn kalau kita bisa memahamo beragam karakter insya Allah ketika kerja kelompok kita bisa berbaur dengan baik, tanpa merasa egois. Bener, Mba.. Bahwa kita mahluk sosial ga bs hidup sendirian. Jadi yaa guru ga semata2 mengajarkan ilmu akademik. Sesekali kudu masukkan ilmu2 sosial juga. Gutlak ya mba
ReplyDeleteSalah satu tugas guru yang tidak mudah mnrtku ya urusan hal non teknis. Membuat anak2 nyaman beradaptasi dengan teman2nya dan enjoy mengikuti pelajaran.
ReplyDeletesabar banget Bu Guru, mantap nih kalau gurunya seperti ibu
ReplyDeletemenghadapi aneka ragam karakter anak itu seru-seru sedap ya bu
semoga selalu diberi kesehatan, kekuatan dan kesabaran ya kak, wah kadang memang menjadi ibu guru memang dibutuhkan 3 hal tersebut agar bisa terus fight di jalan pendidikan ya, salut banget
ReplyDeleteTiba-tiba saya rindu mengajar. Sebelum pindah, saya sempat mengajar di sebuah sekolah menengah atas. Sekarang saya enggak bisa ketemu anak-anak lagi dan sudah bukan pengajar lagi. Kenangan manis tetap ada, kenangan yang bikin jengkel juga ada, hehe.
ReplyDelete