I don't like Mondays
(Tell me why)
I don't like Mondays
(Tell me why)
Ada apa dengan hari Senin?
Mengapa ada yang tidak suka dengan hari Senin?
Bukankah hari Senin itu adalah awal kita bekerja dan berkegiatan? Bagi pekerja kantoran, hari Senin harusnya disambut dengan semangat membara.
Pun bagi ibu rumah tangga, terutama yang memiliki anak sekolah, maka hari Senin pastilah hari yang sangat sibuk.
Drama Hari Senin di Rumahku
Sebagai guru yang masih aktif sampai hari ini, hari Senin bagi saya dan suami adalah hari penuh semangat dan menggembirakan.
Hari di mana kami akan bersegera ke sekolah karena ada upacara penaikan bendera yang disusul dengan pengarahan singkat oleh kepala sekolah, sekaligus waktu untuk bertemu dengan semua personil sekolah.
Upacara penaikan bendera bukan sekadar rutinitas setiap hari Senin ataupun seremonial penghormatan kepada bendera merah putih semata, melainkan ada proses pembelajaran di situ, seperti, pembelajaran kedisipilinan, kebangsaan dan sarana membangkitkan jiwa patriotisme.
Berbeda dengan kegiatan saya di sekolah setiap hari Senin, di rumah kami, hari Senin adalah hari "gajian Minggu-an” untuk anak-anak saya.
Istilah itu disematkan oleh anak-anak, karena hanya sekali sepekanlah mereka mendapatkan uang jajannya.
Saya membiasakan memberi uang jajan sekali sepekan sebagai cara mendidik mereka dalam mengelola keuangan.
Hanya sekali sepekan menerima uang jajan dan selama sepekan itu, tidak ada uang jajan tambahan, kecuali jika tiba-tiba ada temannya yang kena musibah dan mereka menyumbang buat yang kena musibah maka barulah ada uang tambahan untuk mengganti uang yang telah disumbangkan.
Pernah mencoba memberi uang jajan pada malam Senin dengan harapan esoknya bisa mengerjakan hal lain.
Ternyata gagal.
Uang yang sedianya akan dipergunakan selama sepekan, ludes hanya dalam waktu semalam. Alasannya sungguh klasik.
Dipakai belanja makanan karena kelaparan malam-malam.
Heuuu, makanya waktu pemberian uang jajan kembali ke jadwal semula, yaitu setiap hari Senin pagi.
Selain hari “gajian” buat anak-anak. Hari Senin juga adalah hari drama perebutan kaus kaki.
Entah kenapa kaus kaki yang bersih selalu menghilang di pagi hari, terutama pada hari Senin padahal malamnya kaus kaki itu sudah saya simpan di lemari sepatu dengan jumlah yang pas, empat pasang dengan ukuran yang berbeda-beda.
Untuk si putra sulung, kedua dan ketiga tidak masalah jika kaus kaki mereka tertukar karena ukuran kakinya relatif sama. Berbeda halnya jika itu terjadi pada putra keempat, sebab di antara keempatnya dialah yang memiliki ukuran kaki paling kecil.
Anehnya, justru dialah yang paling sering kehilangan kaus kaki. Maka jadilah ia memakai kaus kaki kebesaran dengan bantuan karet gelang untuk menjaga agar kaus kakinya tidak melorot.
Mungkin itu pula sebabnya, suami saya mengganti kaus kakinya dengan kaus kaki loreng-loreng.
Sebab dulu, saat masih memakai kaus kaki warna putih atau hitam maka nasibnya akan sama dengan putra keempat, wkwkwk.
Siapakah yang sering memakai kaus kaki si putra keempat?
Sampai saat ini misteri itu belum terungkap. Padahal mereka sudah tidak berebutan kau kaki lagi, hahaha.
Drama lainnya di hari Senin adalah pembagian sarapan nasi kuning yang dicampur dengan nasi putih. Berhubung karena pada hari Senin ada upacara penaikan bendera di sekolah, maka saya harus cepat-cepat menyiapkan segala sesuatunya dan yang tidak bisa saya lakukan adalah membuatkan sarapan.
Maka solusinya adalah membeli nasi kuning. Beli empat bungkus lalu dicampur dengan nasi putih supaya jumlahnya banyak.
Dramanya di mana?
Kalau tidak sempat dibagikan di piring masing-masing, maka ada saja anak yang hanya kebagian nasi putih dengan lauk sedikit. Siapa yang terakhir maju ke meja makan, maka dialah korbannya, hahaha.
Ah, rasanya masih ingin mengulang kenangan itu, hiks.
Bagi-bagi uang jajan setiap hari Senin pagi, mengatur kaus kaki mereka agar tidak tertukar satu sama lain, membagikan sarapan nasi kuning yang dicampur nasi putih di atas piring masing-masing, dan masih banyak lagi.
Sebagai penutup dari tulisan tentang hari Senin sebagai Tantangan Tema Menulis (TTM) KLIP pekan ini, saya menitipkan pesan.
Jika saat ini anak kalian masih kecil atau masih usia sekolah maka nikmatilah kebersamaan itu. Jangan mengeluh apalagi menghardik apabila terjadi drama, sebab kelak, keadaan itu akan menjadi kenangan indah yang mempererat kekeluargaan kalian.
"Sejauh apapun anak-anak pergi, rumah kenangan masa kecil akan selalu memanggilnya pulang." Dawiah.
Makassar, 3 Juni 2022
Wassalam.
Dawiah
Hihi kebayang kita' yang anak laki2nya ada 4 dan berdekat2an usianya. Saya saja yang anak 3 .... yang agak dekat jaraknya (itu pun 3 tahun) hanya 2 ... sebel juga dengan drama kaos kaki yang tiba2 hilang. Entah berapa banyak mi saya beli kaos kaki tapi yang hilang itu kenapa rasanya ndak kembali ya? :D :D :D
ReplyDeleteDrama-srama yang sangat manis di hari Senin, Bun. Nah aneh ya, si anak lelaki yang kecil selalu kehilangan kaus kaki di hari Senin. Padahal ditaruh di sepatunya kan Bun? Sementara yang lain sudah punya jatah kaos kaki masing-masing? Kayaknya ada yang iseng hahaha
ReplyDeleteAku pribadi suka hari senin hihihi. Krn sbg ibu rumah tangga yg aktif organisasi, biasanya senin malah agak jarang kegiatan. Justru yg agak mencekam di jumat sabtu.
ReplyDeleteAku pribadi karena sekarang udah resign, jadi buatku semua hari sama aja mbaaa 😅. Semua asyik, tergantung bagaimana kita menyikapi dan menghadapi kan.
ReplyDeleteKalo kata bosku, sikap kita di pagi hari menentukan apakah hari itu akan berjalan baik atau ga. Semisal dari pagi udah rewel bawaan, bad mood, sepanjang hari bakal begitu trus. Kebawa ga enak sepanjang hari jadinya.
Mungkin Krn dari Senin menuju Sabtu butuh hari yg lebih lama dibandingkan Jumat ke Sabtu 🤣. Makanya bawaan langsung ga semangat. Tapi menurutku ya mba, kalo pekerjaan kita udah sesuai Ama passion dan hati, haribsenin mah bakal sama aja kayak weekend. Karena kita menjalankan harinya dengan senang. Tapi kalo dari awal udah ga suka Ama kerjaannya, ga harus Senin, hari2 lainpun bakal ga suka juga
ReplyDeleteBanyak yang terjadi ya di hari Senin. tapi jadi semangat sih sebagai pembuka minggu. Mesti bagus moodnya, nanti kalau jelek kebawa terus semingguan hahaha
ReplyDeleteYa ampun seru banget ya Seninpagi di rumah Bunda saat anak-anak masih kecil, meriah dari makan sampai rebutan kaus kaki. Di rumahku juga kaus kaki seringkali raib heran deh...
ReplyDeleteDipakai belanja makanan karena kelaparan malam-malam. << ini seh epik banget ha ha ha , Suka melihat keluarga ini punya aturan manis, urusan Senin memang pelik, mestinya bersemangat tapi yaa gitu deh, gimana lagi, 2 hari rehat badannya suka keasyikan jadi lupa ada tanggung jawab menunggu.
ReplyDeleteJadi semangat nulis ya kalau ada tantangannya hehehe. Kalau senin sih emang riweuh juga, diriku harus berusaha menjaga ritme kerja setelah minggunya libur. Rasanya malesnya tebel banget. apalagi kadang senin banyak yang dikerjakan
ReplyDeleteBelum masuk sekolah, tapi anakku umur 2 tahun kadang udah ada drama-drama di pagi hari. Kadang ada rasa sedikit kesal, tapi kembali sadar dan mencoba menikmati kehidupan sehari-hari.
ReplyDeleteBundaa..
ReplyDeleteKeren banget konsisten mengikuti TTM KLIP.
Drama Hari Senin buatku adalah menerobos kemacetan di hari pertama setiap minggunya ini. Entah mengapa, hari Senin ini bagiku trafficnya selalu tampak padat merayap, padahal sudah berangkat lebih pagi juga.
HUhuu...
Anaknya banyak ya mbak samaaa dan sikaos kaki ini akupun heran sering bgt ilang pdhl kalau anak saya cewe semua jadi aku belikan sama semuaua muat termasuk kekaki saya, jd.kalau ada yg ilang sll saya bilang pake yang ada dulu ðŸ¤
ReplyDeleteDrama yang sungguh drama, ada aja ya drama di hari senin yang dialami. Dulu aku pernah begitupun saat sekolah, selalu ada drama. Tp setelah kerja yg liburnya ga menentu, kadang dapat libur di hari Senin, menjadikan drama nya bisa setiap hari, bukan sekedar di hari senin haha.
ReplyDelete