Desain gambar oleh Dawiah |
Sekilas Tentang Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA
Adakah yang masih ingat kegiatan ekstrakurikulernya waktu masih sekolah? Kalian pilih apa nih? Apakah masih sama jenis kegiatannya waktu SD, SMP dan SMA? Atau malah tidak pernah ikut kegiatan ekstrakurikuler sama sekali?
Duh, kasihan
sekali kalau tak pernah merasakan serunya ikut kegiatan ekstrakurikuler.
Oh ya, sebenarnya
kegiatan ekstrakurikuler itu apa sih.
Yuk, markibas!
Mari kita bahas.
Tentang Kegiatan Ekskrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak asing
lagi di telinga kita. Terutama para guru dan siswa maupun yang pernah menjadi
siswa. Tentang kegiatan ekstrakurikuler, pemerintah melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 menjelaskan
bahwa:
“Kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama dan kemandirian siswa secara optimal yang dilakukan di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler.”
Berdasarkan
peraturan itu, maka sekolah berkewajiban melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
untuk memfasilitasi pengembangan bakat dan minat siswa dengan mengikuti sistem
dan pola yang telah diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sistem dan pola
tersebut dalam Peraturan Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014 secara khusus
telah diatur, bahwa kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pendidikan
kepramukaan, sedangkan ekstrakurikuler pilihan merupakan ekstrakurikuler yang
dikembangkan oleh sekolah masing-masing dengan mempertimbangkan kegiatan
tersebut disesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing. Misalnya,
ekstrakurikuler seni, olah raga, sains, keagamaan dan lain-lain.
Selain
mempertimbangkan bakat dan minat siswa, sekolah juga harus mempertimbangkan
daya dukung yang ada di sekolah, misalnya ketersediaan sarana dan prasarana,
guru atau pembina ekstrakurikuler yang berkompoten.
Selain kegiatan
ekstrakurikuler tersebut di atas, sekolah bisa mengembangkan kegiatan
berdasarkan kearifan lokal, kondisi sosial masyarakat di lingkungan sekolah
dengan catatan tetap memperhatikan tujuan dan fungsi ekstrakurikuler itu
sendiri.
Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan
arahan pemerintah yang tercantum di dalam Permendikbud tersebut, dikatakan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan memberikan dampak positif dalam
penguatan pendidikan karakter, yaitu karakter profil Pelajar Pancasila yakni,
berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri dan yang
paling penting adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.
Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Ada empat
fungsi kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: berfungsi sebagai pengembangan, sosial,
rekreatif dan persiapan karir.
- Berfungsi sebagai sarana pengembangan adalah karena sarana dalam pengembangan minat dan bakat siswa.
- Berfungsi sosial disebabkan karena kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat siswa bersosialisasi dengan temannya, guru dan semua yang berperan dalam suatu sekolah. Wahana untuk praktik keterampilan berkomunikasi dan internalisasi nilai-nilai karakter.
- Berfungsi sebagai rekreatif, sebab kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan siswa bergembira dalam suasana yang menunjang proses perkembangan potensi dan kemampuan personalnya.
- Berfungsi sebagai persiapan karir, sebab kegiatan ekstrakurikuler bisa menjadi wahana bagi siswa dalam mempersiapkan dirinya meniti karir kelak yang sesuai bakat dan minatnya. Untuk hal ini, siswa harus memilih kegiatan yang memang diminati, bukan sekedar ikut-ikutan.
Kegiatan Eksrakurikuler IPA
Kegiatan
ekstrakurikuler IPA atau sains merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler
pilihan yang termaktub dalam Peraturan Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014.
Oleh sebab itu, Pusat Pengembangan
Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4Tk
IPA) menindaklanjutinya dengan mengembangkan program pelatihan pembina
ekstrakurikuler bidang IPA mulai tahun
2020 melalui Diklat Pembina Ekstrakurikuler Bidang IPA Jenjang SMP.
Tujuan Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA
Kegiatan ekstrakurikuler bidang IPA bertujuan mewujudkan literasi sains
dan rekayasa dalam pemanfaatan sains untuk menghasilkan karya yang bermanfaat.
Harapannya program ini menyediakan guru pembina ekstrakurikuler bidang IPA yang
kompeten dalam melaksanakan tugasnya yang tentu saja berdampak pada peningkatan
mutu pembelajaran IPA.
Dalam kegiatan diklat ini, peserta atau calon guru pembina ekstrakurikuler IPA harus memahami tentang apa itu literasi sains, desain rekayasa, sainspreneur, penilaian dan evaluasi implementasi sainspreneur hingga memahami cara memasarkan hasil inovasi atau produk hasil kegiatan ekstrakurikuler siswa.
Terdapat delapan lembar kerja (LK) yang wajib dikaji oleh
peserta diklat di mana lk tersebut dikerjakan baik perorangan maupun perkelompok,
yakni:
- LK 1 Literasi Sains
- LK 2 Desain Rekayasa
- LK 3 Sainsprenership
- LK 4 Instrumen Evaluasi
- LK 5 Analisis sumber daya pendukung
- LK 6 Pengembangan program ekstrakurikuler
- LK 7 Publikasi ekstrakurikuler
- LK 8 Simulasi pengembangan ekstrakurikuler
Desain Rekayasa
Salah satu
materi dalam Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler IPA adalah desain rekayasa.
Dalam handout desain rekayasa dijelaskan kalau desain rekayasa sedikit
berbeda dengan ilmu pengetahuan, sebab teori dan hipotesis tidak dapat diuji
melalui percobaan laboratorium.
Desain rekayasa
merupakan teknologi mencakup berbagai pokok persoalan yang jauh lebih luas,
meliputi pembahasan tentang manusia dan
organisasi. Oleh karena itu, desain
rekayasa harus dianggap sebagai teknologi. Desain rekayasa merupakan aktivitas total
yang diperlukan untuk mengadakan dan mendefinisikan solusi-solusi untuk masalah
yang belum dipecahkan sebelumnya.
Sainspreneur
Dalam handout
Simulasi Sainspreneur menjelaskan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler Bidang IPA memiliki
kekhasan tertentu, yaitu setiap kegiatan memiliki keterkaitan dengan literasi
terhadap pengetahuan alam dan keterampilan proses sains.
Bentuk
ekstrakurikuler bidang IPA diarahkan pada kegiatan yang memanfaatkan pemahaman
sains untuk menghasilkan karya yang inovatif, bermanfaat dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills) peserta
didik.
Sebab itulah, program
ekstrakurikuler IPA disebut juga sebagai upaya untuk mengembangkan minat
wirausaha berbasis sains atau sainspreneurship.
Maka salah satu tujuan diklat pembina eksktrakurikuler IPA, guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler bidang IPA memiliki sainspreneurship. Para calon pembina ekstrakurikuler IPA dibekali pengetahuan tentang konsep dan contoh penerapan sciencepreneur, serta panduan penyusunan program ekstrakurikuler bidang IPA berbasi sciencepreneur.
Sementara itu,
untuk siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler IPA nantinya diharapkan
memiliki sikap ilmiah, termotivasi untuk berkompetsi di bidang IPA, termotivasi
untuk berkarier atau berwirausaha dengan memanfaatkan pengetahuan IPA atau
sains.
Penutup
Kegiatan Diklat
Guru Pembina Ekstrakurikuler Angkatan 6 yang saya ikuti telah berakhir. Namun,
penyelenggaraan diklat yang sama masih berlanjut pada angkatan-angkatan
berikutnya.
P4Tk IPA sebagai
penyelenggara menitipkan tanggung jawab kepada peserta diklat yang lulus untuk
merancang skenario pengembangan ekstrakurikuler bidang IPA di sekolahnya
masing-masing.
Selain itu, peserta
diklat menuliskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah kembali ke daerah masing-masing.
RTL itu tertuang dalam laporan tentang apa, kapan, di mana dan bagaimana bentuk
kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan.
Demikianlah
sekilas tentang Diklat Guru Pembina Ekstrakurikuler bidang IPA. Semoga para
guru pembina dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru
pembina ekstrakurikuler IPA.
Baca juga tentang Konsep Pendidikan Inklusif di sini Bimtek GPK di sini
Referensi:
Handout terbitan PPPPTk IPA.
Makassar, 9
November 2021
Dawiah
Wah .. ndak bikin keningnya anak-anak berkerut kalo ekstrakurikuler IPA, Kak?
ReplyDeleteSaya masih belum nyambung sepenuhnya sebab disebutkan sebelum, ekstrakurikuler hubungannya dengan kegiatan pengembangan karakter ... tapi kalau IPA ... sepertinya berat. Eh dugaan saya sih hehehe.
Apakah ini nantinya semacam melakukan percobaan2 sains yang menyenangkan?
Betul sekali. Pembinaan karakter yg dimaksudkan adalah sifat dan sikap siswa dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler, sikap toleransi, gotong royong, saling menghargai dsb.
DeleteOh yah, percobaan sains sedapat mungkin dilakukan dengan semenyenangkan mungkin.
Waktu SMA saya ikut ekskul kelompok IPA yang saat itu bernama Kelompok Ilmiah Remaja(KIR). Seru banget. Mcam-macam kegiatannya, karena kebanyakan adalah percobaan ilmiah alias praktek. Saya tuh paling gak bisa mikir kalau sudah masuk ke dalam ilmu alam secara teori, tapi kalau prakteknya senang. Karena apa yang diteorikan langsung terlihat di depan mata :)
ReplyDeletesama. tp zaman saya KIR dulu cuma disuruh nulis karya ilmiah buat lomba lalu gak ada lanjutannya. padahal bayangan saya bikin uji coba mulu gitu. wkwkwk
DeleteJadi inget, pas SMP ambil ekskul elektro dan itu seru banget. Ekskul itu bikin dunia sekolah lebih berwarna.
ReplyDeleteWaaah zaman skr makin banyak jenis ekskul nya yaaa mba. Kayaknya zamanku dulu cuma ada drumband, Pramuka, PMR, dokter kecil, tari dan lukis.
ReplyDeleteYg paling favorit pasti drumband , apalagi yg ikut anak2 populer, trus drumband sekolahku sering menang kompetisi dan diundang ke Jakarta :D. Tapi aku ga suka ekskul itu, ga ada bakat main musik wkwkwkwkwkw. Jadi milihnya Pramuka :D. Itupun jujurnya Krn cowo ku di situ 😂. Ya Allah dulu mah ikutan ekskul kayaknya bukan Krn bener2 suka kegiatannya hihihihi..
Kalo yg skr ini, berhubung sekolah aja masih seminggu sekali masuknya, jadi sekolah anakku juga blm ada ekskul yg aktif. Tapi aku mah ntr bebasin dia aja mau ikutan yg mana. Pokoknya tergantung Ama hobi dan passion dialah.
Tapi aku seneng nih kalo memang guru2nya sampe diksh kesempatan ikutan Diklat dulu, demi bisa menguasai materi untuk ekskul yg akan diajarkan. Jadi anak2 yg ikutan ekskul sains IPA, bisa lebih terarah diajarkannya. 👍
Dua tahun lalu waktu ada acara school fair di sekolah anakku, eskul sains yang paling seru presentasinya. Sayangnya sejak pandemi ini kegiatan eskul berhenti total. Anak-anak sudah terlalu capek hanya dengan tugas sekolah dan zoomnya sehingga untuk mengadakan eskul secara daring rasanya tidak mungkin.
ReplyDeleteSaat ini pun walaupun sekolah sudah masuk seminggu 2x juga belum diadakan eskul. Semoga kedepannya situasi semakin membaik dan kegiatan-kegiatan di sekolah berjalan normal.
Wah, keren banget, Bunda..ada Kegiatan Eksrakurikuler IPA.
ReplyDeleteKarena biasanya Kegiatan Eksrakurikuler itu di luar bidang studi. Walau ada juga kalau di SMA dulu namanya KIR (Karya Ilmiah Remaja).
Masuknya cenderung ke penelitian. Tapi boleh eksakta, boleh juga sosial.
Hanya kepenulisannya harus ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan.
Bagus nih pak guru kegiatan diklat semacam ini. Pastinya semua guru IPA yang mengikuti ini akan semakin melek dengan program di ekstrakurikuler IPA. Btw, untuk KIR (karya tulis ilmiah remaja) masuk ekskul IPA gak ya?
ReplyDeleteSaya dulu ikutan Rohis Mba. Seru banget. Bisa menambah wawasan soal Islam. Pernah merasakan jadi panitia acara Maulid. Pernah jadi anggota group Nasyid dan diundang ke berbagai sekolahan. Pokoknya asyik banget deh....
ReplyDeleteWah seru banget sih ada ekskul IPA. Pasti belajar sains dengan lebih menyenangkan ya buu..Saya dulu ikut pramuka, PMR, rohis, pecinta alam. Semua deh saya coba, biar mereguk manisnya ilmu dan pengalaman baru. Tentu saja banyak teman baru beda kelas.
ReplyDeleteSaya dulu paling males ikut ekskul mba. Trus sama guru diancam kalau engga ikut ekskul nanti susah dapat nilai bagus,wkwkwk. akhirnya ikut yang paling aman yaitu SKI, Sie Korahian Islam. Kenapa bagi saya aman ? karena tidak perlu harus ikut pelatihan di outdoor.
ReplyDeleteNyesel dulu SMP-SMA ga pernah aktif ekskul. Saya baru tau kalo ekskul diatur dlm permedikbud dan Pramuka itj wajib
ReplyDeleteKalau aku dulu semasih sekolah banyak ektrakulikuler yang aku ikut kak,soalnya seru bisa dapet ilmu dan teman baru. salah satunya rohis dan saat menjadi guru kemarin pun aku juga diminta sekolah jadi pembina rohis. lumayan ada pengalaman dulu waktu jadi siswa.
ReplyDeleteBaru tahu loh ada ekskul IPA segala. Jamanku sekolah dulu ekskul tu masih terbatas di PMR, Pramuka, cheerleaders, nari.
ReplyDeleteKalau sekarang keren ya, bahkan IPA aja juga ada ekskulnya. Cocok buat anak-anak yang suka eksperimen dengan hal-hal ilmiah nih
Ekskul di Sekolah Anakku cukup banyak, bikin pengen Sekolah lagi rasanya haha, mengingat dulu di Sekolahku cuma dikit ekskul-nya. Tapi di Kampus, aku mulai aktif ikut kegiatan macam-macam, dan disitulah awal mula duniaku lebih berwarna. Btw, ekskul IPA ini keren banget ya, jadi ingat anak pertamaku yang suka Science kayaknya cocok dengan ekskul ini.
ReplyDeleteSaya dulu pas sekolah ikutnya ekskul pramuka dan basket. Kalau IPA gak ikutan sih, walau pas sekolah masuknya jurusan IPA
ReplyDeleteWah, ekskul IPA. Saya dulu hobi banget IPA khususnya Biologi dan Kimia. Keren banget idenya menciptkan sainspreneur. Ini memicu semangat kompetisi anak.
ReplyDeleteekskul IPA itu paling menarik bagian percobaan2 sih, kdg aku suka ulang beberapa kali biar apal sama "yang dimaksud" karena kadang namanya susah disebut >.<
ReplyDeleteEkskul IPA - akustik dan marching band - ini anak anakku dulu ikutan mbak
ReplyDeletesuka mereka mencoba dan bereksperimen, melatih daya ingat dan kreativitas
DIklatnya seruuu ya mba.. senang kalau ada program yang bisa dinikmati banget dan banwa banyak manfaat
ReplyDeleteEkskulnya unik, IPA.. kalau di sekolah anak saya ekskul sains, tapi nggak tahu ngapain aja.. mungkin lebih banyak ke penelitian dan eksperimen. Saya nggak pernah ekskul pelajaran karena sekolah saja sudah pusing, hehe.
ReplyDeletepas smp kelas satu, aktif di organisasi klub mipa. asikk deh belajar matematika, fisika dan biologi. tapi cuma setahun, pas kelas 2 dibubarin karena sepi peminat. hikz
ReplyDeleteSaya ingat banget waktu praktik itu harus membawa kodok atau katak ke sekolah lalu kami belah dan memeriksa struktur atau anatomi tubuh katak. Antara geli dan kepo.
ReplyDeleteNah, ini poin penting juga. Sekolah harus menyiapkan daya dukung. Jadi bisa bersinergi antara sekolah, anak dan orang tua demi prestasi yang baik
ReplyDeleteSekarang jenis ekstrakulikuler makin beragam dan seru ya mbak. Jadi teringat membahasnya sama anak sya yg besar. Banyak banget pilihan sampe bingung. Klo dulu sih aku ikut ekstrakulikuler yg kakak seniornya ganteng hahhaha... ga muu banget
ReplyDeleteDengan mengikuti ekskul IPA harapannya pasti lebih banyak melihat teori-teori yang ada di buku dengan real di lapangan saat bereksperimen. Ini tuh butuh banyak persiapan alat dan bahan agar pelaksanaannya tanpa hambatan yaa, Bunda.
ReplyDeleteEkskul wajib itu Pramuka, nah kalau pilihan pas SMP ikut yang bahasa Inggris, tapi pas SMA ikut ekskul senam dan keagamaan. belumpernah ikut ekskul IPA karena SMA-nya aku anak IPS, heheh
ReplyDeleteikut ekskul itu nyenengin dan lebih santai, terus bisa kenalan sama teman lain kelas juga.
Alhamdulillah ya mbak, makin banyak diklat-diklat yang dapat meningkatkan kompetensi guru. Bagus banget program diklatnya yaa. Guru pembelajar adalah guru yang tak pernah mau berhenti belajar. InsyaAllah akan berdampak pada meningkatnya perkembangan murid di sekolah lewat ekskul IPA ini ya mbak
ReplyDeleteBanyak juga ya yang bisa dikembangkan terkait ekstrakurikuler IPA ini. Dulu sejak SD hingga SMA, selalu ikutannya exkul olahraga mba, ga pernah yang keilmuan gini hehehe...
ReplyDeleteSaya tuh mau ikutan seperti ini
ReplyDeleteApa daya harus resign karena anak anak
Padahal ingin mengembangkan diri di MaPel IPA
Jaman saya SMP dulu ekstra kulikulernya cuma pramuka sama PMR. Jaman SMA malah nggak ada ekstrakurikuler karena sekolahnya sampai sore. Sekarang setelah berkecimpung dalam dunia pendidikan, baru tahu dan kerasa manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler
ReplyDeleteSaya baru tahu kalau ekstrakurkuler juga memiliki diklat guru pembina. Dan baru tahu ada ekstrakuler IPA juga. Di sini adanya yang standar aja, Pramuka, PMR, dan beberapa olahraga. Mungkin karena dolannya di lingkup sekolah biasa, ya
ReplyDeleteSemoga setelah mengikuti diklat guru pembina ekstrakurikuler bidang IPA ini, makin banyak karya sains yang bermunculan dari siswa peserta ekstrakurikuler di sekolah masing-masing
ReplyDeleteterbukti guru juga dituntut untuk terus meningkatkan skil dan kemampuannya... dan berujung kepada penyampaian pendidikan berkualitas kepada muridnya kelak
ReplyDeleteWah makin banyak ya pilihan ekstrakulikuler, dulu yang barbau bau IPA itu eskul Karya Ilmiah Remaja aja, tapi ini sampai Sainspreneur segala,, dulu sempat ikut eskul Go Green yang bikin rumah jamur lalu dijual, kalau sekarang lebih kompleks ya dimasukin ke eskul IPA, jadi tambah lengkap juga sih,,,
ReplyDeletePaling seneng pelajaran yg ada praktiknya termasuk ipa ini, waktu smp nunggu2 klo ada praktikumnya walaupun praktikumnya sederhana
ReplyDeletewaktu saya sekolah, belum ada ekskul IPA, adanya KIR, teater, pramuka gitu
ReplyDeleteKegiatan ekstrakurikuler ttg IPA, adalah favorit aku. Rasa-rasanya, ngga capek karena ya memang minat ikut ekstra ini. Selain itu, guruku juga piawai banget dalam mengajar saat ekstra. Bisa jadi, diklat guru pembina ini bakalan bikin murid makin semangat ikut :)
ReplyDeleteWaktu duduk di bangku SMA, aku ambil jurusan IPA.
ReplyDeleteEmang fassion aku banget sih, banyak praktek di lab mencoba hal baru
Sempet inget dulu pas SMP kali ya, ikutan ekskul KIR (Karya Ilmiah Remaja). Kebetulan guru sains waktu itu enak banget orangnya, kita tiap ekskul selalu melakukan penelitian gitu di lab, jadi kangen. Emang guru matkul sains kudu inovatif banget sih ya
ReplyDeletehuwaaaaaaaa, ibuk saya mau ikutan ekstrakurikuler ini tapi dulu di sekolah saya belum ada buk. tapi saya anak aktif ikut organisasi hehehhe.
ReplyDelete