Mewujudkan
Indonesia inklusif yang merangkul seluruh warga negara tanpa kecuali adalah
harapan rakyat Indonesia termasuk difabel.
Isu inilah yang
diangkat dalam talk show yang diadakan oleh Ruang Publik KBR pada
tanggal 24 Agustus 2021 melalui live youtube channel KBR dengan tema Yang
Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif.
Acara ini juga diadakan
dalam rangka memperingati Hari Orang Muda Internasional (International Youth
Day, IYD) setiap tanggal 12 Agustus. International Youth Day adalah
hari perayaan yang dicetuskan oleh PBB pada tahun 1998 dan diperingati pertama
kalinya pada tahun 2000 sebagai wujud kepedulian terhadap isu-isu kebudayaan
dan hukum seputar pemuda.
Acara talk
show ini berlangsung dari pukul 09.00-10.00 WIB disiarkan pula di 100 lebih
radio jaringan KBR seluruh Indonesia dipandu oleh Ines Nirmala dan menghadirkan
dua narasumber yang bergerak aktif dalam menyikapi isu tersebut, yaitu Widya
Prasetyanti – Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia dan
Agustina Ciptarahayu – Founder & CEO PT Botanina Hijau Indonesia.
Perbincangan
itu sangat menarik dan memberi pemahaman baru buat saya tentang penyandang
disabilitas dan OYPMK.
Lalu bagaimana
keterkaitan disabilitas dengan OYPMK?
Apa pula peran NLR
Indonesia dan PT. Botanina dalam menciptakan masyarakat yang inklusif?
Berikut ini
ulasan saya mengenai acara tersebut. Simak terus ya.
Penyandang Disabilitas dan OYPMK
Sebanyak 21.84
juta atau 8,26% penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Data ini
merupakan kabar yang kurang menyenangkan bagi kita, mengingat sebagian besar masyarakat
Indonesia belum terbiasa bekerja sama dengan penyandang disabilitas. Apalagi
mendapati kenyataan kalau penyandang disabilitas adalah termasuk Orang Yang
Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).
Kita tahulah
ya, masyarakat Indonesia belum seluruhnya bisa menerima kehadiran mereka,
terutama OYPMK dikarenakan stigma buruk tentang kusta di masa lalu. Akibatnya
mereka masih menghadapi kesulitan dalam upaya pemenuhan hak dalam mengakses
layanan umum dan layanan dasar.
Sementara itu, informasi
tentang Indonesia yang mendapatkan bonus demografi di mana jumlah penduduk usia
produktifnya sangat besar seharusnya menjadi angin segar dalam mewujudkan
Indonesia yang lebih baik.
Walaupun di
dalam kelompok usia produktif itu terdapat pula disabilitas dan OYPMK. Tidak
tanggung-tanggung, jumlah kelompok muda dengan disabilitas merupakan populasi
disabilitas terbesar ketiga setelah kelompok usia lansia dan dewasa akhir.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jika masyarakat
secara bergotong royong mau merangkul kelompok ini, maka harapan Indonesia
inklusif pasti terwujud.
Kiprah NLR Mendukung Indonesia Inklusif
NLR adalah
sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 yang
bertujuan menanggulangi kusta dan konsekuensinya di seluruh dunia
(nlrindonesia.or.id).
NLR di
Indonesia mulai bekerja pada tahun 1975, lalu pada tahun 2018, NLR Indonesia
bertransformasi menjadi entitas nasional menuju Indonesia bebas dari kusta.
Visi Misi NLR
NLR Indonesia
memiliki visi, yaitu dunia bebas dari kusta dan konsekuensinya dan semua orang
Indonesia, terutama orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) atau orang
disabilitas menikmati hak-hak mereka di tengah masyarakat inklusif tanpa stigma
dan diskriminasi.
Sedangkan misi
NLR Indonesia adalah mencegah, mendeteksi dan menangani kusta dan mendukung
kesehatan kemandirian dan inklusi penuh bagi OYPMK di dalam masyarakat dengan
cara:
- Memperkuat petugas kesehatan, organisasi penyandang disabilitas dan komunitas orang dengan disabilitas.
- Mengedukasi masyarakat tentang kusta dan disabilitas.
Program NLR Indonesia Bagi Pemuda Disabilitas dan OYPMK
Menurut Ibu
Widya Prasetyanti, NLR Indonesia telah menggagas beberapa program yang memprioritaskan
kelompok pemuda disabilitas dan OYPMK di
antaranya adalah;
NLR Indonesia memberdayakan potensi ekonomi dibidang ketenagakerjaan formal maupun kewirausahaan.
Melakukan pendampingan untuk tumbuh kembang pemuda disabilitas dan OYPMK untuk topik khusus kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja.
Melakukan pemagangan inklusif yang memberi kesempatan kepada orang muda yang mengalami kusta dan disabilitas untuk bekerja di kantor NLR dan juga organisasi-organisasi di berbagai wilayah.
Melakukan pula konseling secara khusus berupa konseling sebaya. Melatih konselor yang handal untuk melatih teman-teman sebayanya bagi pasien kusta yang lain.
Melaksanakan program peningkatan pengetahuan publik tentang kusta dan konsekuensinya melalui program Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta (SUKA) dengan menyasar orang muda warganet dan roadshow ke kampus-kampus untuk penyadaran masyarakat tentang kusta. Termasuk bekerja sama dengan KBR dalam mengkampanyekan pengetahuan tentang kusta dan konsekuensinya.
Di laman NRL Indonesia dijelaskan, ada tiga strategi program yang sedang dilaksanakan, yaitu zero transmisi, zero disabilitas dan zero eksklusi.
Zero Transmisi
Ketakutan
masyarakat yang berlebihan terhadap kusta menimbulkan stigma buruk terhadap
penderita kusta sehingga penderita kusta malu mengakui kalau ia mengidap penyakit
kusta. Hal ini mengakibatkan sulitnya pengendalian penularan kusta.
- Untuk itu NLR melakukan kegiatan yang melatih keterampilan petugas kusta dalam memeriksa, mendiagnosa, memberikan terapi yang sesuai, memeriksa fungsi saraf untuk pencegahan disabilitas dan melakukan pencatatan dan pelaporan pasien.
- NLR juga melakukan kegiatan Desa Sahabat Kusta yang dilaksanakan di 26 Puskesmas yang melayani lebih dari 30 desa. Kegiatan ini berlokasi di Kota Ternate, Parimo (Sulawesi Tengah), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara) dan Cirebon (Jawa Barat).
- NLR mengupayakan penghentian penularan kusta dengan pemberian obat pencegahan rifampisin dosis tunggal (kemoprofilaksis) pada kontak dekat ataupun komunitas yang berisiko tertular kusta.
Zero Disabilitas
NLR Indonesia mendorong kegiatan
penemuan kasus kusta sedini mungkin untuk menekan keterlambatan diagnosis dan
pengobatan kusta yang dapat berakibat disabilitas pada penderita kusta. Bersama
tenaga kesehatan, NLR Indonesia mendorong upaya pemantauan pada pasien kusta
yang telah selesai pengobatan agar tidak mengalami risiko disabilitas akibat
kusta.
Zero Eksklusi
NLR Indonesia mengupayakan
inklusivitas dan pengurangan diskriminasi dan stigma terhadap OYPMK dan
penyandang disabilitas karena kusta dan disabilitas lainnya. NLR Indonesia dan
mitra kerja melakukan upaya melalui:
Proyek Masyarakat Ramah Disabilitas
dan Kusta (Mardika), proyek LEAP yang mendorong kebijakan yang inklusif di
sektor ekonomi dan proyek PADI yang bertujuan agar anak-anak dengan disabilitas
dan OYPMK dapat menikmati hak dasar mereka di tengah masyarakat yang inklusif
disabilitas.
Lebih jauh dijelaskan oleh Ibu Widya, bahwa
keterbatasan kondisi disabilitas perlu perhatian khusus. Oleh karena itu,
beliau mengingatkan kepada perusahaan yang memberi kesempatan bekerja kepada
disabilitas maupun OYPMK agar
memperhatikan durasi kerjanya. Bagaimanapun, mereka memiliki keterbatasan fisik
dan psikis sehingga tidak boleh stress dan terlalu capek.
Dukungan PT. Botanina Hijau Untuk Indonesia Inklusif
Bagi founder & CEO PT. Botanina Hijau,
Agustina Ciptarahayu menggunakan konsep inklusif dalam perusahaannya
adalah sesuatu yang wajar. Menurut beliau, kondisi saat ini bidang kerja sudah semakin luas dan tak terbatas. Semua orang
bisa bekerja dimana saja selama orang tersebut memiliki skill dan
kemampuan yang dibutuhkan perusahaan.
Mbak Tina menceritakan kalau ternyata tangan kanannya di bagian produksi adalah disabilitas. Beliau itu memiliki keistimewaan dalam hal penciuman, suatu skill yang memang sangat dibutuhkan oleh perusahaannya yang bergerak di bidang healts care, personal care, home care dan beragam produk perawatan sehari-hari berbasis alami.
Mengapa merekrut pekerja yang memiliki aspek
penciuman yang tajam?
Hal ini berhubungan dengan produk yang
dihasilkan oleh PT. Botanina yang membutuhkan kepekaan dengan aroma dan
bau-bauan demi menjaga kualitas produk.
Untuk saat ini
penyandang disabilitas yang direkrut oleh
PT. Botanina adalah mereka yang memiliki low vision dan autism,
di mana mereka ini pada umumnya memiliki kemampuan yang unik dan berbeda dengan
yang lain. Sedangkan untuk OYPMK belum bekerja sama. Namun, menurut Mba Tina,
tidak menutup kemungkinan merekrut mereka suatu saat nanti jika mereka memiliki
kemampuan sesuai yang dipersyaratkan perusahaan.
Kontribusi lain dari PT. Botanina bagi pekerjanya yang disabilitas adalah memberikan fasilitas yang memadai dalam mendukung pekerjaannya.
Sebagai penutup
dari ulasan saya pada acara talk show kemarin itu, adalah kesan saya
yang mendalam terhadap testimoni seorang OYPMK. Beliau adalah mba Gaby yang
menemukan kembali semangat hidupnya setelah bergabung dengan NLR Indonesia.
Beliau menceritakan betapa susahnya berdamai dengan kondisinya yang menderita kusta saat itu. Beruntunglah ia menemukan organisasi NLR Indonesia yang memberinya ruang dan pendampingan sehingga mau menjalani proses pengobatan dan bangkit lagi dengan semangat baru.
God job mba Gaby!
Closing Statements
Dari Ibu Widya Prasetyanti mewakili NLR Indonesia menyampaikan bahwa NLR Indonesia selalu siap dan terbuka dalam membantu para pelaku usaha dalam merekrut pekerja disabilitas. Baik itu terkait profit disabilitas maupun sebagai penghubung dalam mewujudkan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan teman disabilitas maupun OYPMK. Hal ini juga menjawab pertanyaan dari seorang penanya tentang, apakah NLR membuka peluang bagi mahasiswa untuk magang di sana. Tentu saja setelah melewati proses perekrutan sesuai yang disyaratkan.
Mba Agustina Ciptarahayu memberi pesan kepada sesama pelaku usaha, bahwa setiap perusahaan punya peluang dalam berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia inklusif tinggal disesuaikan dengan kapasitas perusahaan masing-masing. Karena setiap usaha memilik tantangannya sendiri-sendiri.
Mbak Tina juga menyatakan kalau ini adalah peluang yang sangat baik, karena ada beberapa skill yang hanya dimiliki oleh penyandang disabilitas. Hanya saja pelaku usaha masih ada gap informasi terkait isu diabilitas. Terutama terkait dengan informasi kebutuhan kerja disabilitas dan bagaimana cara perekrutannya.
Demikian ulasan
saya tentang acara bincang-bincang yang diadakan oleh Ruang Publik KBR. Semoga
informasi ini dapat menggugah hati kita dan mulai menerima teman disabilitas
dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) lalu menghilangkan stigma buruk
terhadap mereka.
Makassar, 28 Agustus 2021
Dawiah