Assalamualaikum.
Hai, kamu yang berprofesi
guru, apakah kamu sudah tergolong guru yang sukses?
Apakah strategi
mengajarmu sudah berhasil membuat betah anak didikmu di kelas selama kamu
mengajar? Yaah itu sih kalau ngajarnya tatap muka.
Atau pernahkah kamu
mendapati siswamu tertidur di kelas atau bermain saja dan tidak memperhatikan
materi yang diajarkan?
Jika itu terjadi, berarti
ada hal yang salah dalam proses pembelajaran. Maka segeralah kamu introspeksi
diri, siapa tahu kejadian itu bukan disebabkan oleh siswa yang malas atau
nakal, karena bisa jadi hal itu terjadi dikarenakan kamu sebagai guru yang
kurang mampu mengusai kelas, dalam istilah pendidikan disebut kurang
pengelolaan kelas.
Itu adalah pembelajaran
tatap muka, bagaimana kalau pembelajaran dilakukan secara daring.
Baiklah, kita lupakan
sejenak pembelajaran daring yang kadang bikin darting. Mari kita membayangkan sedang
mengajar secara tatap muka di kelas.
Sebagai seorang guru
tentu selalu mencari startegi mengajar agar sukses dalam menjalankan tugasnya.
Ketika guru datang ke sekolah untuk menjalankan tugasnya, maka 75% waktunya
dihabiskan di kelas, dan hanya dua puluh lima persen di ruang guru atau di
kantor.
Nah, saat di dalam kelas
itulah berlangsung suatu proses pembelajaran.
Agar proses pembelajaran
berlangsung dengan baik atau lebih tepatnya dikatakan sukses, maka
perhatikanlah unsur-unsur yang menunjang kesuksean tersebut.
Berikut ini adalah unsur-unsur
yang menentukan suksesnya proses pembelajaran.
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik dalam
proses pembelajaran merupakan daerah tempat belajar siswa, baik di kelas maupun
di luar kelas.
Sebelum melakukan
pembelajaran, perhatikanlah dampak-dampak yang ditimbulkan sehubungan dengan
tubuh siswa, misalnya guru mengajak siswanya belajar di luar kelas, maka
perhatikanlah kondisi fisik tempat tersebut.
Apakah tempat itu sudah
sesuai dengan keadaan mental siswa, apakah siswa akan merasa nyaman di tempat
itu atau tidak.
Jika berlangsung di dalam
kelas, maka perhatikanlah pengaturan meja dan bangku. Jika memungkinkan ubahlah
pengaturan meja dan bangku tersebut sesuai keinginan siswa dan kebutuhan
mereka.
Lingkungan Sosial
Bangkitkan rasa memiliki
dan rasa diikutsertakan dalam kelompok-kelompok yang dibentuk. Aturlah
kelompok-kelompok secara heterogen, tujuannya agar setiap anak merasa
dibutuhkan dan saling membutuhkan.
Presentasi atau Penyajian
Saat kamu menyajikan materi pembelajaran maka jangan melakukannya secara monoton. Variasikan cara penyajian materi agar siswa tidak bosan.
Beberapa pakar psikologi menyatakan,
bahwa waktu konsentrasi anak hanya 20 menit, karenanya lakukanlah penyegaran
setiap 20 menit dengan mengubah metode atau memberikan selingan-selingan.
Kaitkan setiap konsep
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari agar anak lebih mudah memahami dan
merasa tidak asing dengan konsep yang diajarkan oleh gurunya.
Materi Pembelajaran
Dalam hal materi pembelajaran,
maka tekankan isi, arti, relevansi dan manfaat setiap materi pembelajaran yang
akan diajarkan agar siswa termotivasi serta tertantang untuk belajar.
Ajarkan konsep-konsep
yang gampang dicerna dan lebih spesifik serta hindari mengajarkan konsep-konsep
yang umum agar materi yang diajarkan tidak menjadi bias.
Sesuaikan kurikulum
dengan keadaan siswa, sarana dan prasarana agar tidak terjadi ketimpangan
antara kurikulum dengan keadaan atau situasi real-nya.
Pembelajaran Bermakna
Agar proses pembelajaran
bermakna bagi siswa, maka siapkan rencana kegiatan yang akan membangun ingatan
jangka panjang mereka, misalnya melakukan refleksi yang sehubungan dengan
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Gunakanlah sumber-sumber
teknologi untuk mendapatkan informasi kemudian diintegrasikan dengan pemahaman
siswa. Misalnya mencari informasi melalui internet.
Produk
Siapkan proyek-proyek
untuk mengaplikasikan pencapaian pemahaman siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
Gunakan pula taksonomi
Bloom dalam menyusun tugas-tugas, pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal.
Rancanglah berbagai macam produk dan tes bagi siswa untuk mengevaluasi tingkat
pemahaman siswa.
Demikianlah.
Oh yah, sambil menanti berakhirnya
masa pandemi, tidak apa-apalah kita mempelajari teori-teori tentang cara mengajar yang sukses.
Teori saja dahulu praktiknya
kemudian. Ha-ha-ha.
Pembelajaran bermakna ini yang sering luput dari perhatian. Kadang-kadang hanya sebatas transfer ilmu.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi, Bunda.
Ini penting sekali di perhatikan oleh para pendidik ya Bund, biar anak2 tidak bosan dan tetap semangat dalam belajar. Untuk pembelajaran daring kayaknya bisa diterapkan juga nih, biar ada selingan tidak monoton metodenya.
ReplyDeleteMahasiswa saya tersebar, engga semua di Bandung.
ReplyDeleteLagi ngajar, tiba² ilang. Nanti dia WA, maaf Bu, sinyal ilang...
Mudah²an bener...hehe...bukan krn saya membosankan...😆😆
Jadi keinget masa-masa mengajar dulu. Masih harus banyak belajar improvisasi lagi untuk membuat suasana belajar menyenangkan. Hehe
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya, Mbak
Bener bun, saat ngajar di kelas pas tatap muk, kok ada muridku tertidur, di saat itu aku suka sedih. Duh, aku kudu belajar lagi pengelolaan kelas.
ReplyDeleteTantangan bener ngajar online ini mbak. Terus terang aq akhirnya cuma ngajar kuliah 20 menit. Selebihnya diskusi ngobrol. Karena emang stressfull.
ReplyDelete