Alhamdulillah kita masih bisa
mengatakan "Selamat Datang" kepada bulan Mei.
Itu artinya saat kalian membaca
tulisan ini, kalian masih bernapas.
"Masa iya tidak bernapas
sih, kamu ada-ada saja deh, Dawiah!"
Eits, jangan salah, berapa banyak
orang yang kita kenal sudah tak bisa menyambut bulan Mei tahun ini.
Coba deh kalian ingat-ingat lalu
hitung, berapa orang yang mungkin keluarga kita, tetangga atau teman, bahkan
orang yang kita kenal, tetapi tidak mengenal kita yang jatah usianya telah
habis sebelum memasuki bulan Mei tahun 2021.
Seperti saya yang kehilangan
dua om sekaligus, hanya berbeda satu
pekan. Keduanya berpulang ke Rahmatullah
di bulan Maret tahun ini.
Maka tak ada alasan bagi kita
untuk tidak mensyukuri hadiah napas kehidupan dari Allah Swt.
Alhamdulillah, kita masih
bernapas, masih hidup, masih sehat dan masih bisa membaca tulisan receh saya
ini.
Bulan Mei Penuh Berkah
Di salah satu grup whatsApp,
seorang teman menyatakan kalau bulan Mei adalah “bulannya” karena beliau lahir
di bulan Mei.
Kalau begitu, saya juga bisa dong
mengatakan, kalau bulan Mei adalah bulan keberuntungan saya.
Sebab di bulan Mei itulah, saya
dianugerahi seorang putri setelah tujuh tahun mulai putus asa akan kehadiran
anak perempuan.
Alhamdulillah, saya dianugerahi
empat putra berturut-turut. Kenapa bisa jadi empat? Karena selalu berharap anak
kedua atau anak ketiga yang lahir adalah anak perempuan.
Hingga anak keempat lahir masih
anak laki-laki, maka saat itu saya pasrah. “Sudahlah, mungkin kita memang
cocoknya punya anak laki-laki saja.” Kata saya ke Ayangbeb.
Seperti biasa, Beliau hanya
tersenyum dan mengusap lengan saya.
“Kata orang-orang, anak laki-laki
itu miliknya ibu sedangkan anak perempuan miliknya ayah.”
“Tapi saya juga mau memiliki anak
perempuan, agar ada teman masak di dapur, teman jalan ke salon, teman berbagi
baju juga, dan sebagainya”
“Yaah, sudah. Yuk, kita bikin
lagi!”
Ha-ha-ha- sesimpel itu
jawabannya.
Memangnya bikin kue?
Sekali lagi, alhamdulillah,
segala puji bagi Allah. Setelah tujuh tahun, putra keempat kami gagal jadi anak bungsu Anak perempuan yang tak lagi dirindukan itu,
tiba-tiba hadir di saat usia saya sudah masuk 40 tahun.
Awalnya saya tak percaya bisa
hamil lagi, karena setelah anak keempat lahir haid saya sudah tidak teratur.
Saya pikir, mungkin saya sudah mau menopause maka kerinduan akan hadirnya anak
perempuan sudah saya kubur dalam-dalam.
Namun, Allah Swt masih
memercayakan kami satu lagi amanah yang tak ternilai harganya. Seorang anak
perempuan yang lahir pada 5 Mei 2004 sekaligus menjadi anak penutup alias
bungsu.
Duhai, sungguh bahagia rasanya.
Hari-hari kami selanjutnya adalah
hari penuh kegembiraan. Ia mendapatkan ASI Eksklusif, sangat eksklusif malah
karena ia menyusu selama tiga tahun. Usia 40 tahun sama sekali tak memengaruhi
ASI saya, sangat berlimpah dan dia bebas menyusu kapan saja dan di mana saja.
Waktu itu, jarak tempuh rumah
saya dengan sekolah tempat saya mengajar lumayan jauh. Saya dan Ayangbeb ke
sekolah naik motor, maka si bungsu ini saya bawa juga dengan menempatkannya di
antara saya dan suami, lalu ia saya
masukkan di dalam baju dan ditutupi dengan kerudung besar.
Kalian tahu apa yang ia lakukan
di balik baju dan kerudung saya?
Ia menyusu sepanjang jalan!
Awal perjalanan, ia menyusu di
bagian kanan hingga persediaan ASI nya menipis. Di tengah perjalanan kami singgah
dan mengubah posisinya ke bagian kiri lalu perjalananpun dilanjutkan dan proses
meng-ASI-nya lanjut lagi. Tak berhenti mengisap sampai tiba di tujuan.
Masyaallah, saat tiba di rumah
mama, ia sudah kekenyangan dan tertidur pulas. Sayapun bisa menitipkannya di
rumah mama sementara saya lanjut ke sekolah mengajar. Jam istirahat saya balik
ke rumah mama untuk kembali memberinya ASI, sebab ia tak doyan dengan susu
formula.
Nabila dari tahun ke tahun |
Kini, anak perempuan itu telah
menjelma jadi gadis manis yang selalu menjadi teman saya. Teman berdebat, teman
berbagi cerita, teman masak, teman berbagi kosmetik, dan sebagainya.
Hubungan saya dengan si putri bungsu tak selalu mesra. Kadang bikin kesal dan pakadumba-dumba, terutama kalau ia keluar rumah beraktivitas.
Ah, kalau yang ini, pasti semua orang tua
akan memiliki perasaan yang sama kan.
Ibu saya selalu mengingatkan, terutama kalau dia aktif di organisasi.
“Dia itu seperti kamu dulu waktu gadis,
senang berorganisasi, ceplas ceplos, kritis, dan sedikit keras hati.”
Mungkin ini pas dengan istilah like
mother like daughter
Namun, ada satu perbedaan besar
antara saya dengan dia. Saya lahir sebagai anak sulung yang tidak manja, kuat,
dan pejuang sejati (puji ale) hi-hi-hi.
Sedangkan, dia lahir sebagai anak
bungsu yang selalu dimanja sehingga berkembang menjadi anak kolokan, gampang
cemberut apalagi kalau lagi “digangguin” sama kakak-kakaknya.
Apapun itu, dia adalah putri
bungsu kesayangan kami. Dan ia selalu bisa menghibur saya dengan caranya
meminta maaf.
Surat permintaan maaf Nabila (kebayang betenya dia saat foto ini diposting)😂 |
Hari ini dia milad ke 17 tahun.
Wow, sweet seventeen katanya.
Sejak kemarin ia memberi kode, “sweet
seventeen niiiih …. dapat apa niih… waktu kakak-kakak milad ke-17 dapat
hadiah, saya dapat apa niih…?”
Saya pura-pura tidak tahu,
padahal saya sudah menyiapkan tulisan ini sebagai “hadiah terindah” untuknya.
Mungkin dia akan bilang, “Beuh,
hanya tulisan?”
Jangan salah Nak. Tulisan ini
akan abadi dan kelak kamu akan mengenangnya sebagai hadiah yang paling indah dan
paling berkesan.
Tenang saja, saya akan menjadi
sponsor utama dalam mendapatkan hadiah dari kakak-kakakmu, ha-ha-ha.
Setelah tulisan ini tayang, akan
saya share ke mereka sebagai kode keras buat mereka. Tetap, mamanya kurang
modal. Ha-ha-ha.
Sehat terus Nak, dan jadilah
putri salihah kami.
Karena sebaik-baik anak muslimah
adalah anak yang salihah.
Baca juga tentang Nabila di sini
Catatan:
Pakadumba-dumba = bikin deg-degan
Puji ale = Muji diri sendiri
Aku terharu kak baca ceritanya
ReplyDeleteEmang bener banget, kadang kita ngerasa udah pasrah justru Allah kayak datangkan hal yang kita inginkan secara mendadak, apapun itu
Salam yaa kak buat Nabila
Salamnya akan saya sampaikan. Terima kasih ya sudah mampir dan kasi komen.
DeleteSama bulan kelahiran kami, semoga tidak sama keras kepalanya saya 😀😀😀
ReplyDeleteBukan Nabila yang mau nikah kak?
Miladnya beda sehari sama kk Maya tawwa. Selamat Milad sayang, makin cantik dan sehat sll ta
ReplyDeleteTeman berdebat, teman berbagi cerita, teman masak, teman berbagi kosmetik, dan sebagainya.
ReplyDeleteKecuali teman berbagi baju ... ups ... kabur.
Hihi peace, Kaak.
Masya Allah Nabila, gadis cantik shalihah-nya Bunda Dawiah. Baarakallahu fiik, Nak .. tetaplah jadi cerminannya Mama yg bisa bikin Mama mengenang masa mudanya dan pastinya semua reaksi Mama terhadap Nabila itu kemudian Mama renungkan kembali dan pastinya ada alasannya.
Sweet sekali surat Nabila, hampir keluar air mataku baca ki ... terharuu.
Peluk cium virtual buat Nabila.
Selamat, ya, Mbak. Apa yang diharapkan bisa terwujud. Kadang emang seperti itu, saat kita ingin sekali malah tidak dapat. Tapi, saat yaudahlah nggak jadi eh malah dikasih. Allah tau kapan waktu yang tepat hehe. Alhamdulillah, ya, Mbak.
ReplyDeleteSelamat ulang tahun Nabila yang ke tujuh belas. Semoga bisa jadi perempuan yang kuat, cerdas, independent, dan membanggakan orang tua yaaa :)
ReplyDeleteSelamat ulang tahun, Nabila. Barakallah fii umrik. Aamiin
ReplyDeleteNabila usianya sama dengan putra saya yang pertama, Bu. Sama-sama 17 tahun :)
Masyaallah, Alhamdulillah yah akhirnya dipercaya punya anak perempuan. selamat ulang tahun nabila, semoga selalu menjadi anak yang membanggakan orang tua.. Amiiinnn..
ReplyDeleteHappy sweet seventeen yaa Nabila, semoga jd anak solehah yaa, setiap anak memang ada aja yaa mba karakternya tuh yg walaupun sudah semakin gede, kita rasanya sebagai orang tua tetep lihat mereka tuh gemesin, walopun kadang gemesinnya pengen nyubit hahhaha
ReplyDeletewaaah putri bungsunya udah 17 tahun, trus putra sulungnya usia berapa mba? apa sudah menikah?
ReplyDeletealhamdulillah ya anak kelima jadi juga punya anak perempuan. Kakakku malah menanti memiliki putra, baru terwujud di anak kelima.
Wah apa rasanya ya punya anak di usia 40 itu bu? Alhamdulillah udah dapet ya anak perempuannya
ReplyDeleteSaya terharu bund bacanya, klu su sebaliknya skrg lg hamil dan pengen banget anak laki2, sy belum USG jd blum tau dikandung anak laki atau perempuan. Doakan yah bund semoga anak laki2
ReplyDeleteAku juga bermimpi dan berdoa utk dapat anak perempuan. Akhirny baru dikasih tahun kemarin, sekarang baru usia 3 bulan. Supaya ada tmn maen make up dan masak ya, mbak hehehe.
ReplyDeleteBtw, selamat ulang tahun yang ke 17 Nabilla. Sehat dan sukses slalu ya ��
Jika anak perempuan Mb Marda adalah anak bungsu, kebalikan nih, anak perempuanku adalah anak sulung. Mereka lahir di tahun yang sama, ntar bulan depan juga bakalan ikutan Kak Nabila tuh masuk usia 17 tahun. Alhamdulillah saya dikaruniai putri pada kesempatan pertama memiliki anak mba. Disayang-sayang, kadang kayak dijadikan mainan malah ya, dipakein baju yang lucu-lucu ketika bayi. Sekarang udah jadi teman ibunya untuk ngobrol, nyobain dandanan, bahkan kadang jadi juru pijat ibunya kalau capek heheheee...
ReplyDeleteHehe cowok cewek sama aja insyaAllah ya mbak. Luar biasa diamanahi 5 anak pasti gak gampang banget :D
ReplyDeleteSelamat ulang tahun buat putrinya mbak semoga berkah usianya dan tercapai apa yang dicita2kannya
Alhamdulillah senangnya mendapat surat. Terharu pastinya ya mba. Semoga selalu berkah selalu tercurah ya mba. Aamiin
ReplyDeleteMasya Allah Mbak, anak bungsunya saja udah usia 17 tahun. Tapi Mbak masih semangat dan produktif seperti ngeblog ini. Semoga sehat selalu ya sekeluarga.
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteTulisan kaka bagus sekali, Bunda..
Perjalanan hidup ini yaa, Bunda.
Ada senangnya, ada sedihnya dan banyak sekali hikmah yang bisa dijadikan pembelajaran.
Semoga Bunda sehat dan penuh berkah selalu.
salut banget dengan semangat bunda ngeblog, selamat ulang tahun untuk si adek ya Bun. Sehat selalu sekeluarga. Aaamiin
ReplyDelete