Memiliki tubuh sehat dan singset adalah cita-cita saya sejak dahulu kala, tepatnya sejak massa tubuh saya bertambah terus. Apalagi kalau melihat foto-foto saya waktu masih sekolah hingga punya satu anak.
Duh, rasanya ingin kembali ke usia 20 tahun.
Setelah
memasuki usia 30 tahun, mulailah terjadi penambahan massa tubuh yang terus
menerus, melaju bagaikan anak panah yang dilepaskan oleh busur sang pemanah.
Dari massa tubuh 46 kg dengan tinggi 160 cm ketika masih zaman imut-imutnya, lalu menjadi 50 kg saat mau menikah, dan sekarang … kg. Saya malu mengatakannya, ha-ha-ha.
Semakin
meresahkan jiwa.
Sebenarnya
saya sudah pernah melakukan diet ketat disertai olah raga rutin dengan ikut
klub senam. Alhamdulillah, waktu itu saya berhasil mempertahankan massa tubuh
saya di level ideal ukuran ibu-ibu.
Kata
Ayangbeb, itulah ukuran tubuh saya yang paling seksi di matanya, yuhuiii … i
love you Ayangbeb.
Namun,
seiring bertambahnya usia, di mana hormon estrogen saya menurun daya kerjanya
akibat telah berada pada masa menopause, maka pandangan Ayangbeb berubah
drastis.
Beliau
tidak lagi memuji dengan kalimat, “badanmu seksi Ma,” tetapi menjadi, “mama makin sehat.” Yuhuiii
lagi, I love you tallu cabbu, ha-ha-ha.
Diet Ala Artis
Awal tahun
2019, saat massa tubuh saya berada pada level mengkhawatirkan, karena gerakan
sudah tak selincah dulu lagi.
Beberapa
jenis penyakit sudah mulai menyenggol-nyenggol, seperti kolesterol yang mulai
nakal, asam urat kadang merangkul manis, lutut kadang mogok bekerja karena tak
sanggup menopang tubuh yang membengkak, maka saat itulah saya bersahabat dengan
timbangan.
Apa
yang saya lakukan?
Saya
makin rajin membuka youtube dan media sosial lainnya, ha-ha-ha apa hubungannya
Marimas?
Eits,
jangan salah menanggapi dulu, kawan.
Saya
buka media sosial untuk mencari informasi tentang cara diet yang baik, benar,
dan gampang. Nah, dari situlah saya menemukan para selebriti yang berhasil
menurunkan berat badannya.
Oh
yah, saya pernah juga loh niat diet mengikuti caranya Deddy Corbuzier,
bahkan saya bela-belain beli bukunya yang berjudul OCD.
Salah satu tips dalam buku itu, diberi judul "Jendela Makan", yaitu puasa 8 jam, 6 jam, dan 4 jam. Selain itu, ada juga petunjuk berolah raga dilengkapi dengan gambar.
Panjang
penjelasannya, saya tidak perlu
menuliskannya di sini, nanti jadinya mereview buku OCD, hi-hi-hi.
Buku itu saya baca hingga tamat, tetapi tak satupun yang berhasil saya praktikkan dengan sukses.
Gubrak!
Kembali
ke cerita tentang pencarian saya di media sosial para selebriti yang sukses dengan
dietnya.
Paling
top tuh, ada Dewi Hughes yang berhasil menurunkan berat badannya dari 150 kg
menjadi 59 kg, wuiih keren sekali. Katanya,
beliau bisa menurunkan berat badannya dengan real food, yaitu makanan natural
yang tidak diproses, dikemas, ataupun dimasak berulang-ulang. Oh ya, ada lagi
tips ala sehatnya, yaitu dengan hypnotherapy.
Salah satu tipsnya, adalah: makan pelan-pelan tanpa ngobrol, tapi ini sulit saya lakukan. Soalnya saya makannya cepat sambil ngobrol.
Wui, ngeteh sambil ngemil diiringi cerita seru sama saudara-saudara
saya itu, bisa lupa diri. Tak terasa, satu toples kue ludes.
Lalu ada Rina Gunawan yang berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 23 kg dalam kurun waktu tiga bulan, wow amazing.
Melalui media sosialnya, saya menemukan informasi kalau beliau melakukan diet ketofastosis. Tidak itu saja, artis cantik ini juga rutin olah raga.
Apa kabar dengan diriku yang malas olah raga?
Satu lagi artis yang berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 16 kg dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan, yaitu Tya Ariestya.
Menurut Tya, ia hanya berjalan
kaki selama 45 menit setiap hari dan menghindari makanan bersantan, mengandung
minyak, tepung, dan gula.
Diet Dimulai
Yeii …
dari semua selebriti yang saya ceritakan di atas, sepertinya cara Tya deh yang
bisa saya ikuti.
Kenapa
saya berkesimpulan begitu?
Pertama,
Tya masih bisa makan nasi dan lauk, saya kan tak bisa hidup tanpa makan nasi.
Kedua,
olah raganya sangat ringan. Cukup jalan kaki 45 menit setiap hari. Gampanglah,
kan cuma jalan kaki, tidak perlu ngos-ngosan apalagi ikut senam zumba segala macam.
Ketiga, cukup hindari makan makanan yang mengandung tepung, minyak, santan, dan gula.
Yeii
… ini pasti bisa. Kan, saya suka tuh makan ikan masak asam, orang Makassar
bilangnya, pallu kacci, ini asli tanpa minyak dan tepung.
Saya
juga tidak terlalu suka makan sayur berkuah santan. Soal tepung, gampanglah itu,
saya hentikan saja makan kue kering.
Gula,
bagaimana? Saya pernah kok tidak minum teh dan kopi, pasti bisalah ini.
Bismillah, hari ini saya mulai.
Baca juga cara menghitung obesitas di sini.
Menuju Diet
Hari
pertama, saya memulai jalan kaki. Agar tidak terlihat serius-serius amat, maka
saya memilih jalan kaki ke pasar. Saya menyetel stopwatch di ponsel
mulai angka nol, lalu saya berjalan kaki.
Lumayan
berat rasanya. Otot-otot di seluruh badan saya seakan berteriak, menggeranyam.
Keringat mulai bercucuran, tetapi demi tubuh sehat, saya terus berjalan hingga
tiba di pasar.
Di
pasar, saya membeli sayuran dan buah.
Kan, harus mengurangi makan yang manis-manis dan tepung kan ya, jadi harus
makan buah sebagai penggantinya. Ini pikiran saya sendiri. Jadi, saya membeli
pepaya dan pisang kepok.
Setelah
itu, saya pulang masih dengan berjalan kaki. Berhasil!
Tiba
di rumah, saya menghentikan stopwatch ponsel. Yaaa, hanya 31,5 menit, tetapi
tak apa-apa, namanya juga pemula. Iya kan?
Tips
pertama sudah sedikit berhasil saya lakukan, lanjut ke tips kedua. No gula,
no tepung, no santan, dan no minyak.
Sip
dong ah, saya minum air hangat dan makan buah.
Beberapa
menit kemudian, saya ke dapur. Pisang kepok tergolek manja di sana. Kayaknya
kalau tuh pisang digoreng, enak kali ya… godaan si iblis mulai menyerang deh.
Ambil
tepung sedikit. Sedikiiit doang, hanya untuk menemani si pisang, kasihan kan
dia sendirian dalam minyak.
“Eits,
itu pakai minyak Ma!” Ami memperingati.
“Sedikitji,
untuk teman minum kopinya bapak ini.” Jawab saya ngeles.
“Bapak
sudah minum kopi tadi, waktu mama ke pasar.” Nyeletuk si bungsu.
“Siapa
tahu masih mau minum kopi, kan biasanya bapak nambah.” Saya membalas sambil
menggoreng.
Dokpri |
Mereka melengos, “kapan berhasil dietnya?” Mungkin begitu kali ya, pikiran kedua anak itu.
Beberapa
menit kemudian, pisang goreng sudah tersedia.
“Masa
iya, makan pisang goreng tidak minum kopi.” Terdengar bisikan dalam kalbu.
Jreng … jreng … jreng …. aroma kopi tercium
semerbak, sungguh nikmat rasanya.
Secangkir
kopi ditemani sepiring pisang goreng, disantap pada pagi hari adalah kenikmatan
yang hakiki 😂
Apa
kabar dietku? LOL
“Baiklah,
ini baru hari pertama. Insya Allah, besok saya akan mulai lagi.” Saya menghibur
diri di antara rasa penyesalan.
Jadi, saya mau kasi tahu kalian yang sedang berjuang diet seperti saya.
Tips diet itu
adalah DILAKUKAN, bukan dilihat apalagi dibaca saja.
Sekian.
Salam sehat untuk kalian dari saya, Dawiah.
Makassar, Februari 2021
Ngakak jadinya kak
ReplyDeleteHihiii, perjuangan menuju diet ternyata ga gampang ya Bun.
ReplyDeleteAku suka ngakak kalo lagi makan2 sama temen, mereka suka ga mauu, minum air putih aja udah bikin gemuk.
Insyaallah bisa ko, makan tetep normal tapi sesuai, yang penting mindset kita soal diet mesti dibenahi dulu, kalo bisa didampingi oleh dokter.
Jeng..jeng..jeng hahah makan tanpa ngobrol itu syuliiit mbak :) Apalagi pas makan bareng temen2 yach aduuuh yang ada pedan makanan lagi, minuman manis dll. Olahraga juga pas2an jarang direalisasikan. Jadi intinya berhneti makan sebelum kenyang aja deh dan porsi karbo minimalis aja ya mbak heheh TFS ya.
ReplyDeleteSelamaat berjuaaangg, Bund :D
ReplyDeleteSaya juga pejuang diet/gaya hidup sehat/workout rutin
Adaaa aja halangan/tantangan buat komit diet.
BISMILLAH, kita sama2 saling menyemangati yaaa
Tya Ariestya ini jadi bahan obrolan temenku banget kalau lagi oalahraga gitu sampai gak boleh keringetan hihihi. Semangat mbak dietnya tetap dijalani ya
ReplyDeletehahaha...aku kayaknya menemukan alasan buat menjawab kenapa berat badanku sekarang sulit sekali turun nih mba. Iyes karena faktor usia di mana hormon estrogen saya menurun daya kerjanya akibat telah berada pada masa jelang menopause. sy kutip buat jd pembenaran deh mba hahaha... tp beneran sy biasanya mmg gampang naik tapi gampang banget turun lagi BBnya sekarang naiknya gampang turunnya ga mau...duuuh
ReplyDeleteMbaaa... mau resep diet saya nggak? Saya diet tetap makan apapun yang saya suka. Dan Alhamdulillah turun sebanyak 20kg dalam 6 bulan. Dan setelah turun berat saya nggak ping pong alias balik lagi begitu saya tidak dmelakukan program diet. Saya masih PR 10kg lagi tapi udah keburu males... hahaha... ntar ah mulai lagi jelas puasa ramadhan.
ReplyDeleteEhehe, benar kak, diet itu dilakukan bukan cuma dibaca-baca atau dilihat doang...Diet itu banyak godaannya, dan harus seimbang dengan olahraga teratur...
ReplyDeleteKemarin-kemarin sih sempat gitu, sukses diet dan olahraga. Giliran kendor dikit, ya naik lagi deh hahaha
Wahahahahaa... Judulnya menohok sekali ini, kadang aku banget ini. Udah selalu mengeluarkan kata DIET tapi jalaninnya suka-suka aja. Heheheheee... DIet juga butuh konsisten ya untuk hasil yang maksimal
ReplyDeleteWah selamat mbak sudah menjalani diet. Aku masih wacana. Apalagi masih menyusui gini. Yg ada laper trus. Malam2 aja pinginnya makan berat karena kalau makan ringan tetep laper. Hiks. InsyaAllah diet setelah anak disapih deh
ReplyDeleteHahaha, iya ih bener harus dilakukan. Semangat ya mbak, semoga kali ini akan sukses dietnya metode apapun itu yg penting bisa kurus dengan sehat ya
ReplyDeleteAhahaha godaan diet memang sering mendapat bisikan2 diri sendiri ya mbak. Wkwkwk
ReplyDeleteTemenku pun lg coba diet tp selalu gagal, pdhl niatnya udh kuat banget, tp masih sering khilaf karena lapar dan kalap liat makanan saat perut lapar..
hahahaha.... saya pun kalau niat buat diet, malah nafsu makan bertambah. Kalau nggak niat diet, sampai jam 10 pagi belum makan apa-apa kuat aja. kalau niat diet, malah jam 7 sudah sarapan
ReplyDeleteHehe i love you Tallu sabbu...memang berat di diet itu apalagi tepung dan minyak huhu enak sekali kodong...
ReplyDeleteHahaha aku juga sering tergoda mbak
ReplyDeleteSekarang lagi berusaha utk diet yang cuma makan start jam 12 siang sampai 6 sore, tapi ya gtu godaan besar sekali wkwwk
Yg pagi ok, yg malam suka tergoda :D
Tp emang kalau kelebihan BB selama pandemi ini aku rasanya gk enak jd gampang capek. Kudu semnagat lagiiiii wkwkwkw
Sama Bun, saya jga melesat pesat sekali BBnya, apalagi pasca di rawat di RS, nambah terus gak pakai aba-aba
ReplyDeleteKata suami, pertahanin. Whaaat? Pertahanin kesehatannya jangan BB nya. Jadi diminta diet? enggak juga sih, cuma diminta mengurangi karbohidrat dan menambah olah raga.
Hahaha. sama banget. 2 tahun lalu sempat berhasil mengurangi BB 5 kg dalam waktu 3 bulan. Tapi abis tu karena ngerasa udah rada langsing trus woles lagi makannya. Mager lagi dan skip olahraga. Eh sekarang malah melonjak naiknya 8 kg. hiks.. Ayo mbak, berjuang bersama buat diet.
ReplyDeleteduh benar sekali mbak
ReplyDeletediet itu dilakukan ya jgn cuma wacana
aku sih pengen nyoba yg ala tya ariestia aja ah...
kayaknya emang lbh ringan...
smg g hanya wacana, haha
Saya malah nggak tertarik diet Mbak secara sudah lama timbangan nggak naik-naik huhu. Sedih rasanya kurus terus.
ReplyDeleteAku pernah Bunda...berdoa agar kurus.
ReplyDeleteTapi ternyata yang datang adalah masalah.
Memang jadi automatically kurus siih...karena aku tipenya suka kepikiran kalau sedang masalah.
Sejak saat itu, aku gak lagi minta kurus. Aku maunya langsing, hehhe...sehat gitu, maksudnya...Bun.
Beneran Bun... diet itu harus dilakukan bukan hanya untuk dilihat saja. Selama pandemi berat badan saya juga bertambah. Jadi mulai berpikir untuk diet juga. Yang penting realisasinya bukan hanya rencana aja ya, Buuun.
ReplyDeleteDuh kayaknya relate sekali sama aku nih mbak. Aku pun pengen ngurangin BB 5kg aja, tapi susah banget karena lagi WFH gini bawaannya lapar terus haha. Emang niatnya harus kuat ya.
ReplyDeleteBener banget mba sayangnya sih aku cuma rencna doang wkwkwk susah banget buat komit diri sendiri
ReplyDeleteSetuju deh diet itu dijalani bukan cuma dilihat apalagi berandai-andai hehehe. Aku pun sudah setahun ini menjalani pola hidup sehat, ga diet-diet banget sih hehehe.
ReplyDeleteJudulnya mengena, karena jadi inget teman daku yang berencana saja, tapi aksinya belum ada haha. Yang penting sebelum melakukan diet bisa memahami juga kondisi tubuh ya
ReplyDeleteNgakak aku Bund, aku banget soalnya, kekekeke. Aku juga membengkak selama pandemi ini. Sekarang bentukanku udah bulat kayak onde-onde, wkwkwkw. Bismillah, saya mau diet juga. Siap lakukan, bukan dibaca, hahaha
ReplyDeletedeeehh, manrasanya mi di Bun, sudah jauh-jauh jalan ke pasar bolak balik tapi pisang dianggurin hihihih.
ReplyDeletesemangat Bun, saya juga niatnya mau coba cara Tya, tapi olahraganya saja, kalau soal makannya dehh belumpa sanggup, apalagi masih jadi "penampung makanannya" bocah, kan sayang kalau dibuang *LOL*
diet belakangan ini memang sering banget saya dengar, banyak tujuannya hanya untuk mengecilkan badan, padahal intinya diet kan untuk kesehatan dan mendapatkan berat badan secara proporsional. semangat mba dietnya biar badannya makin sehat
ReplyDeleteHahaha saya ngakak bundaaa, dan hanya orang yang paham ilmu fisika yang mengganti kata "berat" menjadi "massa".
ReplyDeleteSemoga sehat selalu ya Bunda Dawiah
Belum bisa menghindari makanan santan, tepung, indomie, dkk ya ampun. mungkin saya nanti di dulu selepas nenyusui. ��. Semoga sukses ya Bun.
ReplyDeleteBenar banget Mbak. Diet kalau tidak dilakukan tidak akan terlihat hasilnya. Terus coba dan konsenwen kuncinya. Sehat selalu ya Mbak.
ReplyDeletewkwkwk tersentilnya mi kitaaa dengan judlnya gang, ini yang selalu sa lakukan baca dan lihat tapi belum pernah dilakukan, duh.
ReplyDelete