Makanan Khas Daerah Bugis yang kerap hadir saat Maulid
Bukan rahasia lagi jika perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw di Sulawesi Selatan sangat meriah yang dirayakan di masjid-masjid ataupun di rumah-rumah masyarakat.
Saat
perayaan maulid biasanya dilengkapi dengan bakul atau ember yang berisi berbagai
makanan khas daerah Sulawesi Selatan. Bakul-bakul tersebut diisi dengan telur
yang telah diwarnai atau dihias
sedimikian rupa sehingga nampak meriah.
Di
dalam bakul atau ember itulah biasanya tersimpan “harta karun” yang menjadi
tempat menopang tiang-tiang kayu tempat telur hias bertengger.
Kegiatan
ini dilakukan pula oleh hampir semua masyarakat Bugis, salah satu suku
yang ada di Sulawesi Selatan. Setiap
tahun, kegiatan mencari harta karun dalam ember maulid ini menjadi hal yang menghebohkan sekaligus menggembirakan.
Terutama
saat menemukan tiga makanan khas daerah Bugis yang jarang dikonsumi
sehari-hari. Ketiga makanan itu adalah bale kambu, tumpi-tumpi, dan kaddo
minynya’.
Makanan-makanan
tersebut sangat sulit ditemui di warung makan jika bukan pada waktu-waktu
tertentu. Biasanya akan muncul jika musim perayaan maulid atau pesta pernikahan.
Mengapa ketiga makanan itu jarang ditemui?
Mungkin karena proses pembuatannya lumayan rumit atau mungkin karena telah dihempaskan oleh makanan siap saji yang praktis dan berasal dari negara lain.
Makanan-makanan
tersebut telah berhasil merebut selera
masyarakat Sulawesi Selatan, terutama anak-anak milenianya padahal rasa dan kelezatan dari makanan
khas daerah Bugis tersebut tak kalah
lezat dan gurihnya.
Tidak
percaya?
Mari
simak resepnya dan eksekusi dengan sepenuh hati.
Kaddo Minynya’
Kaddo
minynya’ selalu menjadi rebutan saat ada perayaan di Sulawesi-Selatan terutama
oleh masyarakat Bugis. Perayaan itu biasanya saat memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw
yang dikenal dengan nama Ma’maudu atau saat acara Mappaccing atau malam pacar yang
merupakan rangkaian acara pesta
pengantin di Sulawesi Selatan.
Rasa
kaddo minynya’ yang gurih dan wangi selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi
penikmatnya.
Bahan
dasar kaddo minynya’ adalah beras ketan putih yang mengandung berbagai zat
penting yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain itu ada juga santan dan
berbagai rempah-rempah yang membuat kaddo minynya’ menjadi wangi saat disajikan.
Itulah
salah satu ciri makanan khas daerah Bugis ini, gurih dan wangi.
Penasaran ingin mencicipi kaddo minynya’? Tidak perlu menunggu hingga ada perayaan. Anda bisa membuatnya sendiri dengan mengikuti resep warisan dari mama saya.
Bahan
- 100 gram beras ketan putih
- 200 gram kelapa tua (diparut lalu diambil santannya)
- 1 ruas jari kunyit, diparut atau ditumbuk halus
- Asam jawa dan garam secukupnya
- Minyak kelapa secukupnya
Bumbu
- 1 batang serai diiris halus
- 1 ruas jari lengkus diiris halus
- 3 siung bawang putih
- 5 biji bawang merah
- 1 sendok makan ketumbar
- Merica secukupnya
- Cengkeh secukupnya (tergantung selera)
Cara Membuatnya
Langkah
1
- Rendam beras ketan beberapa menit, kemudian kukus hingga matang.
- Setelah matang, masukkan ketan ke dalam baskom biarkan hingga ketan dingin.
- Masak santan bersama dengan air asam jawa, parutan kunyit, dan garam.
- Setelah santan mendidih dan mengental turunkan dari kompor, lalu aduk-aduk secara perlahan dan diamkan hingga santannya dingin.
- Campurkan santan ke dalam ketan, aduk secara merata. Lalu kukus hingga air dalam kukusan mendidih.
Catatan
- Sebaiknya masak santan dengan api yang kecil sambil diaduk-aduk agar santannya tidak pecah
- Diamkan santan terlebih dahulu hingga dingin. Menggunakan santan panas akan membuat kaddo minynya cepat basi
- Goreng bumbu-bumbu yang telah disiapkan satu persatu hingga matang dan kecoklatan
- Campurkan bumbu-bumbu yang telah digoreng, kemudian simpan ke dalam mangkuk atau piring
- Siapkan minyak secukupnya
- Siapkan wadah yang agak besar, masukkan campuran ketan dan santan
- Masukkan gorengan bumbu dan minyak sedikit demi sedikit, lakukan secara bergantian lalu aduk secara merata hingga bumbu dan minyaknya habis
Sekarang
kaddo minynya’ siap dihidangkan.
Selamat
mencoba!
Bale Kambu
Bale dalam
bahasa Bugis artinya ikan, sedangkan kambu artinya dibungkus sehingga bale
kambu dapat diartikan sebagai ikan yang dibungkus.
Tidak banyak yang mengenal makanan ini, mungkin karena jarang ditemui di
warung-warung makan. Padahal kandungan
gizinya cukup tinggi, terlebih karena bahan dasarnya adalah ikan bandeng dan kelapa parut. Selain itu, Bale Kambu juga merupakan makanan khas daerah Bugis.
Penasaran dengan bale kambu?
Berikut resepnya.
Bahan
- 1 ekor ikan bandeng
- 2 butir telur, pisahkan kuningnya.
- 50 gram kelapa parut, disangrai dan haluskan
- Asam jawa secukupnya
- Kunyit kering secukupnya
- Garam dan gula merah secukupnya
Bumbu-bumbu yang dihaluskan
- 1 batang serai, potong-potong lalu digoreng
- 1 ruas jari lengkuas, potong-potong lalu digoreng
- 1 sendok teh ketumbar, disangrai
- 6 butir bawang merah, iris-iris lalu digoreng
- 2 siung bawang putih, iris-iris lalu digoreng
- Merica bubuk secukupnya atau sesuai selera
Cara Membuat
- Bersihkan ikan bandeng, lalu potong sesuai selera. Keluarkan tulang dan sebagian dagingnya. Sisihkan kulitnya.
- Kukus daging ikan hingga matang, kemudian cincang atau ditumbuk hingga halus. Jangan lupa memisahkan tulang dari daging ikan.
- Campurkan daging ikan yang telah halus dengan kelapa sangrai, bumbu halus, dan kuning telur. Aduk hingga rata.
- Masukkan campuran daging, kelapa sangrai dan bumbu ke dalam kulit ikan. Lalu celupkan ke dalam putih telur.
- Goreng di dalam minyak yang telah dipanaskan hingga matang.
- Atur dalam wadah dan siap dihidangkan
Tumpi-tumpi
Sama seperti bale kambu, tumpi-tumpi juga sudah jarang ditemukan bahkan nyaris tidak ada warung menjual. Makanan khas daerah Bugis ini menjadi pelengkap yang wajib saat ada perayaan keagamaan, misalnya acara maulid dan perayaan 10 Muharram.
Bahan dasarnya juga ikan dan kelapa.
Terbayangkan gurihnya?
Yuk disimak resep dari mama saya berikut
ini.
Bahan
- 1 kg ikan (boleh pakai ikan apa saja, tapi usahakan memakai ikan yang kurang durinya).
- ½ butir kelapa yang diparut
- Asam, garam, dan bubuk kunyit kering secukupnya
- 1 buah ukuran kecil ubi kayu diparut
- 1 butir telur
Bumbu
- 5 buah bawang merah
- 10 siung bawang putih
- 1 ruas lengkuas
- 1 batang sereh
- merica secukupnya
Cara Membuat
- Rebus ikan bersama asam, bubuk kunyit, dan garam hingga matang. Lalu dinginkan. Setelah dingin lepaskan daging ikan dari kulit dan durinya, sisihkan.
- Haluskan bumbu kemudian tambahkan kelapa parut, tumbuk lagi hingga halus.
- Campurkan ikan yang telah dihaluskan dengan kelapa parut yang berbumbu dan parutan ubi kayu. aduk secara merata.
- Kocok telur dan tambahkan ke dalam campuran ikan di atas, aduk hingga rata.
- Bentuk adonan dengan menggunakan daun kelapa, umumnya berbentuk segitiga.
- Goreng dengan menggunakan api kecil.
- Angkat dan siap disajikan.
Demikianlah tiga resep makanan khas Daerah Bugis yang gurih dan kerap hadir saat perayaan maulid Nabi di Sulawesi Selatan.
Teman-teman sudah pernah menghadiri
perayaan maulid Nabi di Sulawesi Selatan?
Yuk, ke Sulawesi Selatan dan temukan “harta
karun” makanan khas daerah Bugis dalam ember maulid.
Saya toh, lihat ini ... bukan mau praktik.
ReplyDeleteTapi jadi kepengen merasakan masakannya Kak Dawiah .....
Kakak, kalau bikin ki' saya ke rumah ta' mo nah hihi ... malasnya dih wkwkwk.
DeleteWuiih harta karun dalam ember, lengkap dengan resepnya.
ReplyDeletewah, kalau Maulidan di Sulawesi Selatan bisa ikutan rebutan saya, Bunda. Enak-enak ini. Kalau Kaddo Mynynya..ada serupa di Kediri, jadi bisa bayangin rasanya saya.Tapi kalau Bale Kambu dan Tumpi-Tumpi belum kebayang rasanya sama sekali. Wah, pasti gurih dan mantap ini. Bergizi lagi karena terbuat dari ikan ya.
ReplyDeleteBisa disimpan resepnya, siapa tahu ada bahan kapan-kapan bisa dieksekusi
Unik! Ketiganya baru kuketahui dari artikel ini. Taunya kalau makanan khas Makassar itu ya Coto Makassar atau enggak Palung Butung. Ternyata ada yang super duper unik seperti ini. Khusu Kaddo Minynya’, hampir mirip kayak ketan srundeng di Jawa. Tapi bumbunya beda, salah satunya kalau ketan srundeng gak pakek serai.
ReplyDeleteBelum pernah mencoba ketiganya . Tapi dari penjelasan dan resepnya sudah bisa mulai membayangkan rasanya. Memang rumit ya mbak pembuatan nya, apalagi yg kurang pinter masak seperti saya ini hehe
ReplyDeletePengen banget nyoba yang tumpi tumpi, bayangan saya kok seperti nugget ikan gitu ya. Bergizi dan lezaat
Kaddo minynya' itu mirip-mirip nasi kuning ya Bun. Cuman beras ketan yang dijadiin bahan dasarnya. Wah beneran deh ini bikinnya Mayan lama ya.. makanya mungkin bener masyarakat umum mulai males karena banyak yg nawarin makanan cepat saji. Padahal kalo tinggal makan maaah banyak yg mau. Hehehe. Duh kan aku jadi lapeeer.
ReplyDeleteKado Minynyak juga ada deh di Madura. Mirip-mirip begitu. Terbuat dari beras ketan juga. Tapi namanya apa ya? Yuni lupa. Memang munculnya banyak pas Maulid Nabi sih.
ReplyDeleteTapi lebih dari apapun. Yuni jadi kepengen nyobain Bale Kambu deh.
Aku baru tahu tiga makanan ini. Kebayang gurihnya bale kambu dan tumpi-tumpi yang terbuat dari ikan. Apakah harus ikan bandeng bun, untuk membuat bale kambu? Mengingat duri dari bandeng kan kecil dan halus.
ReplyDeleteKaddo mininya ini kayak nasi kuning ta mak, tapi ini bahan utamanya beras ketan. Kebayang gurih banget rasanya
ReplyDeletewah nama makanan khasnya unik unik banget sih.. kaddo minya ini aku nyebutnya nasi kuning hehe.. semua terlihat enak banget mbak.. kalo buat ini mengikuti resepnya semoga ngga failed ya hasilnya hehe
ReplyDeleteKalau di daerahku perayaannya dengan pawai obor saja, Mba. Makanan tradisional memang jarang ditemukan saat ini.Untuk Bale Kambu bentuknya kaya prekedel kentang, bedanya pakai ikan ya, Mba.
ReplyDeletewah, karena saya belum pernah ke Sulawesi Selatan alhasil ketiga menu ini asing di telinga.
ReplyDeleteKuliner Sulawesi Selatan yang saya paham biasanya cuman sop konro, es palu butung, buras hihihihi
Ooooooh ternyata bale bambu itu bahan dasarnya ikan bandeng? Sekilas dari fotonya kalau perkedel kentang ya mbak hehehehe :D Makasih kita dikasih resep segala makanan di sini. Mau coba mempraktekkannya ah. Anak2 bakalan doyan nih kan penggemar menu ikan :D
ReplyDeleteSaya paling suka kalo maulid ada kaddo minnyak ditaro di ember kecil, yang dalamnya ada ayam kampung goreng dan di atasnya ada telur rebus. Nyammannaaa
ReplyDeleteKarena dikelilingi lautan jadi makanan pun banyak berbahan ikan ya Mba. Penasaran sama kaddo minnyak karena awal lihat tadi dikira nasi kebuli. Hmmmm
ReplyDeleteWahh enak enak ini mba..
ReplyDeleteAku suka makan ikan.., tapi g bisa masaknya, hehe
ini info baru banget buat aku, seumur-umur belom pernah nyobain masakan khas bugis nih. mau coba ah praktekin resepnya!
ReplyDeleteWah enak enak nih, Bugis terkenal masakan dan kue kuenya maknyos ya jadi pengen makanan Bugis nih
ReplyDeletemak, bapakku asli Bugis loh, tapi banyak makanan khas Bugis yang belum aku cobain, terutama yang mak sebutkan di atas. Penasaran deh sama rasanya gimana
ReplyDeleteSaya baru kenal semua nama makanannya hehe.Pengen nyobain yang Bale Kambu soalnya saya sekeluarga penggemar ikan :D
ReplyDeleteUnik juga ikan dimasak seperti itu mbak :D
Makasih ya resep2nya :D
Tante aku nikah ama orang Bugis. Pas ke Makassar tapi belum sempat nyobain makanan ini blas. Kayaknya harus mampir lagi
ReplyDeletewah mirip ya kalau nasi kuning itu kayak di Bengkulu, acara maulid nabi ada kaya gitu.
ReplyDeleteMakanan daerah Bugis ini baru banget buatku, Bunda...
ReplyDeleteRasanya pasti gurih dan lezat yaa...karena bumbu dan bahannya fresh.
Ternyata ada tradisi unik menggunakan ember ya mba. Baru tau loh aku. Pasti seru nih ya pas perayaan maulid gini, nemu makanan khas yang sudah langka ini di bawah telur warna-warni.
ReplyDeletePenasaraaan ... Belum pernah makan kombinasi ikan bandeng campur kelapa nih, Bun. Eh iya, saya penasaran banget, itu gimana sih cara bacanya kaddo minyinya'. Coba di sini komennya bisa pakai voice. Saya minta tolong Bunda bacain deh, hihihi ...
ReplyDeleteWaah ketiganya baru aku dnger saat ini. Belum pernah dengar sebelumnya. Jadi pengen icip-icip juga rasanya gimana.
ReplyDeleteSuka sama Kaddo minynya’. Sering disajikan kalau ada acara di sekitar rumah. Enak rasanya. Ternyata ini makanan khas Bugis ya. Duh baru tahu nih Mbak.
ReplyDeleteKaddo minynya tuh kayaknya enak bgt. Menggiurkan dan sepertinya lebih enak daripada nasi lemak. Bumbunya juga lebih banyak. Pantas hannya ada di momen tertentu.
ReplyDeleteSalam kenal dari orang Jawa Kak...
Kak Dawiyah, kaddo minynya' mirip banget sama masakan pulut kuning pakai inti kelapa ya kak..
ReplyDeleteBedanya, gak ada inti kelapa.
Diganti sama bumbu khas Sulawesi.
Saya belum pernah ke Sulawesi Selatan. Btw yang bahan dasarnya ketan putih itu sepertinya di Jawa juga ada. Hanya saja saya enggak tahu namanya.
ReplyDeleteSaya malah penasaran pengucapan Kaddo minynya’ itu gimana kalo didengarkan langsung? Hehehe. Yang bale kambu itu mirip dengan yg biasa ibu saya bikin. Bedanya, kalo ibu saya membungkus ikannya pake telur. Hehehe. Bumbu ikannya sih tetap ada kunyitnya juga.
ReplyDeletemendadak jadi kangen kampung halaman karena baca artikel mbak, kangen nenekku yang masakin masakan bugis dari aku kecil, rempah2 bugis benar2 tidak ada tandingannya, aroma rempah udah bikin ngiler apalagi setelah diolah jadi makanan lesat..
ReplyDeleteSuper lengkap mba menunyaa. Penasaran banget sama semuanya, belum pernah coba.
ReplyDeleteNgga heran yaa banyak turis jatuh cinta sama Indonesia, makanan aja beragam kayak gini. MasyaAllah. aku save ya mba resepnyaaa, thankyouu
hal kak,
ReplyDeletesekilas aku kira Kaddo Minynya’ itu nasi kuning, ternyata dari beras ketan. kapan - kapan aku coba resepnya yaa
Wah Bu, lihat artikel ini jadi pengen main ke daerah Bugis. Apalagi kebanyakan bahan makanannya itu ikan, saya suka banget sama ikan. Cari makanan gini di Jawa kudu kemana ya, semoga suatu hari nanti bisa ke Bugis
ReplyDeleteLihat Kaddo Minynya’ ini kayaknya banyak tersebar di banyak daerah dengan nama yang berbeda-beda, ya. Apa mungkin kebetulan aja ya, karena ketan banyak ditanam juga sama petani di daerah-daerah tersebut.
ReplyDeleteIndonesia kaya akan kuliner dimasing masing daerah dan salah satunya di Daerah Bugis, untuk makanan khas Bugis aku udah pernah nyoba karena waktu di SMP hampir teman sekelasku orang Bugis.
ReplyDeleteTapi aku lupa namanya apa, yang jelas waktu lebaran mereka sediakan makanan khas Bugis pakai nampan ukuran besar.
Oh ya sekilas liat Kaddo Minynya hampir mirip dengan nasi tumpeng atau nasi kuning ya.
Wah unik sekali ya. Yang Kaddo Minynya itu terlihat seperti Bakwan. Lalu yang bale Kambu seperti perkedel. Memang semakin kesini, semakin jarang ditemui makanan khas daerah. Di tempat saya pun demikian.
ReplyDeletekegiatan mencari telurnya mirip dengan perayaan paskah di luar negeri ya mbak.
ReplyDeleteBtw makasih buat resepnya, kebetulan di rumah sedang punya ketan putih, besok besok saya akan mencoba cemilan minynya’.
Rasanya belum pernah makan makanan khas Bugis yang disebutkan di atas Bun. Kaddo minynya’mirip nasi kuning menurutku. Kalau nasi kuning biasanya dari beras cerai, ini dari ketan ya. Dimasak pula dengan santan, rasanya pasti gurih :)
ReplyDelete