Ah, pandemi ini telah berhasil memorakporandakan dunia. Bermula di Wuhan, Cina lanjut ke negara lain lalu menyasar Indonesia. Apakah Tuhan telah marah kepada manusia, sehingga menciptakan musuh tak berwujud ini? Cobalah tanya kepada rumput yang bergoyang. Ingat Ebiet G Ade 😆
Tapi ini bukan yang pertama, jauh sebelum kita lahir pandemi ini sudah ada. Tak percaya?
Yuk, teruskan membacanya.
Tapi ini bukan yang pertama, jauh sebelum kita lahir pandemi ini sudah ada. Tak percaya?
Yuk, teruskan membacanya.
Pandemi Berkunjung Setiap Satu Abad
Dari
berbagai informasi yang berseliweran di media sosial, dinyatakan bahwa pandemi
itu selalu muncul setiap satu abad dimulai pada tahun 1720, 1820, 1920, dan sekarang tahun 2020.
Tahun
1720 terjadi wabah Marseille yang disebut penyakit Pes yang ditularkan melalui
lalat yang terinfeksi virus. Peristiwa
itu dikenal sebagai The Great Plague of Marseille. Jumlah korban meninggal
dunia saat itu di benua Eropa diperkirakan 100.000 orang.
Satu
abad kemudian, tahun 1820 terjadi lagi pandemi yang dikenal sebagai wabah
Kolera Asiatik. Pandemi ini disebabkan oleh bakteri yang ada di Sungai Gangga.
Wabah ini menyebar ke Asia Tenggara, Afrika Timur, Timur Tengah hingga ke
pantai Mediterana.
Tahun
1920 terjadi lagi pandemi yang mematikan, disebut Flu Spanyol. Hal ini diakibatkan adanya
mutasi genetik dari Virus Influenza yang berubah menjadi virus yang ganas.
Sejarah
mencatat, Flu Spanyol menyerang manusia sekitar 500 juta bahkan lebih di seluruh dunia. Pendemi itu
menyasar sampai ke pulau-pulau terpencil di Pasifik hingga ke Kutub Utara.
Sumber: Underwood Archivers- Getty Images |
Seratus
tahun kemudian, tepatnya tahun ini, tahun 2020 dunia dikejutkan dengan
munculnya Virus Corona, disebut juga Covid-19.
Awal penularan virus ini terjadi di Wuhan, Cina sekitar bulan Desember
2019, lalu menyebar ke seluruh dunia pada awal tahun 2020, termasuk di negara
kita tercinta, Indonesia.
Sumber: abcnews.go.com |
Kasus
positiv covid-19 pertanggal 4 April 2020
pukul 15.45 di seluruh dunia 1.119.109 yang meninggal dunia sebanyak 58.955, sedangkan
di Indonesia sendiri kasus positiv sudah mencapai 2092, yang meninggal dunia
191. (Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, WHO).
Baca juga:
Fakta atau Mitos
Pandemi
kali ini, sungguh luar biasa. Bukan hanya karena wabah itu sendiri melainkan
dampak yang ditimbulkannya sehubungan dengan informasi yang menyebar sedemikian cepatnya.
Satu
orang mengirim informasi via media sosial, maka tak cukup semenit, informasi
itu menyebar ke semua orang pengguna media sosial. Sayangnya,
tidak semua informasi itu benar. Lebih banyak informasi hoaks, kadang hanya
mitos yang diangkat menjadi fakta.
Berikut
ini beberapa hal yang kelihatannya fakta tapi sebenarnya hanya mitos. Semua
informasi itu diambil dari web World Health
Organization (WHO).
- Coronavirus mati dan tidak dapat menyebar di daerah dengan iklim panas dan lembap. Ini adalah mitos, faktanya adalah coronavirus baru ini dapat menyebar di semua daerah, bahkan yang beriklum panas dan lembap sekalipun.
- Mengonsumsi bawang putih dapat mencegah infeksi covid-19 juga mitos. Sekalipun bawang putih memiliki unsur antimikroba. Namun, berdasarkan wabah yang sedang berlangsung belum ada bukti bahwa mengonsumsi bawang putih dapat melindungi kita dari COVID-19.
- Antibiotik efektif dalam mencegah dan mengatasi coronavirus baru? Jawabannya, tidak. Antibiotik tidak bisa mengobati virus, antibiotik hanya untuk bakteri. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit karena COVID-19, Anda mungkin menerima antibiotik karena infeksi sekunder yang diakibatkan oleh bakteri juga dapat terjadi.
- Coronavirus baru hanya menginfeksi lansia, atau orang yang lebih muda juga berisiko tertular? Kenyataannya semua orang dari berbagai kalangan usia bisa terinfeksi coronavirus baru (COVID-19). Namun, lansia, dan mereka yang sudah memiliki kondisi medis (seperti asma, diabetes, penyakit jantung) lebih rentan terinfeksi dan jatuh sakit karena virus.
- Untuk mencegah COVID-19 perbanyak minum air putih. Meskipun minum air putih mencegah dehidrasi tapi tidak dapat mencegah tertularnya COVID-19.
- Berendam di air hangat dapat melindungi diri dari COVID-19, ini adalah mitos. Berendam di air hangat, berapa pun temperatur air yang digunakan tidak akan bisa melindungi Anda dari COVID-19, yang ada Anda akan melukai kulit apalagi jika air hangatnya di atas temperatur normal.
Demikianlah beberapa mitos dan anggapan yang salah soal COVID-19. Maka tetaplah
berhati-hati dan senantiasa menjaga jemari untuk tidak asal membagikan
informasi. Periksa kebenarannya dan carilah informasi yang akurat dari sumber
terpercaya.
Semoga
pandemi ini segera sirna dari bumi, dan kita semua selamat. Amin.
Referensi:
who.int/indonesia
insanmedika.co.id
Eh ada saingannya berjemur,berendam. Enak aja sih, bisa ngilangin pegel. Apalagi klo tinggal buka kran. Lah klo pake ngerebus dulu, kan ribet
ReplyDeleteJempooool.
ReplyDeleteTambah lagi, dampak lain dari wabah ini adalah mudah mencurigai orang baru yang datang ke rumah. Apalagi kalau sudah batuk memangmmi 🤨
Bagaimana dengan dampak menaikkan Berat Badan? Karena biar anak-anak juga kulihat jadi sering-sering buka tudung saji 😁
Berita-berita dengan judul sexy memang banyak bertebaran. Tau-taunya isinya mitos hehehhe.
ReplyDeleteKadang kala yuni membatasi diri dari info-info mengenai covid 19. Bukannya apa-apa. Kadang Yuni suka parno sendiri.
ReplyDeleteTapi tetap saja, anjuran pemerintah nggak Yuni abaikan. Biar bagaimana pun Yuni tetap bekerja di luar rumah.
Setidaknya, pakai masker, cuci tangan, dan bersih-bersih diri setelah pulang.
Nah, kadang mitos ini yang sering membayangi kita. Malah nggak jarang yang bikin kita bergidik ngeri.
Bismillah, semoga pandemi segera berlalu.
Aku ga habis pikir dengan banyaknya mitos yang beredar. Dan sayangnya masyarakat kita mudah sekali percaya, padahal belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan. Semoga pandemi ini segera berakhir ya, mbak.
ReplyDeleteHebat Bu, sampai tahu tiap abad ada pandemi. Study literaturanya patut diacungi jempol nih. Memang benar bu, saya tiap kali mau baca berita, ya baca sumbernya dulu, khawatir hoax... Tapi lucu yg hoax ttg antibiotic pdhl jelas itubutk bakteri ya...he
ReplyDeleteBerendam air hangat itu lucu Mba, jangan sampai deh ada mitos, minum air mendidih membunuh virus hahaha.
ReplyDeleteYang ada tenggorokanpun ikut mendidih :D
banyak banget ya mitos beredar, hanya bsia berdoa, semoga virus ini segera berlalu, dan bisa menikmati Ramadan dengan baik :)
Menambah wawasan nih, ternyata pandemi terjadi setiap 100 tahun. Banyak sekali mitos yang beredar, maka saya tutup mata deh tiap ada yg membagikan di WA. Ikuti berita yg di TV dan di situs/sosmed kemenkes aja, jelas bukan hoaks atau mitos.
ReplyDeleteMemang Banyak hoax-nya Bun contoh-nya beberapa minggu lalu, ada informasi berantai lewat WA yg isinya katanya ada anak kecil baru lahir yg bisa bicara suruh makan telur 2 butir untuk mencegah Virus Covid-19, alhasil heboh dari Sabang sampai Meraoke sibuk malam2 rebus telur 2 butir, memang Masyarakat kita masih banyak percaya yg berbau klenik, ane di Papua aja orang heboh hehe.
ReplyDeleteUntuk sya nggak terpengaruh :)
Ya ampun, masih aja ada yang percaya dengan yang jelas-jelas nggak masuk akal begini. Sedih banget.
DeleteWah, jadi menambah pengetahuan saya tentang pandemi. Ternyata ada siklusnya. Terima kasih atas informasi yang sangat bermanfaatnya mba. Semoga pandemi ini segera berakhir
ReplyDeletebener banget ini bun, banyak ya yang salah paham perihal fakta dan mitos, apalagi yang bawang heu. lucu sih kadang bikin gak habis pikir gitu loh. makasih bun tulisannya bikin buat orang-orang makin aware perihal ini.
ReplyDeleteoh iya kemarin saya juga lihat di acara TV baha setiap 100 tahun sekali terjadi pandemi ini. Dan tahun-tahun sebelumnya lebih parah kasusnya. Semoga pandemi Corona kali ini cepat berlalu.
ReplyDeleteBener apalagi orang-orang desa yang malas baca mereka gagal paham soal mitos dan fakta COVID-19
ReplyDeleteBaru tahu kalau wabah atau pandemi ada setiap 100 tahun sekali. Mau gk percaya tapi kok ada bukti dan data y mb? Smga segera berlalu n kita sehat2. Aamiin
ReplyDeleteSelama masa pandemik ini memang banyak banget mitos yang beredar. Kitanya harus pintar-pintar memilah dan memilih, mana yang beneran fakta dan mana yang hanya mitos.
ReplyDeleteBener juga ya, Bun. Kalau dilihat-lihat pandemi ini muncul setiap 100 tahun sekali. Ngeri juga dampaknya hingga menghilangkan banyak nyawa.
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segera berakhir ya, Bun. Kita semua sehat selalu
Komplit infonya BUnda...wah setiap seabad sekali ada pandemi ya ternyata.
ReplyDeleteSemoga segera berakhir ya Bunda dan kita semua bisa menyikapi mitos dan faktanya dengan bijaksana
Soal pandemi datang tiap 100 tahun sekali ini mitos ngga sih? Nyatanya sejak 1920 ada peristiwa besar yang merenggut banyak korban. Semoga kita terlindungi dari pandemi ini
ReplyDeleteSedih kalau mengingat dampak covid-19 ini. Semoga semua segera berlalu.
ReplyDeleteMemang ya bun, awal-awal kemarin hamper semua sisi memberitakan ttg covid. Sampe mabok yang baca. Di satu sisi kepo, di satu sisi malah kepikirann yang engga engga. Baca artikel bunda Dawiah sekarang hatiku jadi tenang. Banyak mitos berterbangan soalnya. thanks bund. Sehat selalu yaaa
ReplyDeleteSelain perang sama virus, kita juga perang melawan hoax ya kak. Aduh-aduh.. Semoga keadaan segera membaik.
ReplyDeleteSaya mulai meninggalkan info Corona ini sejak banyak hoax dan jadi resah. Akhirnya saya cuma lihat sesekali aja Bund. Kemudian melakukan protokol kesehatan standart aja. Bismillah seger waras daripada mumet baca info gak jelas.
ReplyDeleteMakasih mba sudah sharing karena banyak hoax diluar yang mementingkan popularitas daripada pertanggung jawaban berita. Saya pernah baca soal Flu Spanyol, sisanya saya belum tahu. Semoga pandemi ini cepat usai ya mba
ReplyDeleteTernyata pandemi ini berlangsung tiap satu abad sekali, ya. Hm ... Covid-19 ini berdampak besar banget. Dimulai dari kekhawatiran, panik juga melanda sebagian masyarakat. Ada juga yang cuek. Duh, terlalu. Sekarang agak parno kalau ada yang batuk, ya. Me luar pun kalau aku harus pakai masker, meski kenyataan di luar banyak yang enggak pakai ini
ReplyDeleteHarus cek mitos dan faktanya biar bijak menyikapi pandemi ini. Yang pasti sih harus ekstra menjaga kebersihan dan mempertahankan imunitas tubuh, ya.
ReplyDeleteEmang mengerikan sekali virus ini ya Mbak Dawiyah,, meskipun cuma influenza tp bs lohh komplikasi ke penyakit lainnya kl sistem imun tubuh kita ga bagus. Nice share ya Mbak
ReplyDeleteFaktanya Covid19 telah merubah gaya hidup kita semua kan ya mbak. Semoga wabah ini cepat enyah dari muka bumi :(
ReplyDeletePandemi ini jujur memang bikinnn parno, denger tetangga batuk ajaaa, udah pikirannya kemana-mana, hiks. Semoga lekas berlalu yaaaaa si kopitttt ini
ReplyDeletejujur aja, selama masa covid ini, aku jarang banget nonton TV yg pemberitaanya seputar covid itu karena aku anaknya cukup parnoan, jadi aku malah mengedukasi diri buat jangan sampai keluarga aku terkena pemberitaan hoax ttg covid ini
ReplyDeleteHoaxnya covid-19 ini banyak bangeeet. Sering sliweran di WAG-WAG. Saya agak gemes juga sih kalau ada gitu. Tapi mau negur kok ya yang share selalu yang sepuh-sepuh gitu. Kan ya nggak enak.
ReplyDeleteKalau saya sih biasanya update info dari web atau akun pemerintah aja.
Banyaknya informasi yang sekarang banyak beredar memang perlu di cek dulu kebenarannya, kalau tidak bisa kemakan info hoax. Bisa tambah ruwet jadinya.
ReplyDeleteWah, ada mitos berendam dengan air hangat juga ya.
Nggak menyangka juga dengan keterangan yang ditulis tersebut, bahwa wabah pandemi ini ternyata per satu abad terjadi. Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah swt ya, aamiin
ReplyDeletekita juga harus pandai memilih informasi apakah hoax atau asli, karena banyak beredar info hoax di sosial media kita
ReplyDeleteInformasi hoax bisa berdampak yang tidak baik kepada masyarakat, salah satunya menimbulkan kepanikan. Nah, untuk itu peran kita sebagai masyarakat yang baik ialah ikut menyebarkan fakta-fakta mengenai covid-19 agar masyarakat bisa mendapatkan info yg benar mengenai covid-19.
ReplyDelete