“Menyesal” Telah Mengunjungi 5 Tempat Ini
Tiba-tiba
saya merasa menyesal telah mengunjungi beberapa tempat tetapi tidak menemukan
momen indah yang diharapkan, tidak menikmati momen indah di tempat itu, dan terutama
tidak sempat menuliskannya. Padahal tempat-tempat yang saya kunjungi itu adalah
tempat yang bersejarah, indah, dan menyimpan banyak cerita.
Sekarang
rasanya ingin mengulangi lalu menuliskannya. Tetapi mengulanginya tentu saja
tidak akan sama, setiap momen yang dialami pastilah tak akan berulang. Seperti
juga waktu, jika sudah berlalu maka pasti tak akan kembali.
Menuliskannya
kembali mungkin bisa, hanya saja butuh
perenungan yang mendalam agar setiap kenangan bisa dimunculkan kembali. Yah mungkin
serupa de javu.
Pernahkah
kalian mengalaminya?
Nah,
berikut ini adalah tempat-tempat yang pernah saya kunjungi sekaligus saya
sesali itu.. Untungnya masih ada foto-foto yang sedikitnya bisa membuktikan
kalau saya memang pernah berkunjung ke tempat itu. Jadi bukan hoaks kan.
Madina
Pebruari
2015 bersama mama saya diberi rezeki
melaksanakan ibadah umroh. Madina adalah tempat pertama bagi rombongan kami singgahi
sebelum melaksanakan ibadah umroh di Mekka.
Rombongan kami tiba pas azan subuh berkumandang maka kami hanya diberi kesempatan untuk menyimpan
barang lalu segera ke Masjid Nabawi. Saya bersama mama segera ke Masjid Nabawi
yang berada di depan hotel tempat rombongan kami akan tinggal beberapa hari.
Berhubung kami belum pernah melihat bentuk Masjid Nabawi sama sekali maka jadilah kami salat di pelataran masjid yang awalnya kami mengira tempat itu sudah berada di dalam masjid.
Berhubung kami belum pernah melihat bentuk Masjid Nabawi sama sekali maka jadilah kami salat di pelataran masjid yang awalnya kami mengira tempat itu sudah berada di dalam masjid.
Koleksi Pribadi: Di depan Masjid Quba |
Menurut
beberapa referensi yang saya baca, Madina dahulu bernama Yatsrib lalu berganti
nama menjadi Madinah setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah. Di kota
inilah Rasulullah dimakamkan. Selain itu, di kota ini pernah menjadi pusat
kekhalifahan. Ada tiga khalifah yang pernah berkuasa dan menajdi penerus Nabi
Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
Selain
Masjid Nabawi, ada dua masjid lagi yang kami kunjungi dan melaksanakan salat di
sana, yaitu Masjid Quba dan Masjid Qiblatain. Kedua masjid itu merupakan masjid
tertua dan masjid tertua ketiga adalah masjid Nabawi sendiri.
Lima
hari saya dan rombongan berada di kota ini. Banyak kisah yang tak sempat saya
catat, banyak pula cerita yang mengharubiru dan sekali lagi saya menyesal
karena tak sempat menulisnya.
Penyesalan
saya lainnya ketika berada di kota
Madina adalah saya tidak dapat mengambil banyak gambar yang menarik, padahal
begitu banyak tempat yang sangat indah untuk diabadikan.
Penyesalan
lainnya adalah saya tidak sempat mencatat nomor handpone teman-teman seperjalanan, padahal mereka adalah
saudara-saudara baru saya yang baik hati dan asyik. Jadi setelah kembali ke
tanah air kami kehilangan kontak. Semoga hal itu karena disebabkan saya fokus
ibadah sekaligus mendampingi mama sehingga dapat dicatat sebagai pahala.
Aaamiin.
Mekka
Hari
ke-6 rombongan kami berangkat menuju Mekka. Sepanjang jalan, saya merekam kota
yang sangat indah itu. Sayangnya semua hasil rekaman itu terhapus. Tiba di
Mekka sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Kami hanya diberi waktu
sekitar 10 menit untuk menyimpan barang di hotel lalu segera berkumpul dengan
rombongan dan bersiap melaksanakan ibadah umroh.
Koleksi Pribadi: Seusai Menjalankan Ibadah Umroh |
Rombongan
kami berada di kota Mekka ini selama lima hari. Melaksanakan ibadah umroh
sebanyak dua kali. Ingatan di kota suci sebenarnya masih cukup jelas, tetapi
banyak penggalan-penggalan cerita yang terputus. Terutama cerita-cerita manis
saya bersama mama.
Di
kota inilah saya merasa untuk pertama kalinya menjadi anak yang berbakti untuk
mama saya. Dengan sabar saya membimbing,
mengantar, dan meladeni mama saya walaupun sesekali dapat juga omelannya. Saya
terlalu lambat berjalan dibandingkan mama yang masih lincah.
Saya dan Mama di Masjidil Haram |
Sangat
menyesal karena tidak dapat membantu mama saya mencium Hajratul Aswad, padahal
itu adalah salah satu impiannya. Ustaz yang mendampingi kami tidak mau
mengambil resiko, mengingat mama saya sudah cukup sepuh. Ustaz mengkhawatirkan
keselamatan mama saya.
Saya
juga tidak sempat foto-foto di antara burung-burung di sekitar pelataran Masjidil
Haram. Apalagi saat melihat foto-foto teman rombongan yang berpose di antara
burung-burung itu, duh rasanya cemburu hihihi…
Dieng
Wonosobo
Desember
2016 saya ikut rombongan teman-teman Ayangbeb berlibur ke beberapa tempat
wisata di Dieng Wonosobo. Sebenarnya teman-teman Ayangbeb itu adalah teman-teman saya juga. Kami pernah sekantor,
jadi tidak perlu lagi beradaptasi, toh kami sudah sering seru-seruan.
Ada
tiga tempat wisata yang kami kunjungi di Wonosobo, yaitu Telaga Warna, Bukit
Sikunir, dan Kawah di Dieng.
Menyusuri
jalan menuju Bukit Sikunir pada malam hari memberikan sensasi tersendiri. Tiba
di atas bukit sekitar pukul 12.00 malam, menyisakan keletihan. Akibatnya sunrise tak dapat saya nikmati. Padahal
tujuan ke bukit ini adalah ingin melihat sekaligus mengabadikan sunrise yang sangat terkenal itu.
Menyaksikan sinar matahari yang berwarna kekuningan itu pastilah sangat indah.
Saya dan Ayangbeb di Dieng Wonosobo 😄 |
Ketika
ke Kawah Sikidang bau kawah yang menyengat membuat saya sedikit sesak. Maka
saya hanya dapat memandang teman-teman yang turun ke sekitar kawah dan berfoto-foto
ria di sana. Untungnya pemandangan indah berupa hamparan bukit hijau dan tanah
kapur di sekitar tanah kawah masih bisa saya nikmati. Tapiii … tak ada fotonya.
Hiks.
Rombongan SMPN 7 Makassar |
Nah
di Telaga Warna inilah satu-satunya tempat yang cukup memberi saya kepuasan
karena bisa foto-foto bersama Ayangbeb sekaligus menikmati telaga yang indah. Walaupun
tidak dapat mendaki ke puncak bukit yang mengelilingi telaga untuk lebih
menikmati keindahannya.
Di Telaga Warna😍 |
Bandung
Sudah
tiga kali saya mengunjungi kota kembang ini, tetapi belum sekalipun mengunjungi
daerah wisatanya. Padahal begitu banyak tempat yang asyik untuk dikunjungi. Yah
memang saya ke Bandung bukan untuk liburan apalagi untuk wisata, tetapi kan
bisa juga perjalanan dinas diselingi dengan liburan (harapan saya).
Pertama
kali ke Bandung, sempat menginap di salah satu villa di Ciwidey tetapi esoknya
langsung meneruskan perjalanan. Belum sempat menikmati pemandangannya dan belum sempat foto-foto, rombongan langsung
jalan. Wuis kecewa berat.
Hingga
saya berniat, suatu saat saya akan ke
Bandung lagi tetapi hanya berdua Ayangbeb saja atau diantar sama anak.
Kedua
kalinya ke Bandung adalah studi banding ke beberapa sekolah swasta. Namanya
juga studi banding, yaah yang didatangi adalah sekolah-sekolah. Jadii… yang
dikunjungi sekolah saudara-saudara! Hehehe…
Yang
ketiga adalah saat mengunjungi si sulung. Sempat jalan ke kawasan Cihampelas
Walk atau Ciwalk dan menikmati objek wisata Teras Cihampelas yang membentang
sepanjang 450 meter di atas jalan Cihampelas.
Duduk sejenak sebelum jalan lagi. Weits capek juga ya. Tanda-tanda sudah tuir 😅 |
Selain
itu, sempat pula salat di Masjid bersejarah kebanggaan warga bandung, yaitu
Masjid raya Bandung. Sedikit mengobati kekecewaan karena tidak bisa ke tempat
wisata lainnya.
Gorontalo
Sebenarnya
mengunjungi kota ini memang bukan untuk berwisata melainkan untuk datang
meminang salah satu putri Gorontalo
untuk putra sulung saya. Jadi wajarlah kalau saya tidak bisa mengunjungi
tempat-tempat wisata di kota ini.
Di Bandara Jalaludin Gorontalo |
Tetapi
itu tidak menyurutkan semangat saya untuk suatu saat datang lagi dan mengukir
kenangan di sana. Yang pasti saya sudah berhasil memboyong putri terbaiknya
untuk putra sulung saya.
Nah,
teman-teman ada jugakah yang memiliki pengalaman seperti saya? Cerita ya di
kolom komentar.
Pada waktu berhaji thn 2005, kami tak ada foto depan Kakbah Bun. Karena tidak boleh berfoto. Dimana² ada tanda kamera coret gitu. Kamera bisa disita oleh asykar. Sekarang boleh yah foto². Apalagi sejak HP berkamera. Bingung menyitanya yah...Hehe...
ReplyDeleteIya tuh sekarang makin susah dilarang foto-foto hehehe..
DeleteWah berarti beberapa tempat di atas musti didatangi lagi untuk yang kedua kali ya Bunda, Aamiin
ReplyDeleteKalau saya ada sih beberapa, diantaranya ke Bromo. Lihat sunrise nya sudah..Tapi pas mau ke kawah, sulung saya yang punya asma sesak..Jadi saya temani dia. Sementara suami dan si bungsu lanjut lihat kawah..
heheeh..nyesel juga , tapi enggak apa-apa memang musti temani anak..:)
Nyesal tapi tetap puas kan. Alhamdulillah
DeleteSaya pun sering begitu, menyesal karena tidak sempat menuliskan pengalaman berkunjung ke suatu tempat, dan alhamdulillah mba Dawiah bisa menuliskannya dalam 1 artikel ini
ReplyDeleteBerhasil nulis sepenggal saja hehehe
DeleteSalah satu penyesalan saya tidak menulis kisah perjalanan secara detil adalah saat mengunjungi Masjid Istiqlal tahun 2014. Saya menginap di sana bersama teman2 dlm sebuah agenda dakwah. Sangat berkesan. Sayangnya sy hanya pepotoan doang, lupa pada blog, hiks. Juga saat berwisata ke Jateng. Duh, nyesel. Skrg walopun dekat, sy berusaha menuliskannya.
ReplyDeleteDitunggu tulisannya ya mbak
DeleteWah, tempat yang pernah dikunjungi bagus semua, Mbak. Semoga bisa kembali ke sana, ya. Aamiin
ReplyDeleteIya, makanya menyesal karena tidak menuliskannya secara lengkap. Aamiin
DeleteBanyak menyesalnya tapi pasti lebih banyak bersyukurnya kan Buu bisa ke tempat2 ini. Keindahan dan pengalaman indah kan terekam jelas di memory, walaupun tidak ada fotonya. Saya sejak ada blog aja nih jadi lebih semangat foto2 kalau ke mana2, buat bahan artikel di blog hahahaha
ReplyDeleteAku belum pernah mengunjungi semuanya, tapi paling pengin ke Mekkah dan ke Madinah semiga dikabulkan.
ReplyDeletePenyesalan selalu datang dari belakang 😁 at least mba punya kesempatan jalan2 ke tempat ketjeh di atas, mungkin beberapa org bisa ngiri liatnya 😄
ReplyDeleteDisesali cuma sekali, pengen pergi lagi ya Kaaak ....
ReplyDeleteSemoga kesampaian ke sana lagi yaa
Semoga suatu saat bisa kembali kesana ya mba, untuk mengulang semua hal yang belum didapatkan saat kunjungan pertama.
ReplyDeleteAlhamdulillah..saya blm pernah menyesal mengunjungi suatu tempat. Kalaupun tdk punya kenangan tercetak..insya Allah kenangan2 itu terpatri di hati.. hehe..
ReplyDeleteSemoga bisa berkunjung lagi ke tempat2 indah itu y mba..
kadang saking asyiknya sampe lupa ya bun. saya juga begitu.
ReplyDeleteSaya menyesal karena kurang jalan-jalan. Nulisnya juga dikit-dikit
ReplyDeleteJadi pelajaran berharga jg buat kami yg baca ya mba. Semoga dimudahkan bisa mengunjungi kembali tempat2 ditas terutama kemadina
ReplyDeleteSaya menyesal kenapa waktu saya ke Dieng ga ke telaga warna. Hehe.. adabanyak oenyesalan yang karena keaalahan saya sendiri
ReplyDeletePadahal Dieng Wonosobo itu lumayan dekat dengan Kendal tapi aku belum pernah sekali pun pergi ke Dieng. Semoga sebentar lagi aku bisa ke Dieng. Kadang aku juga gitu, menyesal telah datang ke suatu tempat padahal orang lain berharap bisa mengunjungi tempat tersebut.
ReplyDeleteSaya malah juga menyesal karena satupun tempat di atas belum saya kunjungi. Padahal di Gorontalo ada adek saya.
ReplyDeleteMasyaAllah sudah menjejak rumah Allah Mba Marda. Barokallah. Semoga diberi rezeki untuk kembali mengulang, apa yang belum senpat dilakukan. Aamiin.
ReplyDeleteMbaa kalo ke Dieng lagi main rumahku. Aku di Kensal, 3jaman kalo ke Dieng.
Saya pernah mengalami seperti ini juga mba, pergi ke suatu tempat tapi ada yang terlewatkan untuk diabadikan. Nyeselnyaaaaa.... Berasa pengin balik lagi untuk mengulanginya ya.
ReplyDeleteSemoga suatu saat bisa kembali lagi ke sana ya mbak, sehingga bis amengulangi momen2nya. Kalaupun enggak insyaAllah memori di tempat2 tersebut enggak akan hilang :)
ReplyDeleteAdaa...
ReplyDeleteSaat ke Jepang.
Jaman baheula mah...kerasanya yang penting pengalamannya.
Tapi sekarang, berasa ga punya kenangan apa-apa.
Hiiks~
Pernah waktu masih tinggal di.jepang. banyak tempat yang luput diabadikan. Jadi pengen ke sana lagi hehehe tapi kapan? Sudah sampai di tanah air baru menyesal
ReplyDelete