Halaman
sekolah dipenuhi gadi-gadis belia. Mengenakan pakaian seragam putih abu-abu,
mereka duduk bergerombol di bawah pohon ketapang. Satu-satunya pohon yang
paling besar di halaman SMAN IV Makassar. Gadis-gadis itu bercengkrama sambil
sesekali menggoda murid pria yunior mereka. Beberapa meter dari situ, duduk
tiga orang gadis yang sedang serius berbicara. Kayaknya ada hal sangat penting
sedang mereka bahas.
Gadis
putih tinggi semampai itu bernama Fika, mukanya manis dengan lesung pipit yang
menambah manis dirinya, duduk paling tengah adalah gadis berkulit putih dan berkerudung. Gerakannya sangat lembut,
gemulai, di jilbabnya tersemat nama yang manis Anisa Salsabila, di sebelah kiri
terlihat gadis berkulit sedikit coklat. Postur tubuhya lebih tinggi dari kedua temannya. Dari cara
bicaranya serta gerakan tubuhnya, dialah yang paling lincah di antara kedua
temannya.
“Ry,
kamu serius tidak mau menikah sebelum sarjana? Tanya Fika
“ Seriuslah,
aku hanya mau menikah dengan laki-laki yang sudah mapan, tidak mau ah pacaran
sama teman mahasiswa nantinya, mereka pasti kere. Hanya menunggu kiriman orang
tuanya saja.
“Hahaha…kamu
sudah berpikir sejauh itu Ry” Anisa yang berkerudung itu tertawa lembut
“Ya
iyalah, namanya juga cita-cita dan harapan.”
“Kamu
bagaimana Fik, apakah mau langsung
nikah, tidak mau kuliah dulu?
“Tergantung…”
Jawaban Fika menggantung
“Tergantung
apa?”
“Tergantung
yang melamar. Kalau tamat sekolah Bakti
mau melamar, yah langsung nikahlah, bhahaa…” Mereka terbahak serentak.
“Kamu
Nis? Mau kuliah atau mau seperti Fika?” Pertanyaan Qory diarahkan kepada kedua
sahabatnya.
“Aku
mau lanjutkan hafalan Qur’anku dulu, terus menunggu dilamar oleh guru
mengajiku.” Nisa tersenyum malu saat menyebut guru mengajinya.
Persahabatan
yang manis semanis gadis-gadis belia itu.
Hampir
setiap istirahat, mereka berbicara serius. Membicarakan rencana-rencana masa
depan, cita-cita, dan harapan-harapan mereka. Tiga kepala memiliki latar belakang
yang berbeda pastilah sudut pandang mereka terhadap masa depan juga berbeda
Fika berasal
dari keluarga yang berkecukupan, ayahnya adalah pebisnis yang sukses. Hidup
tenang dalam rumah mewah. Ia tidak perlu capek-capek memikirkan uang belanja,
cukup menyodorkan daftar kebutuhannya dan telepon genggamnyapun berbunyi,
pertanda uang dari ayahnya telah masuk. Walaupun hidup berkecukupan, Fika
tetaplah Fika yang tenang. Ia tidak serta merta menjadi gadis pemboros dan
angkuh. Penampilannya biasa saja, sama dengan gadis-gadis lain di sekolahnya.
Tidak banyak yang tahu tentang kehidupan mewah keluarganya, kecuali kedua
sahabatnya Qory dan Nisa dan beberapa orang di kelasnya.
Lain halnya
dengan Anisa, gadis manis berkerudung itu adalah gadis yang populer di sekolah.
Siapa yang tidak mengenalnya? Dua kali sepekan, foto dan tulisannya terpampang
di majalah dinding. Hampir setiap upacara hari Senin, namanya disebut oleh
pembina upacara sebagai pemenang lomba, baik sebagai juara dalam lomba menulis
puisi, lomba menulis essay, lomba menulis cerpen, bahkan juara dalam lomba membaca
puisi. Yah, dialah Anisa Salsabila. Gadis berbakat itu selalu tampil sederhana dan
memikat. Ia memikat para guru dan siswa dengan penampilannya yang berkerudung,
dengan bakatnya yang luar biasa. Ia terkenal dengan sebutan “Penulis yang
Alim.”
Tidak
kalah populer dari Anisa, Qory juga sangat populer. Ia pemain basket
sekaligus pemain volly. Setiap ada
pertandingan basket atau volly, Qory selalu dielu-elukan.
Qory
dan Bakti sering bertemu di lapangan basket. Kadang mereka latihan bersama.
Tetapi tidak pernah sedikitpun Qory memperhitungkan keberadaan Bakti. Pikirnya paling-paling Bakti berasal dari
keluarga biasa, atau bisa jadi ia juga miskin seperti dirinya
Begitulah persahabatan
mereka, memiliki karakter yang berbeda tetapi tetap bersahabat, saling menerima
kelebihan dan kelemahan masing-masing.
****************
Siapa Fika, Bakti, dan Qory? Silahkan baca di sini dan di sini
Fika menghela nafas, dia menatap album foto usang yang telah berusia hampir 20 tahun itu, di dalam album itu terpatri kenangannya bersama Bakti dan kedua sahabatnya. Foto-foto saat Bakti latihan dan berlomba, saat Bakti menerima piala kemenangannya. Juga ada foto Qory dengan kaos basket kebanggaannya, tertawa lebar sambil mengangkat piala.
Fika menghela nafas, dia menatap album foto usang yang telah berusia hampir 20 tahun itu, di dalam album itu terpatri kenangannya bersama Bakti dan kedua sahabatnya. Foto-foto saat Bakti latihan dan berlomba, saat Bakti menerima piala kemenangannya. Juga ada foto Qory dengan kaos basket kebanggaannya, tertawa lebar sambil mengangkat piala.
Entah mengapa, setiap ada
Qory berfoto dengan pialanya maka ada juga Bakti dengan pose yang serupa.
Begitu seringnya kejadian itu berulang, sampai-sampai Nisa pernah berkomentar.
“Lebih cocok Bakti berjodoh
dengan Qory, mereka serasi sama-sama pemain basket.”
Fika cemberut sambil
meninju halus bahu sahabatnya. Sedangkan Qory hanya terbahak menggodanya. Ia
mngangkat bahu cuek.
“Tenang saja Fik, Bakti
itu tidak masuk dalam kategoriku.” Qory merangkul sahabatnya
“Tuh yang masuk dalam
kategori Qory.” Balas Nisa sambil memonyongkan bibir manisnya ke arah guru
olahraga mereka. Sontak Fika tergelak. Qory hanya tersenyum penuh arti sambil
berbisik
“Psst kalau Pak Hery mau,
kenapa tidak?”
“Ih .. dia itu sudah punya
istri Ry?” Mata Fika melotot kesal
“Mana perduli dia Fik,
yang penting mapan” Kata Nisa
“Dan kayaaa!” Seru Qory. Ketiga gadis itu tertawa serentak.
Fika menutup album foto itu
dengan kesal.
“Ah sejak dahulu kamu
memang sudah memproklamirkan karakter burukmu Ry, kenapa aku bisa lupa akan hal
itu.” Fika menghela nafas untuk kesekian kalinya.
Fika benar-benar baru
menyadari keteledoranya. Memperkenalkan suaminya yang sudah mapan dan sukses
kepada sahabatnya itu. Padahal sejak dahulu ia sudah tahu, apa dan bagaimana
sahabatanya itu.
Masih pantaskah ia disebut
sebagai sahabat?
Tidak lagi, Qory sudah
menjadi penjahat baginya. Perampok cintanya.
Persahabatn mereka sudah
ternoda.
Persahabatan tak akan
kekal jika tidak menghadirkan iman dan cinta di dalamnya.
To Be Continued ……
Paragraf pertama langsung mengingatkan ku masa2 SMA. ^_^
ReplyDeleteSetting ceritanya memanga anak-anak SMA hehehe..
DeletePatah hati aku Bund. So syedih :(
ReplyDeleteHihihi..jadi baper ya
DeletePenasaran sama lanjutannya, ceritanya ringan dan seru mba haha. Kereeeen.
ReplyDeleteTunggu cerita lanjutannya mbak...
DeletePersahabatan tak akan kekal jika tidak menghadirkan iman dan cinta di dalamnya...Setujuuu:)
ReplyDeleteYes. Kalau tak ada iman dan cinta maka semua akan berantakan.
DeleteAmit-amit, semoga dijauhkan dari orang yang seperti ini. Amin
ReplyDeleteAaamiin. Terima kasih ya mbak
Deletesepandai2nya kita memilih sahabat. tetap hancur jika sahabat yang kurang tau posisi didalam kehidupan
ReplyDeleteTMT = Teman makan Teman eh..SMS di .. Sahabat Makan Sahabat
DeleteOemge! Sahabat kok begitu. Keren, aku nunggu lanjutannya mba.
ReplyDeleteDitunggu ya...
DeleteAh, perasaanku ikut hancur membacanya.
ReplyDeleteYes! Berhasil bikin dek Niar BAPER
DeleteCerita itu nyata atau hanya sekedar cerita? Semoga kita memiliki sahabat-sahabat yang baik dan santun...Aamiin
ReplyDeleteSeru buat saya baca cerita ini krn setting tempatnya di sekolah sy wktu SMA hahahah
ReplyDeleteKita satu alamamater hihihi
DeleteNunggu lanjutannya mbaak.. Apa yang akan terjadi?
ReplyDeleteSabar ya...
DeleteSetuju,persahabatan membutuhkan iman dan cinta untuk menjaga kelanggengannya.
ReplyDeleteSemoga kita dapat sahabat yang seperti itu
DeleteAda ya yang begini? Dulu semasa sekolah aku jauh dari pikiran mau menikah dulu. Pokoknya maunya kerja terus dapat duit banyak hahaha ...
ReplyDeleteQory juga mau dapat duit yang banyak, tapi dengan cara jalan pintas hihihi
DeleteHuaaa.. sediih bacanya.. yang kayak gini banyak ya sekarang di realita. Semoga kita dijauhkan dari para penjahat cinta ya bun..
ReplyDeleteAaamiin. Semoga itu hanya ada dalam cerita ya mbak.
DeleteDuh, gemes bacanya kak tapi penasaran dengan lanjutannya...
ReplyDeleteTidak baeknya deh kadi sahabat. Inimi mungkin yang di bilang di tikung?
ReplyDeleteSesek bacanya.. hiks,, ikutan sebal kalau ada yang ganggu rumah tangga orang, semoga pernikahan kita selalu dalam lindungan Allah. AMIN.. makasi bunda udah jadi pengingat menjaga rumah tangga��
ReplyDelete