Empat
hari sebelum memasuki bulan suci Ramadan tepatnya Minggu tanggal 13 Mei 2018,
kita dikejutkan oleh bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Jawa Timur. Tiga
gereja tersebut adalah Gereja Santa Maria Tak bercela di Jalan Ngagel, Gereja
Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.
Sungguh
memilukan.
Dilakukan
oleh keluarga muslim. Suami isteri dan dua orang anaknya yang berusia 16 tahun
dan 18 tahun, terlebih lagi mereka melibatkan dua anak kecil yang belum
mengerti apa-apa. Sontak, hati setiap rakyat Indonesia menjadi sedih dan cemas.
Maka
suka tidak suka, mau tidak mau masyarakat non muslim akan selalu waspada dan
mungkin juga curiga kepada saudara setanah airnya yang muslim. Jangan salahkan
mereka karena yang seimanpun bisa saja memiliki perasaan yang sama.
Walaupun
perasaan itu tidak seharusnya timbul, karena perbuatan keluarga itu yang diberi
label TERORIS bukan ajaran agama Islam dan ajaran dari agama apapun.
Saya
yakin, agama apapun tidak mungkin mengajarkan kebencian, pembunuhan, apalagi
bunuh diri. Agama apapun mengajarkan dan menganjurkan pemeluknya untuk tidak saling
membunuh. Termasuk agama Islam.
Bahkan secara tegas larangan membunuh dan bunuh diri sangat jelas dituliskan dalam kitabullah.
“Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil janji kamu, “Janganlah kamu menumpahkan daramu (membunuh orang) dan mengusir dirimu (saudara
sebangsamu) dari kampung halamanmu.” Kemudian, kamu berikrar dan bersaksi.” (QS
Al-Baqarah: 84).
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa’: 29).
“Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa
pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka
dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka
telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.” (QS Al-An’am: 140).
“Dan janganlah kamu membunuh
anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan
kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.” (QS Al-Isra’:
31).
Allah
SWT telah memerintahkan manusia untuk saling memupuk persaudaraan dengan
berkasih sayang.
“Mudah-mudahan Allah
menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan
orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Maha Kuasa. Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Al-Mumtahanah: 7).
“Kemudian dia termasuk
orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan saling
berpesan untuk berkasih sayang.” (QS Al-Balad:
17).
Jika
berkasih sayang dan tidak membunuh serta bunuh diri sudah dituliskan dan
diperintahkan dalam kitabullah, lalu mengapa masih saja ada orang-orang yang melakukannya
serta memilih hidup dalam kebencian?
Sumber gambar: Pixabay.com |
Pastilah
karena ia tidak mempelajari kitabnya sebagai petunjuk dalam hidup beragama,
atau bisa jadi ia memiliki persepsi yang salah tentang ayat-ayat yang
diturunkan oleh Allah SWT sehingga menjadi sesat. Ini
merupakan tipu daya syetan yang berwujud manusia untuk menimbulkan perpecahan
sehingga rasa persatuan dan kesatuan menjadi hilang.
Lihatlah
caranya!
Pelakunya
adalah muslim, kemudian yang diserang
adalah tempat ibadah non muslim maka sangat jelas motifnya, yaitu ingin
menghancurkan rasa toleransi dan kerukunan umat beragama. Jika kita terpancing,
maka yakinlah tidak ada lagi rasa toleransi dan akan selalu timbul rasa curiga
satu sama lain.
Bukankah
sikap toleransi merupakan sikap lapang dada untuk menghormati dan membiarkan
pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka, menurut ajaran dan ketentuan
agama masing-masing?
Kita
memiliki agama yang berbeda, cara ibadah yang berbeda, tauhid yang berbeda.
Tetapi ingatlah, ada yang sama, yaitu agama kita masing-masing mengajarkan
kepada pemeluknya untuk melakukan kebaikan dan melarang melakukan
kejahatan.
Sumber gambar: Kompas.com |
Jika ada yang melakukan kejahatan, yakinilah bahwa yang melakukan itu adalah oknum. Bukan perintah agama siapapun, termasuk agama Islam.
Yakinlah saudaraku, bahwa:
Yakinlah saudaraku, bahwa:
Teroris itu bukan Islam dan Islam bukan teroris
Mari suarakan. Damai Itu Indah!
“Lakum
diinikum wa liya diin”
“Untukmu
agamamu, dan untukku agamaku.” (QS Al Kafirun: 6).
Ditulis
pada 1 Ramadan 1439 H/ 17 Mei 2018 M
Betul sekali, Mbak. Islam tidak mengajarkan sesuatu yang bisa menyebabkan orang lain celaka atau menderita kerugian. Bunda juga ikut sedih melihat via televisi dan mendengar berita-berita yang miris koq bisa begitu tega kedua ortu mengajak anak untuk sama-sama menjadi pengantin, hiks, hiks...
ReplyDeleteIyah yah... pasti karena mereka tidak mendalami agama dengan lebih baik. Semoga tidak ada lagi keluarga yang seperti itu.
Deletebetul pendidikan agama yang baik mulai dr rumah dan memantau lingkungan anak bergaul. krn banyak diluar sana yang mendoktrin radikal, anakku oleh guru agamanya juga dioktrin tapi krn dia sdh banyak arahan di rumah , dia sih gak mmepan
ReplyDeleteAlhamdulillah. Pendampingan orangtua memang sangat penting dan diperlukan demi menjaga keturunan kita dari ajaran yang sesat.
DeleteBetul sekali kak, damai itu indah. Terapkanlah toleransi selama bukan hal yang berkaitan dengan akidah. Semoga suasana kondusif dan tidak adalagi teror bom. Sedihnyaaa keluarga yang ditinggalkan kodong :(
ReplyDeleteBetul. Agama apapun yang dianut pasti kesedihan ditinggalkan oleh keluarganya sama. Semoga kedamaian terpelihara kembali untuk negara kita.
DeleteDamai itu indah..Dan hal ini harus diawali dari rumah. Kalau di rumah sudah dibekali sikap toleransi, Insya Allah kita akan bisa menerapkan hal yang sama di pergaulan.
ReplyDeleteBetul sekali mbak. Dimulai dari rumah lalu ke lingkungan sekitar maka insya Allah Indonesia akan damai.
DeleteBener banget Bun. Semoga ya kita semua tidak terpancing melinkan saling support prsatuan negara dan gak ada lagi tindakan2 keji semacam itu.
ReplyDeleteKita ciptakan kedamaian tanpa melihat suku, ras dan agama. Jika kita memelihara toleransi pasti kedamaian akan terpelihara.
DeleteSaya juga sedih mendengar kejadian yang mengoyak rasa toleransi antar umat beragama yang sejak dulu sudah diajarkan para leluhur kita.
ReplyDeleteSemoga semuanya akan baik-baik saja yah. Aamiin
DeleteSepertinya ada yang ingin memperkeruh suasana. Ada yang ingin kita saling gontok-gontokkan. Untung saja, masyarakat sekarang sudah semakin cerdas dan tidak termakan untuk saling menyakiti.
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga Indonesia kembali damai dan rakyatnya juga damai, aman dan tentram.
DeleteSetuju, Bun. Untukmu agamamu, untukku agamaku. Cukup percaya dalam hati, tanpa perlu memaksakan kepercayaan itu pada orang lain. Damailah Indonesiaku!
ReplyDeleteBetul sekali sayang. Marilah kita menciptakan kedamaian agar hidup kita tentram dan nyaman.
DeleteBikin deg deg an tuh teroris. Jd gak tenang deh mau kemana mana
ReplyDeleteInsya Allah semua akan baik-baik saja. Semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah swt. Aamiin
DeleteSetuju. Peristiwa ini memang menyakitkan. Islam bukan teroris, teroris bukan Islam.
ReplyDeleteSemoga tidak terulang lagi. Selalu sedih mendengarkan berita seperti ini
DeleteIya Bun, saya juga sedih sekali baca beritanya. Ngerasa kejadian itu langsung mencemarkan agama islam aja dan sedihnya lagi banyak orang islam sendiri yang phobia ama agamanya sndiri ��
ReplyDeleteYah itu disebabkan karena kurang memahami ajaran agamanya sendiri. Padahal dalam kitab suci kita sudah sangat jelas, bahwa dalam urusan toleransi kita diperintahkan untuk meyakini Lakuum dinukun wal yadin.
DeleteMereka yang melakukan itu pasti karena pemahaman beragamanya beda. Entah caranya menginterpretasi ayat suci yang salah atau bisa juga karena emang gak mau hidup berdampingan dengan umat agama lain.
ReplyDeleteMiris banget...
Tapi dari kejadian kemarin itu, 1 ji pertanyaanku "mana BIN??"
Sembunyi barangkali BIN nya dek, atau justru terlalu sibuk mencari teroris sehingga tidak tereksposki.
DeleteBetul banget kak. damai itu sangat indah kak. jangan sampai kita terpengaruh dikarenakan oleh oknum tertentu dan terpecah bela. Kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan karna itu hanya buang waktu untuk kita . lebih baik kita memperkuat iman dan ketakwaan kita
ReplyDeleteYes, setuju!
DeleteKita mulai dari diri sendiri kemudian keluarga dan lingkungan terdekat yah..
Sedihnya pas ada berita itu
ReplyDeleteTapi tetap tenang karena warga indonesia itu sudah cerdas dan gak akan membabibuta menuduh atau menyudutkan agama tertentu. Teroris has no region .
Senoga kerukunan umat beragama di negeri kita makin dipererat ya bund
Aamiin. Sayangnya masih ada saudara kita yang kurang cerdas menanggapinya. Untung masih lebih banyakji yang cerdas dibanding yang kurang cerdas. Mari memupuk persaudaraan agar damai tercipta di bumi Indonesia. Merdeka!
Deleteeh semangatku di..
Sepakat Bunda.... Damai Itu Indah. Satu hal yg perlu kita pahami bahwa hidup ini harus bersosialisasi dengan siapapun dalam lingkungan kita. Manusia tidak akan pernah hidup tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, mari berpegangtangan.
ReplyDeleteIya, agama kita sudah mengajarkan itu, yaitu silaturahim demi menjaga perdamaian.
DeleteKalau terorisme yg baru2 sja terjadi di srbya mnurut sy sih bukan persoalan agama lg tp soal kesehatan mental. Sepasang org tua mengajak anak2nya ikut bunuh diri apa iya bsa dikatakan sehat mental? Itulah pentingnya kta saling peduli dgn org2 di sekitar kta, menjadi pendengar yg baik untuk org2 yg punya masalah, memastikan mereka baik2 saja dan dalam keadaan mental yg sehat. Kalau kta saling cuek satu sama lain, tdk peduli masalah yg dialami org lain, maka makin byk org yg berpotensi sakit mental dan berujung merugikan diri sndiri maupun org lain 😢.
ReplyDeleteBetul sekali. Terlalu naif kalau dikatakan itu hanya persoalan agama. Saya setuju kalau itu berhubungan dengan kesehatan mental, bisa juga dibilang pelakunya mengalami cacat mental.
Delete