“Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
“Anak-anakku,
cucu-cucuku, menantu-menantuku, dan keluargaku serta sahabat dan teman-temanku sekalian yang
berkenan hadir hari ini. Acara ini adalah perayaan pernikahanku dengan suamiku yang
ke-50 tahun. Biasanya disebut perayaan
atau peringatan pernikahan emas. Aku tak mengerti mengapa disebut pernikahan
emas setelah usia pernikahan memasuki masa 50 tahun. Mungkin karena begitu
jarangnya satu keluarga atau pasangan suami isteri yang dapat bertahan bersama
dalam ikatan perkawinan selama itu.
Emas
adalah logam yang mahal, biasa juga disebut logam mulia. Emas adalah logam yang
tidak mudah patah, pecah apalagi retak. Selain itu, emas merupakan benda yang
sangat tinggi nilainya, tidak digilas oleh inflasi juga harganya selalu naik
dari waktu ke waktu. Mungkin itulah istilah emas disematkan kepada keluarga
yang berhasil hidup bersama selama 50 tahun.
Diibaratkan
emas, karena keluarga yang dibina telah ditempa selama puluhan
tahun hingga mencapai 50 tahun, ditempa
dengan berbagai ujian, cobaan, masalah-masalah yang selalu timbul namun tetap
bertahan.
Aku
dan suamiku sudah berhasil mencapai itu. Tidak sedikit onak dan duri yang telah
kami singkirkan. Banyak air mata dengan berbagai sebab yang mengalir dari kedua mata kami, membasahi pipi-pipi
kami. Kesemuanya itu memberikan sensasi tersendiri dalam perjalanan kehidupan
keluaga kami.
Terima
kasih kepada suamiku yang telah setia
mendampingiku dalam suka dan duka. Terima kasih telah bersamaku mengarungi
bahtera ini, walau aku tahu dia sangat penat
bersanding dengan orang sepertiku. Aku si cerewet, kadang egois kadang
emosional dan lebih sedikit sabarku dibandingkan kesabarannya, lebih sedikit pengertianku
dibandingkan pengertiannya. Aku merasa cinta dan kasih sayangnya yang
sangat besar terhadapku sehingga kami masih bisa bersama hingga saat ini.
Terima kasih yang tak terhingga karena masih setia mendampingiku, tanpa pernah
sekalipun berniat menduakanku.
Terima
kasih kepada anak-anakku yang telah bersedia jadi anakku, hingga saat ini memberikan kami cucu-cucu yang manis dan tampan. Ini adalah peringatan pernikahan emas kami dan
kalian telah hadir sebagai penyemangat kami, bunga-bunga cinta kami, walaupun
saat ini kami selalu dalam kesunyian karena kalian telah memiliki rumah
sendiri, kehidupan keluarga sendiri.
Aku
juga mohon maaf kepada suamiku tercinta.
Mungkin aku pernah membuat oleng perahu kita dan membiarkanmu mendayung sendiri bahtera kita. Namun percayalah
suamiku, hingga detik ini cintaku, kasih sayangku, masih sama seperti dahulu. Saat
pertama kali aku menyatakan kalau aku juga mencintaimu dan bersedia bersamamu
mengarungi lautan kehidupan.
Terima
kasih, semoga kita berdua masih bisa merayakan peringatan pernikahan berlian.”
Itulah pidato yang kupersiapkan pada peringatan pernikahan emas
kita kelak. Hahaha….
Katanya aku telah mendahului
takdir, belum tentu usia pernikahan kami akan mencapai masa 50 tahun.
Yah, namanya juga cita-cita.
Masih butuh waktu 22 tahun untuk sampai ke sana. Namun demikian aku tidak perlu
menunggu waktu untuk mengucapkan, “SELAMAT, KITA TELAH MENGARUNGI BAHTERA RUMAH
TANGGA SELAMA 28 TAHUN.”
Seharusnya aku tulis ini
tepat tanggal 14 Februari, yaitu tanggal pernikahan kami 28 tahun lalu.
Tetapi karena sesuatu dan
lain hal, maka barulah saat ini aku dapat menuliskannya.
Qadarullah, kami menikah di
tanggal itu, tanpa niat apa-apa, apalagi bermaksud mengikuti perayaan hari valentine.
Manalah kami tahu tentang hari valentine itu. Kalaupun kami tahu, ada hari
kasih sayang itu, kami tidak akan mungkin merayakannya. Lah, merayakan ulang tahun kelahiran kami saja
tidak pernah, apalagi mau merayakan hari yang kami sama sekali tidak tahu seluk
beluknya.
Baca juga
Seperti sehelai daun yang
jatuh ke bumi, tak akan gugur jika bukan karena telah tertulis di lauhul mahfudz.
Demikian pula hari pernikahan kita.
Waktu, tempat dan siapa yang akan menjadi pasangan kita adalah sudah menjadi
ketentuan-Nya.
Seperti konsep pidato yang
akan kukatakan pada perayaan pernikahan emas kita kelak, maka itulah yang akan
aku katakan kepadamu. Maafkan dan terima kasih.
Maafkan karena aku belum
menjadi isteri yang sempurna buatmu. Maafkan untuk semua kesalahan-kesalahanku,
yang lebih sering lupa akan kewajibanku tetapi malah lebih sering menuntut hak.
Maafkan atas waktuku yang hanya sedikit untukmu, tetapi lebih banyak
menggunakan waktuku untuk pekerjaan lain.
Terima kasih karena telah
menjadi pendamping hidupku yang masih setia hingga saat ini. Terima kasih atas
segala kesabaranmu menghadapi diriku yang terkadang lebih mendahulukan
perasaanku ketimbang logikaku.
Alhamdulillah.
Hingga saat ini kita masih
bersama dan bersatu dalam suka dan duka.
Semoga kita masih diberi
usia hingga kita dapat menimang cucu-cucu kita kelak.
Semoga aku dapat mengucapkan
pidato perayaan pernikahan emas kita dan kamu duduk di atas singgasana
menatapku dengan senyummu.
kerenn bunda, nggak nyangka pernikahan sudah ke 50 tahun.. pasti banyak suka duka yang di lalui.. sakinah selalu ya bunda :-)
ReplyDeletePasti enggak baca sampai akhir nih Ayu....Itu mah baru cita-cita doang. Tetapi apapun itu saya ucapin terima kasih yah sudah mampir di sini.
DeleteOooh pidato yang dipersiapkan hahaha. Bateku berpikir, apa ada mi cucunya Kak Dawiah? Perasaan belum pi ada anaknya yang menikah :D
ReplyDeleteBaarakallahu fiik, Kak. Semoga samara selamanya :)
Cita-cita Dek, lebih tepatnya impian. Semoga tercapai. Aaamiin. Terima kasih sayang.
DeleteBarokalloh fiikum Ibu
ReplyDeleteAamiin, terima kasih sayang
DeleteBarakallah..... sehat, langgeng, bahagia teruuuusss yaa....
ReplyDeleteAamiin, terima kasih sayang atas doanya.
DeleteSelamat ulang tahun pernikahan yang ke-28 ya Ka, semoga selalu samawa. Semoga harapan kaka untuk merayakan ulang tahun penikahan emas bisa terwujud 💐💕.
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih sayang, doa yang sama untukmu juga.
DeleteSelamat ya mbak. Alhamdulillah seneng sekali baca tulisan ini. Semoga bersama terus sampe ke surgaNya sekeluarga ya mbak. Menjadi keluarga sakinah yang menjadi contoh baik buat anak cucu. Amin
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih ya sayang, semoga cita-citamu juga tercapai.
DeleteWaah....selamat berbahagia Mba Dawiah telah menempuh 28 th biduknya mengarungi lautan kehidupan. Semoga dapat mencapai 50 th kelak dlm keadaan tetap sehat. Aamiin yra
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih mbak. Doa yang sama juga untuk mbak.
DeleteSelamat atas usia pernikahan yg ke-28 kak. Semoga selalu SaMaRa hingga usia ke-50 tahun dan seterusnya. Aamiiin...
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih sayang.
DeleteBunda...semoga selalu samawa sebumi sesurga dengan suami tercinta..Dan terkabul hingga pernikahan emas..berlian dan seterusnya. Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah ke-28 yan Bunda...salut! Saya masih menjelang milad 16 :)tahun
Aamiin. Alhamdulillah suatu pencapaian yang selalu saya syukuri. Terima kasih sayang atas doanya. Doa yang sama juga untukmu.
DeleteSelamat hari jadi pernikahan Bu Dawiah, semoga rukun, langgeng, bahagia dan sehat selalu. Saya baru mau 8 tahun menikah. Baru 1/4 nya Bu Dawiah. Masih butuh banyak belajar dan berguru kepada senior seperti ibu :)
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih sayang.
DeleteSetiap rumah tangga adalah sekolah kehidupan. Terima saja semua kekurangan pasangan, kalau kelebihan kan sudah pasti diterima dan dinikmati, hehehe...
Semoga selalu berjodoh dunia dan akhirat bunda :)
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih sayang
Deletesemoga bahagia selalu yaa mbak. Senang sekali bacanya
ReplyDeleteKata-kata persiapan untuk syukuran pernikahan ke 50 nya nanti sangat menyentuh hati. Tapi deh masih lamanya di. Insya Allah diberi kesehatan, kelanggengan dan umur panjang yaa supaya nanti bisa merayakannya. Aamiin YRA. Saya usia perkawinanku belum seusia perkawinanta sekarang. Tapi sudah mendekatilah. Sepertinya harus banyak belajar ini sama kita.
ReplyDeleteAamiin. Hehehe..masih lama memang, namanya juga cita-cita.
DeleteUdah 28 tahun menikah dan punya cucu? Saya kira masih usia awal 40. :o
ReplyDeleteLanggeng dan bahagia sampai ke surga ya, Bu. :)