Judul Buku: Ramadhan Kareem
Penulis: Alumni SP 15
Desainer Cover: Dindin Rasdi
Layout:
Dindin Rasdi
Penerbit: Bitread Publishing
Buku
ini berisi kisah inspiratif tentang Ramadhan, baik berupa memoar maupun cerpen.
Ditulis oleh para perempuan yang tergabung dalam alumni Sekolah Perempuan
Gelombang 15, terdiri dari:
Rara Radyanti, Endah Rini, Irienindra,
Nur Aynun, Wulansari Apriani, Nurria Betty, Chadijah Hakim, Niken Sari, Titik
Suswati, Wahyuni Indriyani, Neni Triani, Yetrie Gustianti, Lily Kholida, dan
saya Dawiah
Ada
14 orang penulis yang menulis 29 kisah.
Kisah-kisah tersebut dirangkai dengan manis karena ditulis dalam rangka menyambut dan mengisi bulan
Ramadan yang penuh berkah.
Proses
penulisan hingga terbitnya tidak lama, hanya selama kurang lebih sebulan dan
buku antologi ini terbit. Ada suka duka yang menyertai proses penerbitannnya.
Terutama ketika akan dijadikan
bingkisan buat guru-guru SMP Negeri 7
Makassar dari para alumni SMP Negeri 7 Makassar
angkatan 1987.
Seperti
kata Rara Radyanti yang menjadi PJ dalam
proses penerbitannya.
“Ibarat rayap yang bekerjasama
membangun istananya, begitulah persahabatn kami sesama alumni Sekolah Perempuan
angkatan 15 dalam menyusun buku ini. Kisah-kisah kehidupan penuh inspirasi
dalam suka dan duka di bulan penuh hikmah ini, semoga dapat memberikan
inspirasi, pemahaman, dan khasanah keilmuan tentang Ramadan.”
Kehadiran
buku ini juga memberi makna dalam bulan Ramadan. Simaklah kata-kata berikut.
“Kumpulan
kisah Ramadan yang penuh warna. Suka dan duka disajikan dalam rangkaian kata
yang mempesona. Antologi ini membuat Ramadan lebih bermakna!”
Ida Fauziah
(Penulis, Mentor, dan Pengajar di Sekolah Perempuan).
Alhamdulillah,
buku ini terbit dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Maka tidaklah
berlebihan apabila dikatakan buku Ramadhan Kareem tak akan lekang oleh waktu.
Setiap
tahun, buku ini selalu pantas untuk dibaca.
Berikut
cuplikan dari tulisan saya dalam “hidayah.”
Salsabila mengumpulkan
keberaniannya, saat melewati hutan itu. Menurut cerita penduduk, di dalam hutan
itu, sering terdengar suara tangisan yang menyayat, atau suara lolongan anjing
yang panjang. Biasa pula terdengar suara sesenggukan yang ngilu. Tetapi Salsabila
harus melewati hutan ini, karena itulah jalan satu-satunya menuju rumahnya.
Hutan rimbun dengan pohon-pohon
besar menjulang tinggi. Di pinggir hutan terdapat pohon trembesi yang sangat
subur berjejer-jejer di sepanjang jalan, terasa sejuk kala siang hari. Namun
terasa seram di malam hari. Daun-daunnya yang melambai menimbulkan suara
berdesir-desir diterpa angin, menambah suramnya malam pekat yang mencekam…
woww...keren banget bukunya sampe ada 15 wanita yg nulis. such insp;iratif
ReplyDeleteYaah namanya juga antologi mbak, jadi nulisnya rame-rame hehehe...
DeleteSelamat ya mbak atas terbitnya buku ini,semoga sukses selalu dan semoga suksesnya juga nular ke saya, amiin
ReplyDeleteAamin, sukses juga buat bundadzakiyyah
DeleteAamin, sukses juga buat bundadzakiyyah
DeleteKapan donk rencana kota bikin antologi bisa terrealisasi?
ReplyDeleteSelamat yah kakak ^_^
ReplyDeleteIni salah satu cita-cita terpendamku kaka, tapi masih jauh terpendam di dasar laut kodong. Punya buku sendiri. Terlalu tinggikah?
ReplyDeleteKayaknya perlu ekstra pendorong semangat yaaa utamanya rasa percaya diri.
Proses terbit bukunya cepat amat ya kak Dawiah, isinya pasti seru krn pengalaman yg berbeda dari 29 kontributor. Kereenn
ReplyDeleteAsyiknya di SP karena "dipaksa" dan taraaa jadilah buku. Selamaat
ReplyDeletewaw jadi penasaran dimana bsa saya dptkan buku ini bunda
ReplyDeleteWah keren kakaa, senang lihat perempuan yang menghasilkan karya nyata, jadi terinspirasi juga....
ReplyDelete