Pilihanmu Tak Lagi Membuatku Cemas

Sunday, October 1, 2017

Pilihanmu Tak Lagi Membuatku Cemas


Setelah tiga bulan masa karantina berlalu, dia sudah diperbolehkan pulang sekali sepekan. Saat-saat itulah yang selalu aku nantikan. Setiap dia datang, bapaknya selalu bertanya tentang keadaan dirinya, apakah dia mendapatkan penyiksaan dari seniornya, apakah dia di-bully, dan sebagainya.

Ajaib, anakku yang satu ini tidak pernah sekalipun mengeluh apalagi melaporkan keadaannya kepada kami, pertanyaan-pertanyaan bapaknya hanya dijawab dengan senyum penuh arti.

Tetapi aku tahu, bahwa dia banyak mengikuti latihan fisik, terlihat dari kedua tangannya yang mengeras, terutama terlihat pada otot-otot lengannya. Aku tidak mau menanyakan pertanyaan seperti pertanyaan bapaknya, tetapi aku punya cara lain untuk mengorek informasi darinya.

Aku mengelus-elus lengannya sambil berkata, “ini lengan kamu tambah kekar, badanmu semakin tegap, bagus yah latihannya.”
“Iya Mama, setiap hari kami olahraga.” Jawabnya sambil memamerkan lengannya.
Semua kejadian yang dialaminya selama masa itu, disebutnya sebagai latihan untuk mengasah mentalnya, kedisiplinannya, dan menambah kekuatan fisiknya.

Sekalipun sistem pendidikan di ATKP berupa semi militer, dengan sebutan bagi siswa-siswi taruna/taruni, aku tidak perlu mencemaskannya. Karena aku tahu, dia menikmati semua proses dalam masa pendidikannya.

Program Pendidikan D.III Teknik Navigasi Udara yang menjadi pilihannya yang dilaksanakan selama tiga tahun sebentar lagi akan berakhir. Hasil gemblengan dari pembimbing dan dosen-dosen di ATKP telah banyak mengubah dirinya. Mulai dari fisiknya, cara makannya hingga caranya berjalan.
Satu-satunya yang tidak berubah adalah senyum manisnya yang selalu kurindukan.

Baca juga; Pilihanmu Membuatku Cemas Part 2

Praktik ke Bandung


Bandung adalah pilihannya untuk praktek, selama tiga bulan, dia akan berada di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Dia semakin dewasa, tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, walaupun demikian dia masih mendiskusikan tempat prakteknya, dan usulanku diterima. Bandung.
Mengapa aku memilih Bandung? Karena di sana ada kakaknya yang akan membantu dia manakala memerlukan sesuatu. (Eh … ternyata aku masih mencemaskannya).

Akhir dari Perjuangan


Ini adalah saat-saat terakhir  dari perjuangannya selama tiga tahun. Dia semakin sibuk dengan urusan laporan hasil prakteknya selama tiga bulan dan penyusunan tugas akhir hasil penelitiannya. 

Hingga tepat tanggal 7 September 2017, dia diwisuda di Curug Tangeran. Lebih tepatnya disebut Pelantikan Perwira Transportasi.



Aku tidak dapat lagi membendung rasa haru, suka, dan kebanggaan atas perjuangannya. Dia lulus dengan sangat memuaskan. Bentuk atas kesyukuran itu, kami bertiga, aku, bapak, dan kakaknya  datang mendampingi prosesi pelantikannya.

Ini adalah pengalaman pertama kami. Bagi yang biasa mengikuti proses pelantikan semacam ini, mungkin itu adalah hal biasa, tetapi bagi kami adalah peristiwa yang luar biasa. Juga bagi sebagian besar orang tua taruna, tampak dari sinaran-sinaran kebahagiaan yang memancar dari setiap mata para orang tua, juga senyum semringah  yang tiada henti-hentinya.

Tidak sedikit yang mengusap air mata haru. Puncaknya adalah ketika para orang tua diperkenankan maju ke lapangan untuk mencari anaknya dan mengalungkan plakat ke leher anaknya.
Kami berlarian memasuki lapangan dan mencari anak kami. Saat menemukannya, aku tidak dapat lagi membendung kebahagiaan dan keharuan, aku memeluknya sangat erat. Dan seperti biasanya, dia balas memelukku sambil tersenyum kalem.






Satu lagi keberhasilan dalam mengasuh, membimbing, dan mendampingi putraku. Walaupun jalan yang akan ditempuhnya masih sangat jauh, namun paling tidak satu episode baru telah rampung diselesaikan dan akan menuju episode-episode berikutnya.
Semoga ini awal keberhasilan-keberhasilan selanjutnya.

Selalu kuingatkan, bahwa setinggi apapun pencapaian pendidikanmu, pekerjaanmu belumlah apa-apa jika dibandingkan pencapaianmu dalam meraih ridho-Nya. Karena sesungguhnya mendapatkan ridho Allah swt jauh di atas segalanya.










Maka ketahuilah, anakku!

Puncak dari kepuasanku dalam mendidik dan mendampingimu adalah ketika kalian wahai anakku menjadi anak soleh, seperti doa-doaku di setiap akhir salatku, di keheningan malam dalam sujudku.


                                         "Robbi hablii minash shoolihiin.”

“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.”

                                                                                         (Q.S. Ash-Shaffaat: 100).

25 comments

  1. Si bapak begitu sayangnya sampai khawatir. Sang anak tahu bagaimana menghadapi orang tua yang terlalu khawatir.

    ReplyDelete
  2. Masya Allah, terharu bacanya kak 😢
    Semoga sukses selalu buat anak ta.

    ReplyDelete
  3. Aduh mbak merinding saya bacanya, antara ingat masa lalu dengan ibu yang telah tiada dan juga menyongsong masa depan dengan putra putri kami. Semoga sukses selalu menyertai putranya ya mbak, doakan juga agar kami bisa mendidik putra putri kami dengan baik dan bisa menjadi kebanggan kedua orang tuanya amin

    ReplyDelete
  4. Aamiin, semoga kesuksesan juga menyertai mbak dan anak-anaknya. Semoga jadi anak saleh dan saleha. Aamiin.

    ReplyDelete
  5. Terharuku padahal hanya membaca, apalagi kita' yang mengalami. Baarakallahu fiikum, bahagia ki' semua sekeluarga. Semoga saya juga bisa menantarkan anak-anak menjadi orang-orang yang shalih(ah)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Doa dan ikhtiar ituji yang saya lakukan Dek.

      Delete
  6. Saya terbawa suasana kak, ingatan saya pada almarhum bapak semakin kuat. Sukses dan bahagia selalu untuk kita semua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Sukses juga buat Enal yah. Jangan lupa selalu kirimkan al fatihah untuk almarhum bapakta.

      Delete
  7. Selamat kak eh Bunda hehehee.. Pasti bangga sekali yah. Tapi salut sama anaknya yang tidak mengeluh dengan prosesnya. Karena jujur aja pengaderan kampus aja gemblengannya ampun-ampunan. Tapi bener, aku dulu disiksa senior tapi sekarang gak pernah menyesal, justru merasa memang saat itu saya perlu digembleng.

    ReplyDelete
  8. Deh kakaaa menangis ka baca ini. Utamanya saat moment mencari ananda untuk dikalungi plakat. Banggata iti sebagai orang tua di kakaa. Selamat yaa. Semoga Allah terus memuliakan kaka dan keluargan Aamiin Allahumma Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi yang langsung menyaksikan, deh terharu sekali. Aamiin terima kasih doata Dek. Doa yang sama untuk anak-anakta.

      Delete
  9. Selamat ya Bunda telah mengantarkan anaknya melewati satu phase kehidupan. Semoga ilmu yang didapatkan ananda menjadikanya orang yang bermanfaat bagi banyak orang

    ReplyDelete
  10. saya jadi mewek membacanya. teringat ibu yang kalau ditanya apa resep membesarkan anak-anaknya sepeninggal ayah alm, jawabnya: setiap malam saya doakan kalian kalau salat ka.

    makasih Bunda.

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah, usahanya menempuh pendidikan selama ini tidak sia-sia..akhirnya dilantik ya Bunda.

    Terlihat sekali bagaimana raut wajah semuanya di foto itu..bahagia :)

    ReplyDelete
  12. Bunda Yang Hebat!

    Seperti itulah awal kata saya untuk kak Dawiah dlm mengapreasiasi tulisan ini. Selamar atas segala pencapaian menggirik anak mencapai kesuksesannya.

    Terharu bacanya ka.

    ReplyDelete
  13. Allhmdulillah. Sdah dua Thun berlau, nda dirasa ya kak. Kmarin barusan baca ceritanya Fandi, skarang baca cerita anak yg satunya lagi. Ini anak yg kberapa kak, klo boleh tau?

    Smoga sukses terus untuk smua anak2nya kak 🙏

    ReplyDelete
  14. Ya Allah kak terharu sekali saya baca ini apalagi moment dimana kita mengalungkan plakat ke leher anakta. Semoga sukses selalu anaknya bundaa dan selamat juga untuk bunda!💜

    ReplyDelete
  15. Selamat bunda dan kakak. Banggangnya mi itu di' palagi pas moment ngalungi plakat heuh heuh ~ Saya suka baca tulisanta, seolah-olah sedang baca novel heheh. Sehat selalu bunda 😘

    ReplyDelete
  16. anaknya bunda yang ini beda dengan tulisan sebelumnya di budna yang anakta masuk unhas?
    btw selamat yah bunda atas wisuda anaknya mudah-mudahan sukses selalu, amiinn

    ReplyDelete