Siang
yang cerah, saat aku menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Ada asa
dan suka cita di hati, membayangkan akan bertemu dengan guru-guru hebat yang
berasal dari sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sesama guru yang
terkumpul dalam salah satu program IGI. SAGUSAKU.
Jarak
dari rumahku ke bandara yang sejauh 17,3 km kutempuh tanpa keluhan, padahal
sinar matahari sangat menyengat. Benarlah kata orang, bahwa seburuk apapun
cuaca jika hati kita bahagia maka hati
akan terasa nyaman.
Setelah
berkomunikasi dengan Ibu Dewi Wahyuni, ketua IGI Bulukumba sebagai teman
seperjalanan sekaligus yang akan menjadi teman sekamarku, akhirnya kami
bertemu. Karena memiliki profesi yang sama, cita-cita dan visi misi yang sama,
kami langsung klop.
Ketinggalan Pesawat
Oh
yah, ada kejadian lucu sekaligus mendebarkan, kami ketinggalan pesawat!
Astagfirullah!
Ini
adalah akibat kecerobohan kami. Aku dan Bu Dewi sama-sama sangat ceroboh.
Cobalah dibayangkan, sejak siang kami sudah di bandara, sudah cek in, kopor
kami sudah di bagasi, sudah masuk gate 5, sisa menunggu panggilan masuk
pesawat.
Tetapi
kami ketinggalan pesawat, gara-gara fokus mendaftar GESS via online, kami tidak
mendengar pangumuman keberangkatan pesawat. Saat aku menutup laptop,
sayup-sayup aku mendengar namaku dan nama bu Dewi dipanggil sebagai panggilan
terakhir.
Aku
berseru kaget, “Bu Dewi, itu nama kita dipanggil!”
Kami
lalu berlarian dari gate 6 lalu ke gate 5 kembali ke gate 6. Dan pas tiba di
gate 6, pesawat sudah menarik tangganya.
Alamak! Pesawatnya sudah mulai bergerak.
Dengan
muka memelas, Bu Dewi memohon kepada petugas, “Pak tolonglah pesawatnya disuruh
berhenti sejenak, nanti kami berlari ke sana.”
“Itu
bukan pete-pete Bu.” Jawab petugas
tersenyum lucu.
“He..he…he..,buru-mi itu Bu Dewi.”
Maka
kami memandang pesawat yang membawa kopor kami dengan hati nelangsa.
Da..da..da..
kopor!
Sampai
bertemu di bandara Sukarno Hatta, baik-baik yah di sana.
Menuju Hotel RedDoorz
Jam 19.30
pesawat kami mendarat dengan manis di bandara Sukarno Hatta. Kecemasan yang
melanda hati kami beberapa jam sebelumnya perlahan-lahan mulai sirna berganti
dengan keceriaan. Karenanya kami sempatkan foto-foto, Emak-emak narsis eieuee…
Sambil
jepret-jepret si-lincah bu Dewi, aku ingatkan tentang kopor yang jalan duluan.
“Ingat
kopor kita Bu Dewi, jangan sampai lupa.”
“Iyah
yah, bagaimana kalau kopornya hilang, apa yang terjadi dengan kita?” Tanyanya
cemas.
“Yaaah
… alamat bau de nih badan.” Jawabku santai.
Ha..ha..ha…
kami tertawa lepas, walaupun masih sedikit dumba-dumba.
Alhamdulillah.
Kopor kami sudah diamankan oleh petugas bandara. Terima kasih ibu petugas
bandara yang manis, jasamu tak akan kami lupakan.
Dua
kopor itu “menatap” kami dengan mata sayu, rindu untuk dibelai, ada rasa takut
di matanya. Dan aku menjingjingnya dengan rasa sayang sambil berbisik mesra,
“Tenang saja, aku pasti mencarimu, aku juga merindukanmu, karena di dalam
badanmu tersimpan segala perlengkapanku.” Hiist ..lebay…
“Sesudah
kesulitan pasti ada kemudahan” Inilah janji Allah yang pasti.
Kami
sudah mengalaminya. Pejalanan kami menuju hotel diantar oleh sopir yang baik,
sopan, dan ramah sehingga kami merasa aman dan nyaman. Diantar hingga di depan
hotel, lalu disambut dengan suasana hotel yang teduh, kamar yang apik dan
bersih.
Setelah
istirahat sejenak, aku mengajak bu Dewi ke luar hotel cari makan (hotel tidak
menyiapkan makan. Hiiks).
Rupanya
temanku ini sudah lama diet karbo dan tidak makan di malam hari. Oh alaaa…
gimana dong, aku kan tidak bisa tidur kalau belum makan, ini bawaan lahir Mak.
Mungkin
karena kasihan atau tidak enak hati, maka jadilah bu Dewi menemaniku makan. Dia
makan dengan muka menyesal.
“Maaf
yah Bu Dewi, sekali-sekali langgar janjilah.” Bujukku sambil menyuap habis
capcay pesananku, teh manis panas kuseruput dengan nikmat.
Waduh.. Semoga kejadian ketinggalan pesawat gak pernah jadi pengalamanku, apalagi karena kecerobohan sendiri, hiihii...
ReplyDeleteAamiin, cukuplah kami yang mengalaminya.
DeleteKalau saya pasti panik, ketinggalan pesawat, huhu.
ReplyDeleteAlhamdulillah ada jalan keluarnya, dan baik-baik semua.
Alhamdulillah. Sangat panik dan deg-degan apalagi ganti pesawat yang beda pemberangkatannya sekitar 2-3 jam.
DeleteAlhamdulillah, tetap bisa terbang... Pasti senang bertemu para guru dari wilayah lain. Mengunduh semangat dan ilmu...
ReplyDeleteSubhanallah, luar biasa senang dan bahagianya. Bertemu dengan guru-guru hebat menginspirasi jiwa.
DeleteHuwaaa gk kebayang ketinggalan pesawat kyk apa :(
ReplyDeleteAlhamdulillah kopor2nya selamat dan bisa ketemu lg ya mbak :D
Alhamdulillah, pengalaman yang cukup seru dan mendebarkan. Terima kasih yah sudah berkunjung.
Delete